Sebagai pemilik url Kompasiana yang menjadi kunci untuk dapat menulis dalam lomba blog, nangkring bareng dan grebek KPK sungguh banyak hal bisa diperoleh manusia udik ini hingga di bangunlah KBandung (Kompasianers Bandung) dimana Bang Aswi menjadi penasihatnya dan kemudian di bangunlah Blogger Bandung.
Sepanjang 2015 entah berapa acara diselenggarakan KBandung dan demikianpun undangan demi undang dilayangkan Bang Aswi secara sangat terbuka mengundang review blog, tentunya perjumpaan para blogger yang sudah berpengalaman dengan makhluk udik yang baru saja belajar banyak sekali mutiara – mutiara ilmu yang diuntai dan dironce dalam dunia kata – kata. Demikianpun kali ini sesungguhnya terasa aneh saja bisa berkeliling menikmati suasana kota Bandung dan sambil menikmati satu paket lengkap yang sungguh di luar dugaan.
Keliling Kota Bandung Di Malam Hari
Usai semua Blogger Bandung berkumpul dan menunaikan shalat maghrib kami bersegera dipandu untuk memasuki Bus ukuran besar mirip satu gerbong kereta api, masing – masing mendapat tempat dengan tertib, kagum terhadap kreatifitas masyarakat Bandung dan kagum terhadap kemajuan teknologi.
Adalah kisah tentang kreatifitas berfikir dari Airlangga sucipto dan Toni Sucipto keduanya adalah pesebak bola Persib, mengembangkan bisnis ini secara kasat mata saja orang udik seperti sayah magh atuh pastinya juga nebak bahwa konsepnya ini perpaduan antara bisnis kuliner gaybar ( -gaya baru- ) dengan wisata keliling kota gaylam      ( -gaya lama- ) ; wisatanya yang gaya lama tapi street gourmet memang sulit juga bagi yang udik – udik seperti saya melafalkannya.
Bus restoran ini dipacu dengan kecepatan 30 km / jam dengan berbagai macam kelengkapan fasilitas yaitu tippi yang menayangkan pidio Bandung tempo doeloe lengkap dengan tour guidenya
Malam ini tour guide kami lumayan cantik dan cerdas, perjalanan street gourmet rutenya dari XL jalan Riau menuju Gedung Sate, Asia Afrika Alun – Alun dan kembali ke kantor, dan mari kita lihat fasilitas street gourmet
- Seat ada 24
Kala merasakannya, memang agak sempit juga spacenya akan tetapi demikian kenyataannya kami merasa bahagia saja termasuk rekan – rekan yang berbobot jumbo.
- Tippi layar lebar
Dalam perjalanan memang beberapa nara sumber memaparkan produk XL terbaru, lebih canggih harga bersaing artinya lebih murah dibanding produk sejenisnya dan bisa dicicil bagi pemilik credit card. Lalu makhluk udik ini dengan adanya fasilitas tippi layar lebar dan tidak bisa menyimak dengan baik dan sempurna karena posisi duduk menghadap kebelakang, mau berbalik rasa terkendala juga punggung ini, jelasnya sakit juga leher. Wach . . . banyak yang lepas penjelasan Bapak – bapak tadi.
- Karaoke
Tidak ada acara karaokean, akan tetapi menjelang akhir acara disuguhi sekitar tiga lagu manis dan manis sekali dari salah seorang biduan.
- Internet gratis / wifi
Karena perangkat hp – nya masih udik, syusyah juga mengakses wifi bahkan sepanjang perjalanan dari jalan Riau, Gedung Sate, Asia Afrika sampai alun – alun sering putus terkadang nyambung lagi ; kebayang saja butuh optimalisasi jaringan ai . . . makhluk udik ini tidak bisa ikutan kuiz, tidak bisa sharing foto selfie dan berselfieh diatas kendaraan itu butuh ketrampilan yang luar biasa meskipun bus street gourmet hanya manteng di 30 km / perjam jadi tidak terlalu bergoncang.
- Restauran