Nothing is too high for a man to reach, but he must climb with care and confidence
( Tidak ada yang terlalu tinggi untuk dicapai manusia, tetapi ia harus berani mendaki dengan hati-hati dan percaya diri )
Sekitar empat puluh lima tahun yang lalu penulis telah membaca puluhan komik atau ceritera bergambar buah karya HC. Andersen yang penuh dengan imajinasi dan terasanya ketika itu betapa sangat ajaib bahkan ketika membacanya terasa sangat menakjubkan seakan apapun yang di tulisnya memberikan sensasi tersendiri.
Saat itu sekitar tahun 1971 dan usia penulis sekitar sembilan tahun, belum mengetahui bahwa sesungguhnya HC. Andersen adalah kelahiran Denmark hidup sekitar 1805 – 1075 tidak terlalu pentinglah bagi gadis cilik yang tidak diperkenankan membaca komik dengan alasan bahaya.
Entah bahayanya dimana banyak membaca komik HC. Andersen akan tetapi yang paling utama bagi Bapak dan Mamah sebagai kedua orang tua penulis jika telah masuk jam 11.00 semua jendela dan pintu di kunci wajib tidur siang terutama hari Ahad.
Anak kecil harus tidur siang tidak boleh bermain dan kelayapan di rumah tetangga itu prinsip bagi keduanya, antara Bapak dan Mamah kompakan memeriksa semua jendela apakah betul – betul telah terkunci.
Beberapa waktu memang tidak membangkang dan sangat patuh namun diusahakan menanti saat Mamah dan Bapak dianggap telah terlelap kemudian mencoba membuka kunci jendela dengan perlahan agar bunyi gesekan besi yang berbentuk panjang jika bergeser akan berderit lumayan kencang itu tidak menarik perhatian keduanya, pelanggaran ini dilakukan demi mendapatkan satu hingga tiga komik HC. Andersen yang akhirnya bisa membaca dalam diam dan bersembunyi mengendap – endap penuh kekhawatiran.
Usai membaca agar Bapak dan Mamah tidak mengetahuinya maka kasur kapuk jaman dulu diangkat dan semua komik yang sudah dan belum di baca diletakan di tengah – tengah kasur yang kira – kira tidak terjangkau oleh tangan Bapak dengan Mamah analisa di otak jahilnya kalaupun disingkapkan kemungkinan besar tidaklah akan terlalu dalam hingga menyangkau karya – karya HC. Andersen sebagai salah satu kenikmatan berkhayal di jaman itu.
Hingga menginjak usia SMP masih tanpa henti membaca HC. Andersen yang diperoleh dari hasil pinjaman anak – anak tetangga memang agak jauh jika diukur kaki mungil anak usia SD dan kadang menyewa di taman bacaan dari hasil menyisihkan uang jajan kadang berhari – hari menahan tidak membelanjakannya.
Alternatif bacaan yang menarik adalah kisah Nirmala dan Oki pada lembaran khusus Majalah Bobo, sedemikian populernya majalah tersebut bahkan disewakan juga di taman – taman bacaan mini yang cukup populer terkadang juga antri untuk mendapatkannya.
Saat ini semua komik yang telah dibaca kisah – kisahnya telah hilang ditelan lupa baik urutan kisah secara global apalagi mendetail tergerus usia namun nama HC. Andersen melekat kuat sepertinya tidak akan bisa di didelete.
Yang paling penting dari semua itu bahwa kemudian kebiasaan membaca terus berlanjut dampak abadi dari kegemaran membaca komik HC. Andersen bahkan ada obsesi yang masih di pendam ingin menjadi penulis ceritera anak – anakmimpi itu tengah dipahat beriringan dengan membangun dinasti kepenulisan di lingkup keluarga besar penulis.
Baiklah mencoba membangun sebuah dinasti kepenulisan yang tidak terlalu mentereng dengan landasan logis dan aqidah yang kokoh, bahwa menulis adalah perintah Allah dan perintah Rasul dengan kalimat ringkas : “iqra” dan kalimat pembuka “Nuun Walkalami wamaa yasturuun” kedua potongan ayat ini sangat cukup mendasar asumsi jika menjadi penulis ceritera anak tidak kesampaian misalnya karena dijemput Malaikat maut dalam waktu dekat, berharap salah satu dari putera dan puteri menangkap cita – cita dan harapan ini.
Menyebarkan Virus Positif Menulis
Sesungguhnya ketrampilan dan kepandaian menulis tidak bisa instan sim salabim abra kadabra sebagaimana salah satu lafal mantera Nirmala yang menjadikan sesuatu seketika itu juga dalam beberapa bacaan khayalan yang sama – sama kita kenal.
Senyatanya ketrampilan menulis disamping mesti diasah dengan ulet dan tekun sangat penting terus membaca berbagai jenis buku atau bahkan link url demi mengupgrade diri, untuk mewujudkan satu obsesi yang rada imposibel saja rasanya akan tetapi biarlah semoga waktu akan menjawabnya.
Mari kita wujudkan secara bertahap saja dahulu dengan saling share info dan motivasi di lingkar pertama apapun event yang tengah diluncurkan pada blog keroyokan bernama Kompasiana, baik secara manual memberitakannya atau mention khususnya melalui jalur facebook.
Bahkan bagi penulis dua tahun belakangan ini dengan bergabung pada komunitas blogger Bandung, banyak event penting juga menarik bila sesuai waktu maka layak hadir, dalam perjumpaan demi perjumpaan berbagai wawasan pasti akan di dapat dengan gratis dan bersahabat baik dari narasumber pilihan atau dari sesama blogger yang lebih senior.
Cinta Membaca Suka Menulis
Setelah dewasa penulis sempat beberapa kali menanyakan bahayanya membaca komik dan sejenisnya, memang Bapak dari tujuh putera dan puteri ini tidak pernah terbuka dan terus terang, menjawab pertanyaan puteri sulungnya yang sedikit selenge’ an.
Jawaban yang ia berikan adalah gerakan dinamis yang tak pernah henti membaca beribu kitab dan beribu naskah – naskah kuno juga termasuk pengetahuan populer dan beberapa ensiklopedi sejarah, terkesannya beliau kerasukan membaca dan kemudian menuliskannya dengan bahasa seorang guru inteletual, berat aroma teksbook cukup ringkih bagi otak lelet yang enggan menyusuri ruang – ruang perpustakaan tentu saja tanpa gambar atau ilustrasi . . .
Bagi penulis cukup melihat cover dan membaca judulnya kemudian membawanya kerumah seneng saja memiliki koleksi karya tulis sang Bapak berjejer diantara beberapa buku yang sempat di miliki.
Meskipun gaya bahasa tulisan Bapak terkesan teksbook akan tetapi karya beliau cukup berlimpah bisa dihimpun oleh almarhum suami tercinta pada link Bang wiki Akun Bapak menggunakan nama asli beliau Muchtar Adam,
tercatatlah pada blog Kompasiana bergabung 29 Nopember 2009 dengan 35 tulisan, blogwalking beliau lakukan hampir setiap hari dan posting status kapan beliau mau dan sempat maka akan muncul status dan picture tentang kegiatan – kegiatan hariannya.
Semangat menulis buku dan ngeblog di Kompasiana sesungguhnya terus membara, kendalanya sering lupa password saat ingat adakalanya Kompasiana muncul dengan kalimat internal error, bersabar saja menanti hingga pulih dan akhirnya lupa akan publish apa saat muncul dorongan ngeblog.
Penulis akhirnya terdorong juga ngeblog di Kompasiana setelah lama ngeblog di Multiply kemudian semua tulisan di MP hanyut entah tidak tahu kemana rimbanya, dorongan dari putera ke dua Dzulfikar Al’Ala diantaranya ia sempat ngobrol ringan ketika liburan di Bandung sesungguhnya ucapan – ucapannya lebih ditujukan pada adik – adiknya, “Mas Upi dengan ngeblog di Kompasiana memperoleh banyak keuntungan terutama bisa jalan – jalan ke beberapa tempat itu jika tulisan kita terpilih”.
