Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Tertipu Oleh Kehidupan Dunia

6 Mei 2016   08:39 Diperbarui: 6 Mei 2016   08:45 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

duapuluh milyar . . . apaan ni

Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. QS. Al Hadiid (57) : 20

Pernah suatu hari ada tayangan di salah satu TV swasta para pengacara baik yang laki – laki maupun perempuan dengan penghasilan yang dirahasiakan besarannya akan tetapi memiliki koleksi ini ono itu bahkan si Ibu pengacara dengan lembut ramah dan kece’ mempertontonkan kloset dari bahan batu giok di beli dari China tetanggaannya bangsa besar ini.

Permisaah di Endonesyaa . . . ini tidak sekali dua bahkan hampir setiap hari menikmati hidangan kemewahan para artis dan pejabat bahkan ada siapa semisal seorang janda dan suami mudanya yang artis mereka dengan pakaiannya yang super mahal dan glamour, assecories mutiara permata emas putih hingga batu akik, rumah tas hingga helikopter yang tidak bakalan terjangkaulah bagi kebanyakan masyarakat kita ini magh imposible saja permisyaah !!

Mengundang decak kagum dan hebring saja rasanya dan kita berkomentar : “mereka hebat bisa punya penghasilan dan penghidupan sedemikian berlimpah ruah . . . “ katanya beberapa status yang sedikit lebay “kapan mereka seperti kita”.

Salah seorang putera penulis yang baru kelas 7 SMP berkomentar dan bertanya : “Bund, ini para pengacara kelakuannya kayak begini masuknya ‘pamer’ atau apa ya dalam pandangan ajaran Islam dosa ngga Bund ?”.

Saya sebagai Emaknya harus menjawab hati – hati juga pada anak seusianya 13 tahun dan masih akan selalu bertanya dengan berbagai kejadian – kejadian sosial disekelilingnya.

Memang Rasulullah selalu menandaskan dan menekankan bahwa amal seseorang tergantung ‘niat’nya masing – masing baik itu yang nyata atau bahkan yang tersembunyi bahkan yang memang disembunyikan saking merasa ‘malu’ pada Allah sebagai sandaran di kehidupan dirinya dunia dan akhirat.

Akan tetapi paling tidak sepuluh tahun belakangan ini terasa sekali fenomena materialistik di lingkungan para pejabat dan artis khususnya dimana peran media sangat dominan menebar budaya hedonis sehingga virus negatif juga sangat berbahaya jika tidak kuat memunculkan berbagai kejahatan semisal perampokan, pencurian penipuan dan lain lain sejenisnya dengan kecepatan daya sebar melebihi kecepatan cahaya mewabah hingga ke desa – desa.

Al Qur’an lewat Nabi Agung Muhammad SAW seribu empat ratus tahun yang lalu telah membentangkan penjelasannya dengan permisalan yang sangat unik, wahyu – Nya Allah SWT :

57-20-572bf4f86c7e61b90f0f3e69.png
57-20-572bf4f86c7e61b90f0f3e69.png

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah – megahan antara kamu serta berbanggan- banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam – tanamannya mengakumkan para petani ; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan diakhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan – Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. QS. Al Hadiid (57) : 20

Lumayan agak panjang akan tetapi kita bisa mencoba merenungkannya kemudian lihat juga realitas disekeliling di kehidupan nyata, memang tidak semua memiliki karakter pamer harta benda yang ia miliki, banyak juga mereka yang terpinggir akan tetapi benang merah yang musti lebih kita

fahami adalah sikap mereka yang membudayakan pamer (saat ini media terasa sangat mendukung) sangat di kecam secara halus oleh pemilik kekayaan bumi dan isinya. DIA membuka pernyataan NYA.

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah – megahan antara kamu serta berbanggan- banggaan tentang banyaknya harta dan anak, . . . .”

Kata “Permainan . . . “ padanan saat ini permainan sama dengan games ; kecenderungan orang bermain games hanya sekedar iseng – iseng saja jika butuh hiburan akan tetapi jika telah keasyikan akan melalaikan dan tidak akan bisa membedakan mana yang prioritas dan mana yang tidak penting.

Diantara yang ‘melalaikan’ :

  • Perhiasan ; berfikir tentang
  • Bermegah megahan baik tentang harta atau banyaknya anak (SDM)

Fenomena pamer harta memang yang terasa saat ini adalah di media elektronik khususnya tipi tipi swasta dan kecenderungannya sah - sah saja.

“ . . . seperti hujan yang tanam – tanamannya mengagumkan para petani ; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. . . “

Perumpaan yang Allah gambarkan dalam ayat ini adalah seorang petani dengan hasil karya pertaniannya, pastinya petani dan hasil taninya lebih dekatlah dengan kehidupan masyarakat kita di seluruh alam ini, di bandingkan dengan kelautan atau pertambangan.

“ . . . Dan diakhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan – Nya . . . “

Pemaparan di ujung ayat ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa mereka yang suka pamer dan tertipu oleh kehidupan dunia yang melalaikan jelas tempatnya adzab yang keras dan pedih kemudian bagi mereka yang berusaha dan berjuang menahan diri untuk tidak bersikap over dalam hal yang diuraikan dalam catatan ini akan mendapat bonus ampunan plus keridhaan Allah SWT.

Salam Jum’at Mubarokan

Ciburial, 28 Rajab 1437 M / 6 Mei 2016 M

QS. Al Hadiid (57) : 20 dari sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun