Ketika ingatan tersisa hanya sepercik saja
Jumlah rakaat telah hilang
Entah dua atau tiga
Bahkan lima
Â
Ku merayap, menyusuri sel – sel memori
Loker demi loker ingatan kosong tak berisi
Bukan di bawa pergi sang kekasih . . .
Sementara seperti mati suri
Â
Ya Allah Gusti . . .
Hamba terima ini sebagai takdir
Berfikir sujud sahwi adalah solusi
Â
Jumlah rakaat adalah tonggak kecerdasan
Dan . . . kecerdasan itu menurun tak mendaki lagi
Ku merangkak menggapai rakaat demi rakaat
Hanya tangis adalah solusi
Â
Entah dua atau tiga
Bahkan lima . . .
Rakaat demi rakaat hilang pergi
Kusaksikan pertanda lain
Sang peri puteri kecil – kecil halus putih
Melambai – lambai di ujung dahi
Sempat ku katakan :
Â
Wahai peri peri puteri halus putih . . .
Aku rela kau menjadi sahabat diri
Tak kan pernah ku menampikmu
Namun kembalikan rakaatku
Biar tak menjadi beban nanti
Â
[caption caption="pohon yang ditumbangkan picture : dok.pribadi"][/caption]
Â
Â
 Jum'at Mubarokan ; 24 Muharam 1437 H
06 Nopember 2015 M
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H