Jumlah uang sebanyak 115 milyar kemana saja larinya, para bootcamp diajak untuk melihat sejumlah kegiatan sosial diantaranya telah di tulis oleh : Daniel Mashudi “Menjalin Asa Serabut Kelapa” dan Alfonsiul Billy J. “Menengok Proses Produksi Pupuk Kompos”.
Tentu saja para blogger kawakan ini sedemikian cakap menuliskan apa yang mereka lihat dalam perjalanan menuju wilayah sekitar lingkar tambang, pembaca akan penasaran jika sempat mengikuti kata demi kata yang mereka rangkai.
Natural Eksperience
Bukan hanya kisah indahnya pantai – pantai di sekitar lingkar tambang Batu Hijau, salah seorang peserta bootcamp 2015 dengan cukup bijak menatap nilai – nilai agamis yang muncul dan tumbuh dalam diri para pengabdi di wilayah tambang, ada rasa haru dalam tulisan ini :
“saya tersenyum kecut, ketika beberapa orang menyebut para pekerja tambang laksana zombie – zombie hidup. Hidup sepertinya lurus – lurus saja dan tidak ada gairah sama sekali. Namun, kita tidak pernah tahu hati seseorang. Kita tidak tahu kebahagiaan seseorang jika hanya dilihat dari penampilannya saja”.
(BBDT, p.55 )
Apa – apa yang telah di tangkap Dzulfikar Al ‘Ala dalam tulisannya adalah salah satu nilai kemanusiaan yang senyatanya ada di ruang – ruang dan sekeliling kita.
Harris Maulana : Cita – cita, Tabungan dan Ombak Pantai Maluk tentu saja apa yang diungkapnya seperti :
“ombak di Pantai Maluk seakan melambai – lambai mengajak berenang. Tanpa komando, kami semua ramai – ramai menceburkan diri ke laut jernih”. (BBDT, p : 66)
Ah . . . Pantai Maluk memang menyimpan sekian banyak kenikmatan mata menyaksikan potongan surga ini., bahkan ada sensasi khusus tentang Maluk dengan pelepasan tukik hijau disaat jeda kegiatan di perkampungan juga rumah Ibu beserta Bapak Arifin.