Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendadak Nangkring Kompasiana dengan Menteri Perhubungan dan Kang Emil

4 Desember 2016   07:20 Diperbarui: 4 Desember 2016   08:45 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cemilan segar di warung Linggar Jati samping Pendopo (pict:dok.pribadi)

Sebanyak 15 orang Kompasianer Bandung akhirnya bisa saling jumpa di Pendopo yang menjadi rumah dinas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil Sabtu (26/11/16) dalam rangka audiensi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, banyak hal yang diungkap namun akhirnya penulis menangkap kesan acara ini semacam curhat – curhatan ala – ala pejabat wabil khusus Kang Emil diantara beberapa masalah yang beliau ungkap : 

-Populasi penduduk kota Bandung bergerak super dinamis setiap hari bahkan setiap saat.

-Dalam penanggulangan dana antara swasta dan pemerintah, berharap ada kebijakan yang mendukung percepatan yang diprioritaskan tentang pembangunan 20 halte – halte. 

-Memikirkan dan mengatur kota Bandung meskipun banyak penduduknya tetapi nyaman untuk ditinggali para mukimin baik yang pemarnen maupun yang ngalong. -Pembangun statiun dan halte – halte menghindari kendaraan (angkutan kota yang semakin berlimpah 

-Bandung Smart City ; cyclingcity dan Bandung Teknopolis 

Para Kompasianer di posisi masing – masing menyimak, sebagian sibuk menggambil gambar dan saya berusaha mencerna dengan sebaik – baiknya apa – apa yang disampaikan Kang Emil adapun tanggapan – tanggapan Pak Menteri terhadap beberapa hal yang akan segera direalisasikannya di Bandung tercinta yang istilah orang tua jaman dahulu kala Bandung itu sesungguhnya “Heurin ku tangtung” (berdesak – desakan karena banyak yang penduduk nya .Sunda) dan kita semua faham seperti kota – kota lainnya Bandung perlimpah masalah. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bareng Kang Emil (pict:dok.pribadi)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bareng Kang Emil (pict:dok.pribadi)
Berkumpul Ruang Arab Sejak jam 08.00 penulis dengan sang adik fxmuchtar sudah berjumpa Bhai Benny, Bang Aswi dan Kang Ali Muakhir akhirnya di sayap kanan gedung kami semua berkumpul menunggu kompasianer Jakarta yang sudah di Bandung sejak malam hari bersama rombongan menteri diantaranya Bang Isjet, Mas Rahab Mas Harry Mas Pendi. 

Cukup lama juga menanti rombongan ternyata Pak Menteri menjumpai Pak Gubernur Kang Aher dahulu baru kemudian Pak Walikota, saat rombongan telah hadir di gedung Pendopo Wali Kota kami diarahkan dan berkumpul di ruang Arab. Kang Emil menyapa semua blogger dan awak media kemudian beliau menjelaskan bahwa gedung pertemuan ini dikenal denga ruang Arab, ruangan yang bertemakan Islam banyak kaligrafi Arabnya bagi yang baru mengenalnya berasa keren pisan jika sudah biasa tentu tidak akan terlalu istimewa. 

sebagian kecil sudut dan ruang Pendopo Walikota Bdg (pict:dok.pribadi)
sebagian kecil sudut dan ruang Pendopo Walikota Bdg (pict:dok.pribadi)
Menurut Kang Emil usia gedung ini sudah sekitar dua ratus tahunan dan di ruang ini saat Bung Karno baru dari Surabaya konon di perjumpakan dengan Ibu Inggit sehingga ruang Arab ini sangat bersejarah. Hadirin di jamu dengan teh hangat dan masing – masing mendapat beberapa cemilan yang secara berangsur dan bertahap oleh masing – masing di santap ringan. 

Kang Emil seakan memanfaatkan momen dengan sigap menyampaikan berbagai permasalahan kota diantaranya tentang pola fikir masyarakat. Kemudian Kang Emil bertutur kembali bahwa : “Salah satu penyebab kemacetan yang tidak beres – beres di kota Bandung karena pola fikir masyarakat, saat ini penduduk beranggapan dengan hidup mapan maka layak memiliki kendaraan dan menghindari menggunakan sepeda padahal saya membaca sejarah bahwa Belanda merancang kota Bandung adalah untuk bersepeda” Maka sepeda dan prasarananyapun oleh Walkot Bandung telah disiapkan meskipun belum memadai, kedepan angkot kendaraan pribadi secara bertahap akan ditata dan diatur dengan cara dikurangi dan bersepeda dijadikan kendaraan primadona. 

keseruan perjumpaan mendadak nangkring bareng KBandung (pict : credit Bang IsJet)
keseruan perjumpaan mendadak nangkring bareng KBandung (pict : credit Bang IsJet)
Kemudian temuan yang penulis dapatkan dari bincang – bincang ringan dengan Ambu Teteh Maria G. Sumitro ; kenapa Kang Emil membuat taman dimana – mana beberapa sebab :

 -Tidak ada dana, konon saat awal Kang Emil memimpin Kota Bandung kas Pemda Kota Bandung itu zero mau melakukan apa jika tidak ada uang membuat taman itu relatif murah di banding harus membangun jalan jembatan atau gedung sekolahan 

-Trik mencari dukungan masyarakat agar peduli dengan problem kota Bandung 

cemilan segar di warung Linggar Jati samping Pendopo (pict:dok.pribadi)
cemilan segar di warung Linggar Jati samping Pendopo (pict:dok.pribadi)
-Menata kota supaya lebih nyaman dan menyenangkan banyak fihak Linggar Jati Warung Mie Kompasianer Nangkring di tutup dengan kumpul bareng di warung mie linggar jati yang melegenda, penulis mendapat info dari Teh Maria G. Sumitro. 

Lokasinya tidak terlalu jauh dari Pendopo berjalan ke arah gerbang dan menuju ke timur yaitu jalan Balong Gede no 1 dengan suka – cita kami masing – masing memesan mie sesuai minat, dan es dengan berbagai macam rasa. 

bunda-58436118329773b00fc8bd97.jpg
bunda-58436118329773b00fc8bd97.jpg
Dari obrolan sambil menyantap hidangan yang semua telah mendapatkan pesanannya Bang Isjet dan Bang Aswi bersemangat merancang acara yang akan diselenggarakan di bulan Desember lokasi di Bandung, pasti di tunggu oleh kami Kbansung dan suka sekali jika kedepan lebih memberikan manfaat lagi. Jangan mendadak, membingungkan lho Bang . . . ! 

Sabtu 3 Desember 2016 M Bandung, Sabtu 26 Shafar 1438 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun