Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kepada: Neng Usi Saba Kota

11 Oktober 2015   14:35 Diperbarui: 11 Oktober 2015   15:11 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 Ciburial, Oktober 2015

 

Salam . . . . . . . . . . .

Neng Usi,

Agak lama Bunda sempat memikirkan dirimu dengan beberapa alasan

bahkan ingin sekali berkomunikasi membicarakan satu atau dua hal entah dengan cara apa

dan bagaimana sama sekali tidak menemukan jalan keluar.

 

Alasan pertama ;

Sering muncul dalam ingatan tentang perkiraan wajah dirimu seperti apa . . .

di reka–reka tidak mungkinlah rambutmu

berantakan seperti yang muncul di foto profil

pada akun Kompasiana jaman doeloe itu.

Membayangkannya cukup mengganggu juga,

ingat celotehmu dalam beberapa tulisan bernada ‘bengal’ namun,

Bunda sering menangkap kepolosan dan keluguan Usi Saba Kota . . .

 

Entahlah . . . . . . . ( terlalu banyak yang ingin di ketahui tentang dirimu )

 

Neng Usi,

 

Alasan Bunda yang kedua . . .

Mungkin karena kesepian mendalam

sehingga jika klik Kompasiana kesana – kemari mencari tulisan yang sederhana,

menggelitik beraroma nada bahagia dan canda khususnya

dengan mereka yang memiliki ikatan batin yang teramat kuat

sering mencari – cari manaaaaa . . . . Usi, kemana dia . . . .

malah bertambah bingung mending klik closing.

Dan . . . . hanya menjerit dalam doa

demi doa semoga engkau selamat dan selalu sehat,

toh jika tidak malu kuteriakkan namamu :

 

Usi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Plus tangisan Bombay dalam batin saja . . . . . . . . . . . .

 

Alasan ketiga . . . . .

Neng Usi ;

Kita memang tidak pernah berjumpa face to face,

namun Bunda merasakan kedekatan dan kehangatan dirimu

dengan riwayat yang kita ukir bersama tentang dirimu

yang sempat mengadakan event menulis bahasa daerah,  

kemudian memotivasi banyak Kompasianers menulis

dengan bahasa masing – masing daerah

dan kitapun saling komentar juga saling terbahak - bahak

dalam canda jawab tulisan masing – masing.

 

Tentu saja event menulis bahasa daerah itu

menjadi salah satu perekat jiwa Bunda terhadap dirimu . . . . . . .

 

Rasa – rasanya saat itu Kompasiana

menjadi salah satu pantai yang indah dimuka bumi ini,

dengan pasir putih hangat, damai juga aman . . .

 

Pemandangan alam menakjubkan

dan kita semua di bibir pantai itu di beberapa saung

yang berdiri pada salah satu saung pilihan bersama Kompasianer lainnya

sebut Mbak Mike Reyssent,

Mbak Avy Mbak Dahlia . ,

menikmati bajigur bandrek, rebus pisang nangka dan

pisang tanduk yang manis

atau serasa ngaliwet membakar ikan tuna

atau tongkol hasil tangkapan nelayan – nelayan disekitar pantai Kompasiana . . . .

jangan lupa ngulek sambal yang ekstra pedsnya.

 

blash . . . . . . . . ( imajinasi #makhluk_udik Bandung coret !! )

 

Neng Usi Saba Kota . . . .

Gelisah di batin ini segeralah hilang . . .

Ketika sempat mengetok-ngetok pintu hatimu,

dirimu membisu entah sebab apa,

dan kemudianpun kita terpisah.

Senyata nya memang kita terpisah jauh . . .

 

Ada khabar – khabar miring

tentang dirimu lalu mau di konfirmasi kemana . . .

 

Inbox yang menghilang itu,

memang bagi Bunda sungguh merepotkan meskipun ada email . . . .

akan tetapi kecepatan kita saling bercengkrama

rahasia

dan amat pribadi mudahnya ada inbox.

 

Neng Usi,

Semoga surat Bunda ini sampai pada dirimu

diantar oleh merpati – merpati putih jinak

yang berterbangan di hutan – hutan kota ciptaan dan rekayasa makhluk bumi,

atau bahkan diantarkan

oleh semilir sejuknya angin padang ilalang lembah – lembah hijau

yang sempat kita kunjungi bersama di alam ruhani.

 

Salam Bunda, untuk seluruh keluarga yang engkau cintai.

 

Peluk hangat dari jauh yang tiada tersentuh raga.

 

Doa . . . dan doa

semoga selalu menjadi kekuatan buat kita kelak

melaksanakan perjumpaan yang menjadi harapan.

 

Tertanda

                                                                                     Bunda : Intan Rosmadewi

 

 

 

NB : Ikuti Even Surat – menyurat di Sini

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun