Kenapa Kang ? kenikmatannya hanya cukup dengan nasi penuturan ringkas tanpa uraian Bunda saving saja tanpa komentar karena belum menyantap dan merasakannya.
Akhir Ramadhan 1437 H, kami sekeluarga sudah pada letih mempersiapkan hari raya fitri berbelanja membuat lontong, opor ayam dan beberapa jenis masakan cukup melelahkan.
Saat maghrib tiba sudah kurang selera untuk menyantap hidangan yang telah di masak sejak siang hingga menjelang maghrib, Bunda berfikir masih belum secara serius menyantap besengek ikan pindang tongkol yang menurut penuturan Kang Rifki resep turun temurun khusus di lingkup keluarganya beliau.
Konon baru tahun ini di launching dan dipasarkan secara lebih meluas agar bernilai ekonomis, namun memang rasa seperti di negeri atas awan yang Bunda lakukan bukan hanya nasi dan besengek akan tetapi plus mentimun, kerupuk udang, kecap manis dan saos tomat.
Sedang opor sedikitpun tidak / belum tersentuh, mungkin besok akan di santap bersama keluarga dan besengek masih tersisa separoh bungkus dihemat – hemat akan kami bagi rata untuk di satu syawal.
Cara membuatnya pengen mereview juga akh . . . jika kesempatan memungkinkan dan resepnya bisa di tumpah ruahkan untuk khalayak, meskipun pasti akan berbeda.
Momen akhir ramadhan kali ini tidak lupa Bunda haturkan do’a bagi semua :
🌾Ya . . Allah kabulkan shaumku di bulan ini sesuai dengan ridha - Mu dan ridha Rasul - Mu . . .
Sehingga cabang - cabangnya kokoh karena fondasinya . . .
Demi junjungan kami : Muhammad dan keluarganya.