Subhanallah . . . Maha Suci Allah dengan segala perbuatan – Nya ; kata – kata pujian kepada Nya, selayak hanya kepada Dia jika kemudian banyak diantara hamba haus akan puja – puji dan sanjungan, secara bertahap selayaknya pula dipupus dari benak kita dengan mengingat, hanya Allah pemilik kata sanjungan dan pujaan.
Marilah kita bersama menyampaikan berbagai harapan yang tiada ujung, dengan menghantarkan do’a ramadhan hari ke dua puluh tiga.
“Ya Allah ! Sucikanlah daku daripada dosa – dosa dan bersihkanlah diriku dari segala aib. Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hatiku, Wahai penghapus kesalahan orang – orang yang berdosa”. **
Poin yang coba kita petik dari do’a ini adalah :
- Sucikanlah daku daripada dosa – dosa
Sebagai makhluk yang maha lemah dan tiada daya bahkan tiada kata yang penting bagi pecinta, hamba ini adalah tempatnya dosa – demi dosa, malu hati jika saja diri ini menghisab sebagaimana Allah menyampaikan langsung kepada kita :
Hanya Allah pemilik segala kebutuhan, selayaknya mohon kepada DIA menganugerahkan kesucian kepada kita, atas barokah Ramadhan :
- Kesucian Jiwa
- Kesucian Jasad
- Kesucian Perbuatan (akhlak)
- Kesucian Turunan
- Kesucian Harta yang kita milik atas kepercayaan dari Nya
- Kesucian Lingkungan
- Kesucian Ruh
Sepanjang hidup cukuplah disibukkan untuk mengelola diri menjaga kesucian, akan sangat sibuk dan tentu tidak sempatlah kita menggali dan mengorek – ngorek kesalahan orang lain. Demikian hendaknya, dan semoga ini menjadi buah dan berkah ramadhan yang paling manis.
- Bersihkanlah diriku dari segala aib.
Harapan membersihkan diri kita dari aib, seiring dan sejalan satu paket komplit dengan permohonan dari kesucian yang telah penulis urai dengan hanya sepintas saja.
Sepanjang kehidupan manusia aib adalah sesuatu yang kita tutup rapih bahkan di frezer disimpen di hati yang paling dalam sehingga menjadi misteri, akan tetapi ada kalanya aib itu memunculkan dirinya dalam bentuk yang paling terang dan jelas realitasnya aib itu menyeramkan dan menakutkan ; wajar harapan yang paling digjaya lari menuju Allah, berharap hanya Allah sajalah yang membersihkan, menutupnya dan meleburnya menjadi sesuatu yang bisa dinetralisir dan hanya kita tatap sekejap hingga bisa melupakannya.
- Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hatiku,
Ramadhan adalah kawah candradimuka bagi peningkatan ketakwaan umat Nabi Muhammad Saw, demikian Allah menciptakan Ramadhan agar hamba Nya memiliki kesempatan merefresh diri sehingga satu Syawwal lahir makhluk baru yang berfungsi sebagai Rahmatan lil ‘Alamiin.
Wahai penghapus kesalahan orang – orang yang berdosa;
Semoga pada Ramadhan kali ini memperoleh pembebasan dosa – dosa yang diproduksi sepanjang, waktu menit dan jam bahkan sepanjang tahun, sehingga akhirnya kita bisa selalu waspada untuk tidak mengulang apa yang dikatergorikan sebagai dosa, dalam kitab Nya al Qur’an Nur Karim kisah Ibunda Siti Maryam dengan Nabi Isa As, adalah salah satu teladan spiritual yang bisa jadi petunjuk dan menjadi contoh kehidupan sebagamana Allah menggambarkan dalam sepotong ayat :
**Diktat Ramadhan. Rumah Al Qur’an dan Hadis Al Musthafa. Jakarta : 1432 H / 2011 M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H