Dzulfikar memang termasuk salah satu kompasianer yang aktif dan semangat hasilnya ia ketiban rezeki program terakhir yang sempat ia ikuti adalah kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2015.
Maka akhirnyapun penulis bergabung di Kompasiana pada 27 Juli 2014 secara bertahap pelan tapi pasti akhirnya kendati baru 180 tulisan dengan tulisan bersifat gado – gado saja namun ada satu tulisan yang cukup fenomenal
Berjudul : “Kearifan Global Bernama Pendidikan Sebagai Penjaga Keselamatan Lingkungan” berdasar feeling sesungguhnya tulisan tersebut biasa – biasa saja yang luar biasa adalah hokikeberuntungan yang singgah dan mampir pada nasibnya salah satu kompasianer dengan link url Intan Rosmadewi sehingga mengantar ke Batu Hijau Newmont NT .
Paling tidak dengan keberuntungan itu menjadikan penulis terus bertahan di Kompasiana mewujudkan cita – cita dan obsesi yang di pendam cukup dalam, kini berusaha di gali untuk memikirkan peluang peluang kedepan.
Lebih utama lagi semangat dan virus centa menulis kami tebarkan pada semuanya, si adik ini pun terus menggalang kekuatan agar lebih banyak lagi orang suka menulis, karena otomatis seorang penulis harus juga menjadi pembaca yang rangguh.
Adalah adik ke lima yang juga selalu mendorong untuk menulis di blog ia dikenal dikalangan blogger dengan panggilan fxmuchtar bergabung di Kompasiana pada 02 November 2011 dengan jumlah artikel sekitar 249 pencapaiannya adalah sebagai travel bloger detik 2014
Passionnya ke travel bogger sehingga di 2014 tercatat sebagai Traveler Bogger 2014 detik travel
Di Kompasiana banyak tulisannya mengundang ratusan klik akan tetapi satu tulisan yang ini mengundang sekitar 25 576 klik dengan komentar tajem serta menusuk dan dahsyat disini pembaca dapat mendekteksi karakter kompasianer yang galak – galak.
Dzulfikar yang telah bergabung sejak 09 Juni 2010 dengan jumlah 517 artikel dan menjadi langganan juara lomba nulis di Kompasiana termasuk memiliki kesempatan mendapat undangan ke Batu Hijau masuk dalam kelompok Newmont Batch IV sedang Bundanya diundang karena tulisannya terpilih masuk dalam kelompok batch V adapun salah satu tulisannya yang mengundang lebih dari seribu klik ini.
Adik Dzulifikar yang ketiga gabung di Kompasiana pada 19 Agustus 2014 dan saat ini ber jumlah 98 artikel benama lengkap Fawwaz Ibrahim
Tulisan terakhirnya adalah Taman Nasional Baluran Keindahan Savana Bekol . . ..
Di rumah ia dipanggil dengan sebutan Kakak dengan posisi sebagai putera kelima penulis, dan iapun menghasil beberapa tulisan ciamik diantaranya :
Si Cullun ini masih memiliki energi lebih untuk menuliskan tentang kenangan ayahnya yang telah wafat
Sedang Dzulfikar sering mengatakan pada penulis sebagai Bundanya bahwa ia belum memiliki kekuatan yang prima untuk menuliskan kisah tentang Ayah, jangankan menuliskan tentang Ayah, memandang foto diri Ayah baik di FB yang rutin muncul picture kenangan, serasa ditikam dan diiris iris. Sedih
Pada 30 April 2015 sekitar 24 hari setelah Ayahnya wafat maka bergabunglah adik kelima Dzulfikar Radhiyyah Mardiyyah dengan jumlah artikel artikel yang telah ia tulis sebanyak 40 judul ; sesungguhnya sangat diluar dugaan karena puteri kami yang kedelapan sudah terlebih dahulu gabung, namun stagnan merasa terlalu sibuk dengan persiapan masuk ke PT.
