Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menukiklah Tukik dari Pantai Maluk Sumbawa Menuju Samudara Luas

4 Maret 2016   22:50 Diperbarui: 4 Maret 2016   23:07 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption=" Melepas Tukik Pict : Lalu Budi Karyadi"][/caption]Nyaris setiap hari tidak ada jeda untuk berleha – leha di acara Newmont Bootcamp batch – V  yang diselenggarakan mulai 14 – 22 Februari 2016 sebagaimana beberapa kegiatan di hari kelima.

Usai menuntaskan beberapa jadwal hari itu  ( Kamis 18 / 02/ 2016)  masih tersisa satu kegiatan yang perlu kami semua merasakan betapa penting setiap individu peduli dan sadar pada lingkungan dan alam sekitarnya,  demi lestari dan berlanjut hajat anak cucu kelak di masa yang akan datang.

Kami semua  melepas  tukik,   cuaca agak sedikit mendung  di pantai Maluk.  Inilah salah satu program yang menjadi kegiatan paling menyentuh rasa dan kesadaran kemanusiaan penulis sebagai seorang ibu dari banyak anak baik putera dan puteri.

[caption caption="Melepas Tukik di Pantai Maluk Pict : Lalu Budi Karyadi"]

[/caption]

Sangat terasa dan terbayang betapa seekor tukik berusia sekitaran 4 bulan memandang lautan lepas dengan pandangan nanar,  takut dan khawatir dimatanya.  Trenyuh dan terasa masih menempel pandangan mata tukik yang cemas menyambut kenyataan yang tidak pasti !

Sebelum di lepas anak penyu di beri santapan  akhir sekenyangnya agar kuat menuju laut lepas demikian penjelasan Pak Arifin dan kemudian membagikan satu ekor tukik    kepada  semua peserta Newmont Bootcamp,  untuk  segera di lepaskan.

Ketika  tukik – tukik itu enggan melaut tentu saja masing – masing dari kami memberikan spirit agar anak penyu ini segera menyambut ombak,  dan saat ombak menghapiri . . .  kami semua bersorak mengucapkan salam perpisahan,  pantai Maluk menjadi saksi lepasnya 20 ekor tukik.

Secara khusus penulis berdo’a :  “semoga kalian tabah, menjadi besar dan jika betina,  kembalilah kepantai manapun juga untuk segera bertelur”.

[caption caption="Tukikpun menukik menuju laut, pict : Iqbal Kautsar"]

[/caption]

BEBERAPA  JENIS  PENYU

Pak Arifin mengungkapkan,  sesungguhnya ada sekitar tujuh jenis penyu di dunia ini, akan tetapi yang saya tahu hanya empat, yaitu : 

-  Penyu Hijau  ( chelonia mydas )

Penyu ini hidup di semua laut baik tropis maupun sub tropis, sedangkan di katakan penyu hijau karena warna lemak terletak dibawah cangkang mereka berwarna hijau.

-  Penyu Sisik   ( Eretmochelys Imbricata )

Paruh yang melengkung dan bibir atas yang menonjol yang membedakan penyu sisik dengan penyu lainnya dan bentuk badan yang datar, warna akan berubah sesuai temperatur air

-  Penyu Lekang  ( Lepidochelys Olivacea )

Konon penyu lekang hampir mirip dengan penyu hijau akan tetapi memiliki kepala lebih besar bila di bandingkan dengan penyu hijau.    

-  Penyu Belimbing   ( Dermochelys Coriacea )

Satu – satunya jenis penyu langka dan raksasa dengan bentuk tubuh agak bersisik seperti belimbing dan berkepala lebih kecil bila di bandingkan dengan jenis penyu lainnya. 

Penyu hijau banyak di temukan di pantai – pantai Indonesia, di Sumbawa ini banyak terdapat di daerah Talonang,  sedikit ke Selatannya Sekongkang,  Pak Arifin berkisah kepada penulis by phone seakan saya faham tentang seluk beluk Sumbawa.

[caption caption="Persiapan Melepas Tukik, pict : Ikbal Kautsar"]

[/caption]

Tapi biarlah mari kita lanjutkan penjelasan salah satu tokoh masyarakat di Maluk ini.

Talonang merupakan Pantai yang paling disukai penyu – penyu itu untuk berlabuh, transit dan bertelur disana bahkan jika musim betina penyu bertelur rata – rata satu malam ada sekitar sebelas ekor penyu yang datang.

Penyu hijau rerata bertelur 100 – 200 butir,  bahkan Pak Arifin sempat mendapatkan hingga 212 butir telur  penyu hijau.  Sesungguhnya penyu belimbing bisa bertelur hingga 300 butir akan tetapi jarang sekali penyu belimbing ini singgah ke pantai,  agak susah juga kita temui penyu belimbing di laut.

Penyebab penyu belimbing jarang ke pantai disamping memang penyu ini langka,  jenis ini memang paling specifik dibanding dengan yang lainnya panjang sekitaran 2.75 m dan bobot hingga 400 kg.,  bahkan saat penulis googling penyu belimbing bisa mencapai berat 900 kg.

