Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Fiksi Kuliner] Nostalgi Coto Makassar Dari Kepulauan Selayar

6 Juni 2016   22:41 Diperbarui: 6 Juni 2016   22:53 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku memperhatikan dengan seksama apa yang dilakukan Daeng Udji, tentu saja tidak ingin satu langkahpun tertinggal dan berusaha merekamnya secara sempurna dan kelak menyadi salah satu ketrampilang yang menjadi kebanggaan buat mengenang perjuangan Daeng Udji di laut lepas.

Air Beras yang Paling Kental

Sesungguhnya Daeng Udji sudah menyampaika bahwa menggunakan air cucian beras disamping lebih nikmat berbeda dan tidak perlu menggunakan santan, ia segera menyiapka kira – kira 2.5 kg beras pada cucian pertama hanya alakadarnya membuang kotoran yang mengambang di permuakaan air, kemudian pada cucian kedua ia mengaduk – ngaduk beras sehingga airnya seperti warna susu.

Maka saat itulah ia tuangkan kedalam panci yang bersih dan di endapkan sejenak, gabah yang masih mengambang dialirkan dan di buang, air yang mengandung endapan inilah kemudian ia tuangkan kedalam tumis yang mulai mengharum, akibat beberapa rempah seperti daun jeruk yang telah sama – sama ditumis.

Daging,  Ati,  Jantung,  Usus  dan  Babat

Salah satu keunggulan Daeng Udji iapun memperhatikan pola makan beberapa saudara tuanya, bagi mereka yang resiko tinggi disiapkan daging sapi tanpa lemak dan disarankan tidak menyantap, babat, usus, jantung juga hati sapi tentu saja kandungan lemaknya cukup berbahaya.

Finishing dilakukan Daeng Udji di dapur kami yang cukup dengan ventilasi udara semuanya ia atur dengan sangat teliti dan detail.

“Daeng . . . , aku akan mencatat dengan baik dalam ingatan, terima kasih sudah mewariskan resep ini dan pertanyaan terakhir, bagaimana cara tidur Daeng dilautan lepas tanpa alas dan tanpa berbaring”.

Daeng Udji menatapku sabar dan sambil tersenyum menutup hari itu dengan satu ayat yang juga aku kenang selalu akan dirimu Daeng, mengutip satu wahyu Allah SWT ;

“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat dan Dia menjadikan siang untuk bangun dan berusaha”.

QS. Al Furqaan (25): 47

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun