Salah satu pertanda bulan September adalah hujan yang berkepanjangan, beruntung sabtu kali ini (17/09/2016) meskipun semalam – malaman hujan hingga usai shubuh akan tetapi menjelang siang isyarat lebih baik udara cerah dan kami dapat bertebaran di seantero kota Bandung dengan membebaskan diri tanpa menggunakan payung atau jas hujan.Menembus jalanan pagi yang segar menuju In & Out Eatery ‘cussya’ ke Wayang 2 Burangrang Bandung terasa ringan dan hangat sehangat saat mengikuti acara Fashion Revolution In Digital World disamping kami blogger BDG berasa bahagia dapat berjumpa dengan para komunitas, bisa terbayangkan hadirin adalah remaja – remaja kece berkerudung rapih dan modis Hijab yang dikenakan mengikuti Tren Fashion menebar aroma harum.
Dua orang MC pria Deden Delicious dan Wildan Halwa excited bingit memandu acara dengan celotehan – celotehan bengal kadang sedikit ngawur #abaikan.
Fashion Salah Satu Pembangun Budaya
Acara dari awal hingga penutupan berjalan smooth dan lancar, beberapa catatan penting tentang Baju Muslim ada hal mendesak perlu kita renungkan dan kaji ulang yang sempat diungkap Kang Asep Wahyudi sebagi owner ethica fashion beliaunya mengungkapkan tentang landasan fashion bukan semata – mata bisnis mengumpulkan fulus ada satu aspek tentang spiritualitasnya.
Semoga ini Ustadz beneran (umat sering terjebak dan tertipu oleh para tokoh dan motivator skala nasional yang pada akhirnya kecewa dan kecewa). Setelah terkagum – kagum dengan kata – kata dan pemikiran yang bergerak ‘viral’.
Lanjut . . . ya.
Kang Asepnya tampak ceria juga menyapa para hadirin yang dominan remaja putri, Ibu – ibu muda dan Bunda yang sudah sepuh berusaha menangkap energi semangat muda dari para komunitas blogger Bandung.
Paparan Kang Asep Wahyudi diantaranya bahwa: “Fashion membangun aspek budaya dengan landasan spiritualisme dan berujung pada ketaqwaan pada Allah Swt” dari landasan inilah Toko Online Busana Muslim miliknya di kembangkan hingga memiliki 124 agen dan resseler seluruh Indonesia.
Penulis sangat tergugah dan sependapat dengan paparan Kang Asep karena usaha apapun jika berakar pada landasan kokoh ketaqwaan pada Allah bisa jadi secara syare’at di alam dunia merugi habis – habisan namun secara hakekat memperoleh keberuntungan yang kekal dan abadi.
Subhanallah . . .
Lho rugi gemana ? mari bersama – sama mengingat bahwa kita semua sedikit memahami tentang kisah Ibunda Siti Khodijah adalah seorang konglomerat perempuan di tanah suci Mekkah dengan popularitas dan harta berlimpah, keseluruhan miliknya habis tidak bersisa demi meraih ketaqwaan pada Allah SWT, kemudian Dia memberikan jaminan Syurga, tentu berhitung untung rugi sesuatu yang alamiah.