[caption caption="Bak penyimpanan sementara, pict : dokpribadi"]

[/caption]

Dengan bersemangat Pak Arifin menggambarkan penyu belimbing yang menakjubkan ini,  kata beliau penyu belimbing memiliki bentuk yang agak persegi empat dan ada sedikit sisik kekuning – kuningan,  entah ya kapan lagi kami akan menemukan penyu belimbing ini, karena binatang inipun termasuk satwa yang sangat dilindungi.

Pak Arifin sangat mengetahui bahwa ada peraturan pemerintah yang melindungi penyu belimbing ini, mari kita googling.

CARA PENYU BERTELUR

Secara sederhana Pak Arifin menjelaskan dengan ringkas bahwa penyu pada musim bertelur akan naik ke pantai,  ia akan mencari tempat yang paling aman, terkesan mengendap – ngendap dengan tubuh yang tampak seperti berat.

Cara – nya yang sedikit penulis fahami . . .

Berawal :

-  Dengan sirip depan ia akan membersihkan pasir kotor di permukaan sedemikian telaten.

-   Penyu akan membuat ruang tempat meletakkan telur – telurnya dengan sirip belakang

-   Sang penyu akan bertelur  dengan cara berbaring ; ( amphun Gusti Allah !! )

-    Setelah tuntas bertelur, maka ditutup telur – telur tersebut dengan pasir menggunakan sirip belakang terakhir ditimbun dengan sangat rapih menggunakan sirip depan

Karena Pak Arifin memang menggeluti puluhan tahun kehidupan para tukik anak penyu dan penyu yang akan bertelur menjadi sangat hafal budaya binatang lembek dengan jalan lamban dan terkenal khasiat minyaknya.

Merajalelanya perburuan penyu khususnya di Indonesia karena dijadikan bahan dasar kosmetik,  dagingnya di buat sate dan cangkangnya untuk asecoris . . .     

[caption caption="Mencoba Berani Tukik Menukik, pict : dok Iqbal Kautsar"]

[/caption]

PENYELAMATAN  PENYU DI LINGKAR TAMBANG 

Penyelamatan satwa langka khususnya di pantai – pantai lingkar tambang menjadi komitmen PT.NNT yang di jabarkan dalam Renstra tahun 2009 – 2013

Sekedar mengutip dari halaman 12 tentang :

Landasan Isu Strategis dan Bidang Utama (Ruang Lingkup) :

4.  Pertanian,  Kelautan dan Parawisata.  Bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan dan masyarakat di sekitar lokasi parawisata melalui beberapa program antara lain :  bantuan peralatan dan sarana produksi pertanian dan nelayan peningkatan nilai tambah produk,  optimalisasi pengelolaan pariwisata dan promosi pasar.

Jika saja penulis mencoba mengkaji butir renstra ini khusus nelayan terkait dengan penyelamatan penyu,  sebagaimana obrolan dengan Pak Arifin,  beliau menyaksikan bahwa komitmen PT. NNT  tersebut dijabarkan setiap tahunnya  dengan melepas 5000 – 10 000 tukik pertahunnya, dengan asumsi jika dari 100 yang di lepas hanya satu yang selamat dan menjadi induk,  maka sekitar 100 penyu terselamatkan, kontribusi ini bekerja sama dengan masyarakat sekitar yang membangun komunitas pengumpul telur penyu.

Dari komunitas pengumpul telur  penyu inilah terjadi perputaran ekonomi masyarakat khususnya di wilayah Talonang cukup signifikan dan dengan demikian apa yang di jabarkan dalam renstra secara bertahap tujuan pemberdayaan nelayan akan tercapai.

[caption caption="Menanti saat melepas tukik di Pantai Maluk, pict : dok pribadi"]

[/caption]

Sedangkan Pak Arifin sebagai salah satu mitra dan mantan pegawai PT.NNT bangga dengan kegiatan sehari – hari memelihara tukik sehingga bisa di lepas ke laut bebas.

Diseberang telpun Pak Arifin berteriak,  girang mengajak penulis dengan ringan :

“Hai . . . Intan,  Bapak tunggu kapan – kapan  kamu ke Maluk kita menyaksikan pergerakan para penyu itu di malam hari  menuju pantai pantai sekitar Talonang”

Ah . . . Pak Arifin ajakan yang sungguh bersahaja dan menggetarkan.   

[caption caption="Diiringi doa melepas tukik, pict : Iqbal Kautsar"]

[/caption]

Referensi : 

Newmont Nusa Tenggara. Rencana Strategis 2009 – 2013  Pengembangan Masyarakat di Kecamatan Maluk, Jereweh dan Sekongkang. Comdev Depart : 2011

Buka –  Bukaan  Dunia Tambang

Bandung 

Sabtu  25 Jumadil Awwal 1437 H

5 Maret 2016 M        
 Picture : Ikbal Kautsar  dan Lalu Budi Karyadi

Tulisan SEbelum ini :

MENIKMATI HIDANGAN SEA FOOD 

SALAHKAH BILA TAILING DISIMPAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun