Setelah kembali dari ziarah wada’ ke makam alm penulis dengan salah seorang puteri kami mendapat undangan sarapan dari salah seorang kerabat yang rutin menjamu jika mudik ke Prajekan.
Hidangan yang disajikan khas desa sederhana namun cukup variatif, dan sangat nikmat disantap diantaranya : goreng tempe, tahu dan perkedel jagung, sambal dilengkapi rebusan lalapan oyong, labu plus terong. Ada juga tahu tempe yang di bumbu santan dilengkapi ikan kabben (mirip tongkol, tetapi entah nama populernya . . . ) dan taraaaa . . . mata melotot ada abon pindang ikan tonggol.
Usai sarapan kami bincang ringan ngalor ngidul menumpahkan kerinduan dan yang tidak di lewatkan menanyakan secara detail cara membuat abon ikan pindang tongkol, mungkin ya . . . bisa di coba juga jika ada kesempatan jenis ikan lainnya selain tongkol, ini lah catatannya.
Â
Bahan :
Pindang Tongkol ; ukuran dan beratnya tergantunglah.
Bumbu :
Garam, bawang putih, ketumbar, gula putih dan lombok (cabe merah) dan sedikit santan.
sedikit cuka juga irisan daun jeruk purut ( jika suka )
Cara Mengolah :
Pindang tongkol, tulang tulangnya disisihkan dengan cara di ulek pelan – pelan, jika sudah yakin tulang belulangnya bersih maka diulek hingga lembut bersama bumbu secara bertahap agar merata.
Bumbu dan ikan pindang tongkol yang telah tercampur sempurna di sangray (ini bahasa Sunda) dengan api pelan., untuk penambah rasa gurih masukkan santan kental secukupnya jangan terlalu banyak, cuka sedikit saja.
Jika telah jadi, campurkan bawang goreng dan irisan daun jeruk di mixing pelan – pelan menggunakan garpu.
Para Bunda, Emak – emak juga Ibu – ibu kreatif silahkan mencoba, mungkin hari ini dapat segera di praktekan daripada bengong misalnya menyambut tujuh belasan hanya nonton liputan Nagita lahiran, energi positifnya bisa dimanfaatkan untuk mengolah pindang jadi abon.