[caption caption="suasana sungguh asri bersih nyaman dan segar pic : dok. fawwazIbrahim"][/caption]
Siapapun yang sempat berkunjung ke Eco Camp, jika kemudian ada peluang kembali untuk bisa hadir akan merasa terpanggil dan tidak menolak datang memenuhi panggilan ruhaninya.
Ruhani itu suatu hal yang hakiki, suka dan cinta kedamaian keasrian keteduhan dan kesejukan, kebersihan plus kesehatan demikianpun keindahan.
Di Eco Camp ruhani kita memperoleh suplai nutrisi itu : keindahan penataan lingkungan yang tidak seberapa luas, kebersihan yang dijaga oleh semua fihak yang terkait, kesejukan dan keteduhan dampak dari persahabatan yang di bangun dengan alam dan benih – benih cinta persahabatan sebegitu tertangkap nyata tidak direkayasa dan dibuat – buat demikian padu.
[caption caption="makanan sehat salad dengan variasi sauce, pic : dok.pribadi"]
Untuk yang ketiga kali penulis dapat berkunjung ke Eco Camp tanpa rencana dan tanpa di duga, hal yang spontan juga instan. Adalah fajr muchtar yang meminta agar #makhluk_udik Bandung coret bisa mewakilinya datang ketempat ini dengan tanpa kejelasan, karena saat ditanya :
“memangnya di Eco Camp ada acara apa sehingga sebegitunya saya harus hadir”
“tidak tahu juga acara apa, usahakan hadir saja . . .”
Eeaa . . . lah . . . .
Karena ingat Eco Camp dengan keasrian dan pesona tanamannya : “ya . . . coba saya usahakan” demikian jawaban di tilpon ketika si adik mengharapkan sang kakaknya agar datang.
Sampai di lokasi Eco Camp penulis mengungkapkan kepada penerima tamu bahwa kedatangan kami adalah mewakili Fxmuchtar atas undangan Eco Camp ; khawatir para pengelola Eco Camp bimbang karena ada orang yang tidak di undang ko tega datang . . . . . . . .
[caption caption="makanan pokok dan khas daerah, pic : dok.pribadi"]
Sang petugas penerima tamu ‘bingung’ dan iapun mencari salah seorang panitia di sekitar Eco Camp, seketika berjumpai dan menyampaikan pesan si adik plus menanyakan ada acara apakah gerangan ( berani datang, tidak tahu situasi #masa_maudiamsaja.com )
Maka salah seorang panitia yang menemui kamipun menjelaskanlah bahwa di Eco Camp hari ini ada Pasar Minggu produk makanan sehat dan makanan khas daerah dalam rangka penutupan program “To Be A New Green Leader : Saratoga Way of Sharing” untuk para peserta pelatihan guru/pakar pecinta lingkungan dari seluruh Indonesia
Pelatihan telah dilaksanakan tanggal 25 September - 5 Oktober 2015 selama 11 hari dengan materi kece’ – kece ‘ ini dia . . . . sebagaimana penulis unduh dari webnya eco camplearning
www. ecolearningcamp.org
[caption caption="suasana rindang di lingkungan Eco Camp Learning, pic : dok fawwazIbrahim"]
Materi Utama :
Hari 1 (25 Sept), Jumat : Pengantar (Pola Hidup Ekologis) dan Membumi
Hari 2 (26 Sept), Sabtu : Simposium Pachamama : ATD
Hari 3 (27 Sept), Minggu : Pendidikan Nilai
Hari 4 (28 Sept), Senin : Active Hope : Menjadi Green Leader
Hari 5 (29 Sept), Selasa : Earth Care : Pertanian Organik dan Masa Depan
Pangan
Hari 6 (30 Sept), Rabu : Off
Hari 7 (1 Okt), Kamis : TOT Pola Hidup Ekologis
Hari 8 (2 Okt), Jumat : Green Building dan Eco Neighbourhood
Hari 9 (3 Okt), Sabtu : TOT Simposium Pachamama : ATD
Hari 10 (4 Okt), Minggu : Eco Learning Camp
Hari 11 (5 Okt), Senin : Kesimpulan dan Penutup
[caption caption="sayuran dan sauce untuk salad pic : dok. prinadi"]
PASAR KAGET
Penulis di temani si culun Fawwaz Ibrahim yang kebetulan bisa mengantar Bundanya ada yang sangat urgen sehingga hanya sehari ini ke Bandung, meringankan melihat – lihan display yang tertata dengan tertib, ada barisan makanan sehat diantaranya salad, dengan tampilan menarik warna – warni sayuran dan tomat dengan macam – macam sauce dipadu padan antara mayonaise yoghurt juga irisan tomat.
Makanan pokok dari NTT ditampilkan nasi jagung dan jagung bose yang terdiri dari : kacang tanah, kacang merah dan kacang hijau dimasak dengan santan, melihat tampilan jagung bose ini memang penulis agak asing juga, namun jika mengingat bahan – bahan tersebut tentu saja makanan ini sebagai sumber protein nabati yang kaya manfaat.
Sedang display buku tampak dari Mizan dan Kanisius, souvenir – souvenir kecil di pajang dan ditawarkan juga aneka hasil kebun Eco Camp yang tampak hijau – hijau dan sehat seperti bawang hijau, sawi, pepaya dan macam – macam lalapan.
[caption caption="Eco Camp nan hijau dan asri, pic : dok. fawwazIbrahum"]
UNIKNYA ECO CAMP LEARNING
Peran serta Eco Camp terhadap masyarakat dan lingkungan Pakar khususnya dan Desa Ciburial secara menyeluruh mungkin jika ukuran dan hitung – hitungan matematis akan terasa sulit di deskripsikan, namun bagi penulis paling tidak ada satu nilai yang mengendap kuat dalam memory yang semoga ini dapat di share juga kepada semuanya lewat pengalaman berinteraksi dengan pengelola Eco Camp.
Bulan Ramadhan 1436 H penulis bersama fxmuchtar juga bisa hadir dalam acara buka bersama dengan masyarakat sekitar Pakar Desa Ciburial bahkan saat itu Bapak Kepala Desa Ciburial hadir dengan menyampaikan sambutan positif atas kiprah Eco Camp.
Acara berlangsung relatif sederhana dan dihadiri oleh sekitar 200 orang masyarakat di sekitar Eco Camp, hari menjelang maghrib dan panitia memberikan pengarahan yang sangat konstruktif dan edukatif secara umum intinya bahwa : “kita semua harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita makan, silahkan ambil makanan dengan bebas harus habis tidak boleh bersisa ; sehabis makan tidak meninggalkan sampah . . . semua cuci piring dan gelas masing – masing”.
Dalam hati magh . . . ada tawa ada takjub ;
eum . . . . undangan suruh cuci piring dan gelas masing – masing hehehe . . .
Okelah kalau begitu . . .
Sebagai seorang Bunda sudah menjadi rutinitas mencuci piring dan gelas, akan tetapi Bunda juga ingin tahu bagaimana sikap Fawwaz jika selesai makan.
“Waz, bisa ya piring dan gelas Bunda kamu cuci”
Si culun menjawab geli,
“ hehehe Bund, tadi kata panitia cuci piring masing – masing”
“Bunda pengennya piring dan gelas dicuciin kamu”
Fawwaz merapihkan gelas dan piringnya demikian iapun meringkes piring dan gelas Bundanya, ketika ia menuju tempat cuci piring yang permanen maka penulis mengikutinya penasaran ingin melihat suasana mencuci piring dan gelas berjamaah.
Dapur di Eco Camp dapur super rapih dan super bersih, scanning saja melihatnya kemudian di dekat tempat cucian piring telah berjejer tempat sampah enam kotak, diantaranya sampah plastik, sampah bekas tusuk sate, dan ada khusus sampah bekas paking es cream.
Hingga kini kejadian itu terbayang, nilai itu telah diluncurkan paling tidak kepada sekitar 200 orang hadirin yang melaksanakan buka bersama.
Wajar jika kemudian ada yang berkomentar miring atau negatif terhadap ‘cara’ Eco Camp memperlakukan tamu – tamunya, akan tetapi poin yang penulis tangkap adalah perilaku dan habit masyarakat khususnya di kota Bandung dalam acara pesta – pesta kecil ataupun besar hingga 5000 undangan sepertinya maaf lapar mata kemudian mengambil aneka makanan yang terhidang dengan porsi jumbo dan bersisa di piring masing – masing secara memprihatinkan cukup berlimpah . . . mubazir !!
Mengedukasi banyak orang tidaklah mudah apalagi merubah cara makannya dengan kalimat ‘revolusi’ akh . . . . imposible
Eco Camp melakukan perubahan dengan cara yang sederhana di wilayahnya sendiri menanam nilai . . . ini yang menakjubkan dari mereka.
Salam Hijau dan Rindang
Bandung Juara !
Ahad, 4 Oktober 2015 M
21 Dzulhijjah 1436 H
Jl. Dago Pakar Barat no. 3
Bandung 40198
Jawa Barat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H