Dini Djohan membuka pertanyaan awal, “apa yang menjadi latar belakang Mbak Dewi menulis dan sekarang telah menghasilkan banyak novel”.
Sang novelis menjawab riang bahwa sejak kecil dirinya gemar menghayal, di fikirannya muncul drama – drama dan macam – macam khayalan yang bertumpuk tumpuk dan penting di bagikan akan tetapi belum tahu cara membagikannya.
Ketika SMA ia belajar secara otodidak dan melatih diri dengan disiplin termasuk membaca karya – karya penulis yang bagus kemudian penting memiliki ‘bank’ idea.
Bank ide bukan hal yang sepele karena idea bertebaran di mana – mana jika tidak diikat maka akan terlupakan dan hilang.
Supernova yang pertama khususnya macam – macam puisi yang dituliskan dalam novel tersebut berasal dari bank idea.
Saat penulis bertanya “Bagaimana menjaga stamina supaya badan tetap bugas sehingga bisa menulis dengan lancar”
- Kita hidup harus seimbang antara menjaga fisik juga spiritual, karena penulis rentan stress bahkan bunuh diri jika tidak bisa menjaga keseimbangan
- Miliki komitmen yang kuat, karena sering banyak godaan saat menggarap Supernova 6 terjadi juga gejolak dalam batin saya untuk menganggap end saja di supernova 5 namun Dee mengungkapkan kita perlu mendobrak perangkap – perangkap yang ada di fikiran kita.
- Disiplin, Dee menulis rata – rata dalam sehari 3 – 4 jam setelah itu bisa mengasuh anak, ke pasar dan kegiatan – kegiatan komunitas di usahakan
- Olah Raga yang sesuai dengan kondisi tubuh dan usia, makan dan minum yang baik dan istirahat yang cukup, buat saya begadang sambil meminum kopi bergelas – gelas hehehe . . . sangat saya hindari.
Penulis belum membaca satupun buku yang ditulisnya setelah ini penting berburu semua edisi, menurut salah seorang teman dekat jika beli satu paket katanya sich lebih murah. #Cabut #Supernova
“Secantik – cantiknya kalian semua, ah aku bawa anak” hehehe . . . Pidi Baiq berkomentar nakal saat semua berkerubung disekitar dirinya, dan iapun meng aku dan aku dari setiap lontaran kata – katanya yang kesana – kemari.
“Pidi kenapa kamu hitam”
“Biarlah aku hitam agar tidak cepat kotor”