dan jika nafar tsani ditambah 21 kerikil lagi untuk pelaksanaan
Jumrah Aqabah, Wustha dan ‘Ula pada tanggal 13 Dzulhijjah sehingga total keseluruhannya 70 batu kerikil.
Â
Para ulama telah sepakat bahwa waktu melempar yang utama dilaksanakan bada dzawal yakni setelah Matahari terbit hingga waktu dzuhur. Lihat disini
Â
Memang dalam ritual penyelenggaraan prosesi ibadah haji ada semacam nafsu masing – masing jamaah siapapun juga mereka ingin melaksanakan ibadah yang terbaik atau paling afdhal akan tetapi tentunya Rasulullah Saw akan memberikan alternatif dan toleransi ibadah yang paling aman dan menyelematkan nyawa, bagaimanapun juga ini bukan merupakan kesimpulan akhir toch dengan kejadian – kejadian memilukan yang sama – sama kita saksikan akhirnya kita masuk dalam kesimpulan alangkah baiknya lebih mengutamakan keselamatan nyawa di banding mengejar keafdhalan waktu menuju Jamarat.
Seperti sepenggal kisah, bagaimana jamaah haji khususnya yang sempat penulis alami saat mereka mengejar waktu bada dzawal dengan tidak memedulikan keselamatan jamaah lainnya.
Seusai Arafah di tahun 1996 penulis bergerak dengan 72 orang menuju Mudzdalifah untuk mabit dan mengumpulkan kerikil, selesai shalat shubuh kami menuju Mina dengan harapan memperoleh bis sebagaimana sebagian telah bergerak menuju Jumrah Aqabah.
Hingga jam enam pagi rombongan sambil berjalan perlahan ke arah Mina, sebagian bergerak membawa jamaah yang diatas delapan puluh tahun, dan sebagian bertanggung jawab membawakan beberapa perbekalan jamaah yang telah sepuh. Ketika waktu menunjukkan sekitar jam 07.40 rombongan yang menuju arah Mina bergerak sebagian yang bisa menumpang bis akhirnya juga semua bis berhenti bergerak muncul rombongan besar sekitar dua hingga tiga ribu orang dari arah Mina dengan garang merangsek jamaah yang hendak ke Mina, mereka tinggi besar berkulit legam bertakbir dan bertalbiyah namun seperti buldoser raksasa tidak peduli makhluk disekitarnya.
Saat itu seluruh perbekalan yang penulis bawa diantaranya dua ember besar berisi macam – macam buah – buahan yang kesemuanya titipan jamaah haji yang sudah sepuh demikian teko pemanas, cangkir – cangkir steanlles berhamburan, juga thermos.
Jika berangkat setelah tahun 1996 hingga 2015 ini pemerintah Arab Saudi menyiapkan air minum panas yang cukup, buah – buah yang berlimpah dan menu makanan yang memadai, jadi jamaah haji menuju Arofah tidak perlu repot membawa thermos dan pemanas air.