Setelah menikah Ayah Yulia berkarir keliling kampung mereparasi radio transistor kala itu termasuk barang mewah, kendati ia berusaha bertahan hidup dengan anak dan istrinya namun jiwanya sudah tidak dirumahnya lagi akhirnyapun bercerai.
Adapun salah satu tetangga Yulia adalah Rumi, Â menjadi sahabat dari sejak kecil hinggapun akhirnya berjumpa saat di Perguruan Tinggi , Â dalam kelompok teater yang dijamannya menjadi primadona kegiatan kemahasiswaan.
Rumi hidup secara urakan dan sa ena’e dewek akibat kehidupan keluarganya yang tidak harmonis karena salah satu sebab Ayah Rumi sebagai pengusaha limun botolan mengalami kebangkrutan.
Pergaulan Yulia dan Rumi, adalah cerminan kehidupan remaja kala itu, tidak bisa disejajarkan dengan Galih dan Ratna dalam Novel remaja jamannya Edi D. Iskandar juga beda jauh dengan kisah Dilan dan Milea karya Pidi Baiq. yang menjadi tren remaja tahun ini.
Tentu berbeda !
Kisah dari awal hingga akhir sedemikian dinamis dengan sentuhan – sentuhan humor yang tidak dipaksakan, alamiah saja, seperti saat beberapa lelaki yang berkunjung ke rumah Yulia untuk membangun pencitraan dalam rangka menarik hati Yulia, misalnya :
-Â Â Â Â Â Â Â Â Ada yang datang dengan rambut kribo ala Achmad Albar
-Â Â Â Â Â Â Â Â Ada yang datang berpenampilan dengan rambut panjang mirip alm. Gombloh
-Â Â Â Â Â Â Â Â Ada yang datang dengan rambut klimis ala tancho mandom, Charles Bronson
-        Ada pula yang berkunjung dengan penampilan rambut mengkilat separuh lepek mirip Elvis Presley  Â
Keromatisan kisah Yulia dan Rumi dibangun karena keduanya berkomunikasi lewat pesan singkat yang dimasukkan kedalam botol – botol limun milik keluarga besarnya kemudian   disembunyakan Rumi disatu tempat rahasia.