Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Masjid Bait Ar Rahmaan Banda Aceh, Peninggalan Kolonial Belanda    

20 November 2015   23:13 Diperbarui: 21 November 2015   00:11 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="samping mesjid Bait Ar Rahmaan Banda Aceh pic : dok pribadi"][/caption]

Mesjid Bait Ar Rahmaan  Banda  Aceh Peninggalan Kolonial Belanda 

Mendarat di Tanah Rencong seakan hal yang jauh sekali diluar dugaan bagi  #makhluk_udik Bandung coret,  rasa – rasanya kalaupun toh bisa menginjakkan kaki di tanah kelahiran Tjoet Nya’ Din  tidak secepat ini dengan sebab berbagai kondisi yang tengah dihadapi. 

Akan tetapi jika telah kehendak – Nya segala sesuatu sedemikian mudahnya,  hingga mendaratlah di Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh pada 17 November 2015 pada jam 16. –an  setelah melakukan perjalanan marathon dari Bandung menuju Kuala Namu Medan  transit selama tiga jam,  tentu saja bagi  #makhluk_udik Bandung coret ini adalah anugerah yang tiada terhingga dari Nya.

Subhanallah . . . .  Alhamdulillah . . .

[caption caption="Samping Mesjid Nan Temaram indah, pic : dok.pribadi"]

[/caption]

Pertama sekali muncul dalam benak ini, ingin secepatnya berziarah mengunjungi Mesjid bersejarah di Banda Aceh Bait Ar Ramaan dan inipun segera terwujud.

Setelah beristirahat lebih kurang satu jam di wilayah Cot Bagi Blang Bintang Banda Aceh, menjelang isya kami berempat meluncur menuju Mesjid bersejarah itu dan . . . ketika puncak – puncak menara itu tampak dari kejauhan bersorak dalam hati dan berteriak girang.

Akhirnya Mesjid ini bisa penulis kunjungi dan berziarah melaksanakan sujud syukur di kemewahan dan keindahan nyata.

Mesjid memang dalam perbaikan sehingga kami hanya bisa menjejakkan kaki di bagian kecil depan Mesjid, perkiraan penulis bisa menampung 500 – 800 jamaah.

[caption caption="Interior Nan Artistik, pic : dok.pribadi"]

[/caption]

Sebagian besar dibenteng seng demi keamanan pengerjaannya dan ada satu mesin besar seperti crane ( lekatlah ingatan ke Masjidil Haram )

Mesjid Bait Ar Rahman Banda Aceh ini sebagaimana kita saksikan pada tayangan media elektronik seluruh dinding didominasi warna putih bersih dengan pencahayaan yang sangat terang khususnya di dalam ruangan.

Interior keseluruhan Mesjid sedemikian indahnya dengan berbagai ornament Timur Tengah yang khas, lengkung – lengkung yang menyambungkan antara pilar satu dengan pilar berikutnya tertata sedimian apik, detail dan artistic.

Ketakjuban bukan semata karena lengkungan dan ornament demikian lampu kuno

 

[caption caption="Mimbar dengan Aura Kesucian dan kewibawaan, pic : dok pribadi"]

[/caption]

Saifudin Zuhri yang sempat penulis jumpai saat beliau hendak menutup keseluruhan pintu mesjid demi keamanan seluruh benda – benda di dalamnya juga menjaga kerbesihannya, beliau adalah salah seorang muazzin di Mesjid ini.

Dari beliau penulis mendapatkan informasi bahwa   Imam Besar Masjid Bait Ar Rahmaan Banda Aceh : Prof. Dr. H. Azman Ismail MA. Sedang imam – imam kecilnya masih banyak lagi.

Ketika Pak Saifudin menyampaikan bahwa Mesjid ini di bangun pada masa Belanda,  maka meloncatlah fikiran ke kota Bandung.

Jadi Belanda itu di Banda Aceh membangun Mesjid Bait Ar Rahman dan di Kota Bandung membangun Gedung Sate yang juga selain kokoh megah serta indah menjadi kebanggaan kotanya.

Kekokohan Mesjid Bait Ar Rahmaan ini sudah teruji saat Tsunami semua yang lari ke Mesjid selamat, yang hancur hanya tempat wudhu dan salah satu menara agak roboh. Masya Allah . . . .

[caption caption="lampu kuno yang artistik pic : dok.pribadi"]

[/caption]

Mesjid ini memang layak dikunjungi siapapun yang sempat singgah di Kota Banda Aceh sebagai wisata spiritual, aura kesucian bisa kita tangkap jika menyaksikan mimbar,  para jamaah yang melaksanakan ibadah di seputaran mesjid bahkan beberapa orang tekun membaca ayat – ayat Al Qur’an yang bisa kita dapatkan dengan mudah di pilar  - pilar yang di desain sebagai rak penyimpanan Al Qur’an.

Banda Aceh mengingatkan pada seorang pejuang yang masih hidup ruhaninya sepanjang masa Tjoet Nyak yang gagah perkasa.

[caption caption="Pilar - pilar nan kokoh dan tangguh . . . pic : dok.pribadi"]

[/caption]

Salam dan Shalawat pada Nabi Agung Muhammad SAW.

Banda Aceh, Sabtu 21 November 2015 M

Salam Bahagia dunia dan akhirat. Amiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun