Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berangkatlah ke Sekolah dengan Tabah Anakku, Kecintaan Ayahanda

18 Juli 2016   06:19 Diperbarui: 18 Juli 2016   12:51 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pict : dok.pribadi ( bersama bungsu Dzul Afaren Nasreen)

Dzul Afaren Nasreen adalah puteri kecintaan Ayahanda karena saat akhir hidup sang   lelaki 4 Februari    dengan setia mengantar si bungsu diiringi riang serta penuh bangga.  

Diciuminya puteri kecil kami ini yang baru duduk di kelas dua SD berseragam putih merah dan kerudung berwiron indah terkesan anggun seperti Malaikat yang baru saja turun dari langit Nya yang ada di atas awan.

Ayah sering mengisahkan tentang lambaian tanganmu diiringi senyum manis itu baginya adalah energi dunia maha dahsyat dan kemudian iapun penuh minat mengantarmu dan mengantarmu lagi anakku.

Sepagi jam tujuh, Bunda harus mengajar di SMP sehingga Ayahlah yang memiliki kesempatan mengantar itu.

Afarenpun lebih sering menolak jika diantar oleh selain Ayah terkesan lelaki setia inilah yang bersekolah sepagi jam enam telah mandi dan berdandan necis dengan iket kepala yang sering bertengger manis diantara rambut keritingnya.

Pagi ini engkau masuk kekelas empat . . . . !

Tanpa Ayah yang mengantar dengan cinta dan setia, tiada Bunda yang membangu n energi pagi karena tengah dalam perjalanan ziarah ke makam Ayah

Bangunlah anakku,

hari mulai berangsur terang, dan beberapa nomor kakakmu telah Bunda hubungi tanpa suara.

Baiklah segera mandi, berkemas dan sarapan secukupnya agar terjaga kesehatanmu.

Tidaklah penting bersedih 

karena ketiadaan Ayah dialam nyata ini, sang Nabi Agung Muhammad SAW saat dilahirkan Bundanya tak sekalipun mengenal wajah Ayahandanya.

Tidaklah penting bersedihkarena saat pertama masuk sekolah Bundamu tiada disisimu anakku.

Sang Nabi Agung Muhammad SAW telah ditinggal Ibundanya saat usia menginjak enam tahum.

Berdukalah ananda karena engkau harus berjuang melawan malas mempelajari huruf demi huruf ayat – ayat suci Nya

Sangat penting bersedih jika engkau tidak peduli menghafal Qur’an suci warisan sang Nabi Agung.

Berangkatlah kesekolah pagi ini ananda dengah tegar tabah dan ceria, masih banyak kakak perempuanmu yang siap mengantarmu

Bunda mendoakan dari lingkungan keluarga Ayahmu pagi ini.

Dan . . . Bunda akan kembali segera ke makan Ayah untuk berpamitan siang ini menuju Surabaya.

Prajekan, 13 Syawwal 1437 H / 18 Juli 2016 M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun