Dzul Afaren Nasreen adalah puteri kecintaan Ayahanda karena saat akhir hidup sang  lelaki 4 Februari    dengan setia mengantar si bungsu diiringi riang serta penuh bangga. Â
Diciuminya puteri kecil kami ini yang baru duduk di kelas dua SD berseragam putih merah dan kerudung berwiron indah terkesan anggun seperti Malaikat yang baru saja turun dari langit Nya yang ada di atas awan.
Ayah sering mengisahkan tentang lambaian tanganmu diiringi senyum manis itu baginya adalah energi dunia maha dahsyat dan kemudian iapun penuh minat mengantarmu dan mengantarmu lagi anakku.
Sepagi jam tujuh, Bunda harus mengajar di SMP sehingga Ayahlah yang memiliki kesempatan mengantar itu.
Afarenpun lebih sering menolak jika diantar oleh selain Ayah terkesan lelaki setia inilah yang bersekolah sepagi jam enam telah mandi dan berdandan necis dengan iket kepala yang sering bertengger manis diantara rambut keritingnya.
Pagi ini engkau masuk kekelas empat . . . . !
Tanpa Ayah yang mengantar dengan cinta dan setia, tiada Bunda yang membangu n energi pagi karena tengah dalam perjalanan ziarah ke makam Ayah
Bangunlah anakku,
hari mulai berangsur terang, dan beberapa nomor kakakmu telah Bunda hubungi tanpa suara.
Baiklah segera mandi, berkemas dan sarapan secukupnya agar terjaga kesehatanmu.
Tidaklah penting bersedihÂ
karena ketiadaan Ayah dialam nyata ini, sang Nabi Agung Muhammad SAW saat dilahirkan Bundanya tak sekalipun mengenal wajah Ayahandanya.
Tidaklah penting bersedihkarena saat pertama masuk sekolah Bundamu tiada disisimu anakku.
Sang Nabi Agung Muhammad SAW telah ditinggal Ibundanya saat usia menginjak enam tahum.
Berdukalah ananda karena engkau harus berjuang melawan malas mempelajari huruf demi huruf ayat – ayat suci Nya
Sangat penting bersedih jika engkau tidak peduli menghafal Qur’an suci warisan sang Nabi Agung.
Berangkatlah kesekolah pagi ini ananda dengah tegar tabah dan ceria, masih banyak kakak perempuanmu yang siap mengantarmu
Bunda mendoakan dari lingkungan keluarga Ayahmu pagi ini.
Dan . . . Bunda akan kembali segera ke makan Ayah untuk berpamitan siang ini menuju Surabaya.
Prajekan, 13 Syawwal 1437 H / 18 Juli 2016 M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H