Tampaknya beberapa hal yang mendorong Didi menulis disamping dorongan dari kami ( Dzulfi, fxmuchtar, fawwaz dan juga penulis ) karena ia seperti kami semua berduka yang mendalam atas wafat Ayahandanya juga tulisannya tentang Ayah dan juga tentang Bundanya.
memang akhirnya menulis jadi semacam pelampiasan dari duka nestapa yang mendalam bagi keluarga besar kami.
Didi ( panggilan sehari - hari ) termasuk produktif dalam menulis salah satu dorongan cukup dahsyat ia aktif di komunitas kompasiana Malang dan memang sangat di luar dugaan kemudian ia bersahabat akrab dengan Desol Desi, ajaib !
Padahal Bundanya termasuk penggemar tulisan - tulisan fiksi hasil karya Desol Desi yang menjangkau imajinasi luas bahkan kadang liar seolah tanpa kendali. Radiyah puteri kami beruntung tersambung dengan penulis fiksi yang cukup tenar, dan perlu bersyukur bergabung dengan Bolang yang aktif menggelar program.
Masih dalam satu garis, keturunan salah seorang putera Bibi dari penulis juga gabung di Kompasiana, biasa kami memanggilnya Hafiz dengan tulisan - tulisan mengarah pada persepak bolaan, bahkan menurut Ibunya 'gila' bola, salah satu karyanya "Robin Memang Diplot Sebagai Figuran"
Beberapa crew cilik kami yang masih pemula adalah Hannah Siti Hajar Karimah, ada Zahra gabung di Kompasiana pada 06 Februari 2016 dengan 10 artikel ia puteri sulung fxmuchtar dan ada Farwah gabung dengan Kompasiana pada 21 November 2015 dengan 2 tulisan, Farwah juga salah satu puteri sulung dari adik penulis yang ke tiga.
Maka keseluruhannya dari mulai Bapak Muchtar Adam dengan puteri sulung plus suaminya yang telah wafat dengan status sebagai kompasianer, fxmuchtar puteranya yang ke lima dengan keenam cucu beserta Hafiz hore . . . ada sebelas kompasianer dalam satu keluarga besar.
Penulis sudah memikirkan dan merambah menjadi penulis kisah - kisah anak itu tidak mudah, beberapa tengah di lakukan, yaitu :
- Mengkoleksi Buku buku Cerita Anak - anak
semenjak si sulung hadir pada 1983 penulis telah memilih dan membeli beberapa cerita anak, disamping sebagai alat bantu jika berceta pada anak juga memang membeli dan memiliki buku lebih awet dan bermanfaat dibandingkan jika membli maenan selain buku.
- Berkenalan dan Mencari Tahu dengan hal – hal yang terkait dunia kepenulisan ceritera anak.
Mengenal lebih dekat dengan penulis cerita anak diantaranya Ali Muakhir dan Benny Ramdhany, meskipun tidak secara spesifik namun mencoba mengintip tulisan - tulisan mereka berdua bahkan lewat facebook dan watsapp cukup mudah mengetahui berbagai kegiatan menulis keduanya.
- Menjadi penulis kisah anak – anak baru sebatas penjajagan walaupun baru melangkah kecil satu langkah saat ada event menulis Fabel berjudul Nameul Waheet, banyak kendala yang dirasakan akan tetapi obsesi diendapkan semoga Allah mudahkan.
- Mengumpulkan beberapa ayat dalam Al Qur'an tentang beberapa jenis binatang seperti Lebah, Semut, nyamuk gajah dan anjing juga beberapa jenis binatang melata yang disebut sebut dalam al Qur'an.
obsesi itu akan disimpan rapih sambil terus berjalan dan melangkah mengayuh demi mewujudkan harapan, meskipun tidak sebanyak karya imaginatif HC. andersen namun berminpi untuk sepert HC. Andersen saja pastikan HC. Andersen tersenyum, ada seorang Ibu tua mengikuti jejak dirinya, dan bukan komik.
gambar : Puteri Putih Salju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H