Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menata Cara Shalat Kita - #Perintah Berzakat 01

17 Juni 2016   05:58 Diperbarui: 17 Juni 2016   07:35 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zakat Pasti Bertumbuh

Sebagai makhluk Allah yang sangat lemah dalam makna yang cukup naif yaitu ‘enggan’ dan ‘malas’ kita semua merasakannya, jangankan untuk melaksanakan shalat malam bahkan untuk rutin menegakkan shalat lima waktu saja banyak kendala yang menghalanginya.

Penghalang – penghalang itu muncul dari tingkat kesadaran yang rendah tentang dahsyatnya hari pengadilan akhirat, dahsyatnya hari penghisaban dan dahsyatnya alam mahsyar (hari dikumpulkannya seluruh makhluk) atau keawaman tentang alam barzakh, saat jasad sangat terkait dengan berbagai pesona kehidupan dunia maka menegakkan sholat seolah tidak penting lagi.

Enggan dan malas menjadi kalimat yang paling tepat bagi diri yang tidak patuh dan taat atas ketentuan Allah SWT dan belum menyaksikan secara spiritual individual ke Maha Hebatan Allah yang menyentuh jiwa yang paling dalam.

Secara detail sesungguhnya banyak sekali yang cukup menyentuh apapun yang  ada  disekeliling kita tentang penciptaan tumbuhan, manusia binatang melata dst. Namun mungkin tidak memiliki daya kejut dan daya dorong yang cukup kuat. 

Maka sesungguhnya sentuhan Allah SWT kepada jiwa yang paling dalam bisa dalam berbagai bentuk apakah kita menyaksikan bencana Tsunami dengan mata kepala sendiri tentang betapa sangat hebatnya All ah menggiring kapal dari lautan hingga daratan sejauh hampir 10 km, atau bencana gempa yang mengerikan memporak porandakan satu kampung tanpa menyisakan makhluk hidup satupun juga.

Sentuhan – sentuhan model demikian sangat berbekas, akan tetapi kekuatannya tidak berapa lama kemungkinan satu tahun telah pudar.

Allah Maha Rahman dan Maha Rahim pada hamba Nya, maka diciptakanlah satu waktu yaitu bulan Ramadhan rerata tiga puluh hari penuh yang tepat untuk menata dan mengintrospeksi diri dalam hal ibadah ritual, baik yang siang hari demikian yang malam hari wahyu Nya yang cukup panjang :

QS. Muzzamil - Orang yang berselimut (73) : 20

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya engkau berdiri (melaksanakan shalat) kurang dari dua pertiga malam atau seperdua malam atau sepertiganya dan demikian pula segolongan orang – orang yang bersama kamu dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali – kali tidak dapat menentukan batas – batas waktu – waktu itu, maka Dia menerima taubat kamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al Qur’an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasan dari sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar pahalanya dan mohonlah ampun kepada Allah ; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tambahan Wawasan : ----- p.

Al Qur’an Dan Tafsirnya Jilid X Juz 28 – 29 – 30

Yogyakarta : PT. Dana Bakti Wakaf UII, Desember 1990

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun