[caption id="" align="aligncenter" width="510" caption="Peserta nangkring PUPR/Dok Teh Ery"][/caption] Meyakininya mudah - mudahan tidak berdosa, bahwa kegiatan #nangkringpupr adalah penyebar virus positif khususnya bagi kompasianers yang berkesempatan hadir dan secara efek domino penyebarannya akan merambah hingga ke pikiran - pikiran terbuka dan berwawasan sosial yang selalu ingin membantu persoalan - persoalan yang tiada putus - putusnya di negeri ini termasuk salah satunya masalah permukiman rakyat. Berdasar dari kekuatan keyakinan dan pemikiran inilah kami bertiga Kompasianers fajrmuchtar , dan Lusijani dari Ciburial desa Babakan Kecamatan Cimenyan memacu si roda dua menuju Turangga menyalip dan menyusul aneka jenis kendaraan yang masing - masing punya kepentingan berbeda, kami berusaha menembus waktu agar sebelum jam delapan pagi sudah dilokasi acara : "Kompasianers Nangkring bersama Kementerian PUPR". Tiga kompasianers dari utara kota Bandung ini, tidak kesulitan sedikit pun juga menemukan kantor yang resik, asri, tertata indah dengan paving block disusun terencana diseputaran lokasi kantor dan pada saat pemaparan oleh Bapak Iwan Suprijanto, ST, MT selaku Kepala Bidang Program dan Kerjasama barulah dapat kami fahami bahwa bangunan bernama Ghraha Wiksa Praniti berpagar dan berdinding benteng tidak terlalu tinggi dikombinasi dengan beberapa jenis tanaman pagar berfungsi sebagai Convention Hall ; Exhibition Hall dan Meeting Room wajar dan tidak berlebihan jika kantor ini berlabel green office terletak di Jln. Turangga no 5 - 7 Bandung. Turangga Exhibition Hall Pada saat sampai di mulut gerbang bagian belakang kami disambut beberapa Satpam yang cukup ramah dan menunjukan lokasi perjumpaan para blogger Bandung @Kompasiana #Nangkringpupr. Suasana sepi, yang pertama sekali kami jumpai adalah salah seorang Kompasianer dari Buah batu (Fajar Hidayat . . . .) ia tengah duduk - duduk menikmati nyamannya sampel rumah kayu RIKA dan kemudian menjumpai Bang Aswi dengan senyumnya yang khas menyambut kami bertiga. Saat kami datang rupanya telah hadir beberapa Kompasianers KBandung di ruang Exhibition Hall, dalam gedung ini telah disiapkan aneka maket miniatur karya cipta dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat - Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman. Bagi yang belum pernah membaca, melihat dan mengetahui karya cipta Kementerian PUPR ini sungguh suatu terobosan yang bukan main akan sangat berguna, hampir semua kompasianers sibuk mengambil gambar di lokasi exhibition dan tidak lupa pula masing - masing dari kami menghimpun seluruh brosur yang telah disiapkan. Brosur dirancang se-komunikatif mungkin, sehingga semua lapisan masyarakat akan dengan mudah memahami apa saja kiprah kementerian PUPR; dan sungguh brosur ini pula yang membantu memahami apa - apa yang telah dijelaskan oleh semua narasumber pada acara nangkring pupr. [caption id="" align="aligncenter" width="454" caption="kompasianer berburu foto dan narsum/dok pri"]
[/caption]
Menyebar Virus Positif Kompasiana PUPR Kami tidak mendapatkan informasi akurat tentang keterlambatan acara yang di pandu Mbak
Wardah Fajri hingga jam 9 lewat, sebagaimana info yang tertera di net kegiatan dilaksanakan. Sambil harap-harap cemas, kami berharap acara segera dimulai karena sudah semakin banyak kompasianers yang hadir. Dengan harapan dan penantian agar acara segera dilaksanakan, akhirnya dimulai juga, saat menunggu karena penulis sendiri belum sempat sarapan dan tampaknya banyak juga Kompasianers yang belum makan pagi dengan terdeteksinya saat kentang kering manis yang sempat penulis bekal disebar diantaranya tidak ada yang menolak satupun juga, demi untuk menjaga stamina sambil menuggu acara di mulai penulis sarapan mandiri. [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="pinjem dokumen khairunisa Maslichul"]
[/caption] Narasumber yang pertama menyampaikan berbagai paparan dan pemikiran adalah
Kepala Bidang Program dan Kerjasama, ( Iwan Suprijanto, ST. MT ) beliau dengan berpijak pada beberapa masalah mendasar diantaranya adalah :
- Indonesia setiap tahunnya membutuh rumah baru ± 800.000 unit, dan berdasarkan data Kementerian PUPR ( 2014 ) jumlah backlog atau kekurangan rumah mencapai hingga 13.5 juta unit
- Pengurangan luas kawasan kumuh perkotaan hanya 10% ; salah satu sebab utamanya adalah pertumbuhan penduduk yang sangat pesat berbanding terbalik dengan daya beli masyarakat yang sangat rendah.
- Akses sanitasi untuk cakupan pelayanan nasional baru mencapai 60,5%,
Maka Pak Iwan menandaskan, berdasarkan tiga poin mendasar tersebut, Kementerian PUPR pada 2015 - 2019 berusaha menargetkan : - 100% akses air minum - 0% luas kawasan kumuh di perkotaan - 100% akses sanitasi Menjadi penanda populernya dengan 100 - 0 - 100 angka cerdas yang menjadi simbol ajaib dan harus dikejar mimpi yang dibangun menjadi bukan sekedar mimpi biasa. Guna merealisasikan target tersebut tentu diperlukan dukungan inovasi teknologi dalam akselerasi program permukiman 100-0-100. Dalam rangka menyebarluaskan teknologi hasil litbang guna meningkatkan kemanfaatan teknologi dalam akselerasi program permukiman 100-0-100, Pusat Litbang Permukiman menyelenggarakan Kolokium Hasil Litbang Bidang Permukiman tahun 2015 dengan Tema " Dukungan Inovasi Teknologi dalam Mewujudkan Permukiman Layak Huni dan Berkelanjutan". (Sumber: http://puskim.pu.go.id/kolokium2015/) [caption id="" align="aligncenter" width="298" caption="dok pri"]
[/caption] Otomatis Pak Iwan yang mewakili Kementerian PUPR hari itupaling tidakdengan adanya
Convention Hall ; Exhibition Hall di Turangga bisa atau wajib narsis dengan implementasi Green Concept dari hasil LITBANGKIM yang ramah lingkungan dan disesuaikan dengan iklim setempat. Aspek Sistem Pencahayaan memikirkan cahaya muncul sehingga desain bangunan benar - benar terang dengan memanfaatkan dan mengoptimalisasikan kekuatan alam dan dikenal dengan istilah
Green Fasade prinsip penataan bukaan untuk pemanfaatan pencahayaan dan penghawaan alami. Demikianpun
Sirkulasi Udara dihitung secara matematis, untuk penataan sirkulasi udara dilakukan pengkondisian udara alami ; inilah optimalisasi teknologi yang ramah lingkungan dimana
Energy Photovoltaic diterapkan dalam rangka pemanfaatan Energi surya untuk pencahayaan. Jangan heran
Green Wall menjadi pendukung penting disini aplikasi green wall sebagai upaya menambah luas area hijau secara vertikal terbumikan dan dapat dibuktikan. [caption id="" align="aligncenter" width="298" caption="dok pri"]
[/caption] Sebagai
masterpiece pemaparan dan uraian Pak Iwan mengungkap tentang teknologi
RISHA, mengimajinasikan nama seorang perempuan cantik, bahkan artis populer namun bukan dia yang di maksud adalah RISHA ringkasan dari Rumah Instan Sedehana Sehat dan berbahasa Paman Sam
"Simple Instant Healthy Houses" beliau menekankan pada hal yang terkait dengan : [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="RISHA/Pinjem dok Tian"]
[/caption]
A. Prinsip Kerja ; Industri komponen, artinya menyiapkan panel - panel bahan dasar RISHA di lokasi yang sudah pasti atau matang sehingga kegiatan pembangunan bisa paralel. Atau
Installing site, modul - modul sudah di buat di bengkel kerja, dan pemasangan dilakukan dimanapun jika site sudak fiks atau siap.
B. Keunggulan ; - Efektifitas SDM, artinya pembangunan RISHA bisa dilakukan hanya oleh tiga orang tenaga kerja yang terlatih dengan waktu yang singkat, kenyataan ini juga mendorong produktifitas kerja dari SDM yang kita miliki. - Aspek Penjaminan Mutu teknologi RISHA, dikarenakan segala sesuatunya sudah dihitung oleh tenaga ahli dan dilakukan secara massal, kualitas bahan di masing - masing wilayah telah di standarisasi - Hemat Sumber Daya Alam - Hemat energi - Hemat Pemeliharaan - Hemat waktu - Ramah terhadap gempa - Membuka peluang lapangan pekerjaan baru, disektor industri komponen bahan bangunan terutama bagi UKM. - Dapat di desain untuk horizontal atau bahkan secara vertikal hingga dua lantai tanpa merubah bagian fondasi.
C. Kelemahan ; - Ukuran denah sangat kaku karena merancang berdasarkan modular yang siap pakai, mengacu pada kelipatan 3m dan 1.5 meter sehingga jika memiliki lahan yang tidak macing dengan ukuran standar modul akan kerepotan juga. - Investasi berpatokan pada hitungan massal, semakin banyak mencetak modul - modul standar maka jatuhnya biaya akan semakin murah, jika hanya membangu satu unit maka akan sangat mahal. Maka secara skala hitungan Kementerian PUPR disarankan paling sedikit membangun 500 unit. [caption id="" align="aligncenter" width="298" caption="dok pri"]
[/caption] Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman ini melaunching Proyek RISHA pada 2004 (sebelas tahun yang lalu ).
Ir Budiono Sundaru selaku
Perekayasa Bidang Perumahan dan Lingkungan sebagai pembicara kedua membahas tentang air, tentu saja keunggulan lainnya yang sangat bergengsi dan membanggakan green building Turangga adalah aspek
Sistem Pemanfaatan Air Hujan, yang secara optimal dimanfaatkan dengan teknologi : -
Unit Penampungan Awal (Intake) -
Water Treatment -
Unit Penampungan Akhir (reservoir) [caption id="" align="aligncenter" width="538" caption="Pinjem dok Tian"][/caption] Prinsipnya apa yang diuraikan Bapak Budiono tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan Bapak Atang Sarbini, ST perbedaannya terletak pada lokasi penerapan, yaitu : Pak Budiono lokasinya adalah kantor Turangga Pak Atang lokasinya DAS (Daerah Aliran Sungai) Citarum wilayah Sungai Citarik Desa Pakuwon Cimanggung Sumedang. Meskipun Pak Budiono masih berkesempatan menguraikan dan menunjukan sistem penangkapan air di green building Turangga, sambil berdialog seru dengan aneka pertanyaan dari para kompasianer. [caption id="" align="aligncenter" width="484" caption="melihat langsung ke lapangan/dokpri"]
[/caption] Seusai pemaparan nara sumber di kantor Turangga pada jam 11 siang lewat beberapa menit kami di pandu Mbak Wawa untuk bersiap menuju Desa Pakuwon Cimanggung Sumedang. Alhamdulillah sebelum menuju wilayah penjernihan air, ternyata para admin sangat memprioritaskan waktu shalat dzuhur, penulis merasa sangat lega sekali dengan kesempatan ini sehingga pada acara workshop di bengkel kerja terasa lebih tenang dan nyaman. Hatur Nuhun dengan perhatian yang religius kali ini. [caption id="" align="aligncenter" width="298" caption="dok pri"]
[/caption]
BALAI PENJERNIHAN AIR CIMANGGUNG Pak Atang Sarbini, ST sebagai Peneliti Air Minum dan Penyehatan Lingkungan dengan uniform blus putih dan celana panjang berwarna donker sebagaimana Pak Iwan dan Pak Budi mereka sama - sama berseragam terasa sangat formil, namun dengan sangat toleran beliau mempersilakan beberapa Kompasianer yang belum makan siang, dengan beberapa kendala yang sempat mereka alami. Maka para Kompasianer dengan suasana rileks menikmati hidangannya diiringi suara air sungai Citarik yang mengalir disepanjang DAS Citarum.
Sumber Air -
Dalam Tanah (Ground Water) Sistem pengolahan airnya lebih sederhana, karena telah terjadi penyaringan air secara alamiah oleh struktur tanah itu sendiri. Tidak terkontak langsung udara bebas yang mengandung zat - zat pencemaran air -
Sumber Air Permukaan ( sungai, danau laut ) Sistem pengolahannya agak berbeda dengan yang GT (ground water) karena air permukaan lebih rentan tercemar sehingga ada teknologi yang dikenal dengan water treatment.
A. Unit Penampungan Awal (Intake) Dikenal juga dengan unit sadap air (intake), sebagai penampungan air dari sumber airnya menggunakana Barsceen sebagai penyaring awal dari benda - benda yang ikut tergenang dalam air seperti sampah, kayu dan benda - benda lainnya.
B. Water Treatment Air diproses dengan beberapa perlakuan : Tahap Koagulasi ; pada tahap ini air dari penampungan awal diproses dengan menambah zat kimia tawas (alum) atau zat sejenis, dengan menggunakan sistem mixing atau pengadukan, tujuannya untuk mengahncurkan partikel - partikel yang menyebabkan air menjadi keruh.
Tahap Flokulasi ; gumpalan - gumpalan kecil dijadikan partikel - partikel gumpalan menjadi yang lebih besar sehingga dapat mengendap dengan sendirinya karena pengaruh gravitasi.
Tahap Sedimentation ; setelah partikel yang besar mengendap secara alami didasar penampungan karena masa jenisnya lebih besar dari unsur air, kemudian air dialirkan menuju tahap penyaringan.
Tahap Filtration ; dari bahan - bahan pasir, kerikil dan silica dengan media ini air disaring maksudnya untuk menghilangkan bahan - bahan terlarut dan tak terlarut. Akhirnya air yang telah melalui proses penyaring maka dialirkan ke penampungan akhir, meskipun ada beberapa proses yang mesti lakukan bebeapa tahap lagi agar kualitas air terujika, yaitu :
Proses pertukaran ion ; tujuannya untuk menghilangkan zat pencemar unorganik yang tidak dapat dihilangkan dengan proses filtrasi dan sedimentasi
Proses penyerapan, bertujuan untuk menyerap atau menghilangkan zat pencemar organik. dan
proses disinfeksi, yaitu proses pembubuhan bahan kimia chlorine yang bertujuan untuk membunuh bakteri atau mikro organisme berbahaya yang terkandung di dalam air. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="pinjem dok kang Alee"]
[/caption]
C. Unit Penampungan Akhir (reservoir) Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke masyarakat. Meskipun hari sudah sedemikian siang dan udara cukup panas akan tetapi Bapak Atang, tetap antusias dan bersemangat melayani berbagai pertanyaan yang muncul dari para Kompasianer Sesungguhnya, balai kerja penggarapan panel struktur aplikasi sistem RISHA ini yang paling menarik bagi semua kompasianers, maka berkerumunlah para kompasianer sampil menyimak segala sesuatu yang di jelaskan Pak Rahmat sebagai Penanggung Jawab Produksi.
MEMBANGUN RISHA MENYADARKAN ANAK BANGSA Pada saat pemaparan di kantor Turangga, Bandung penulis sama sekali tidak menyangka bahwa sesungguhnya peluncuran proyek rumah instan ini merupakan suatu proyek besar membangun mental bangsa. Apa yang disampaikan oleh Pak Rahmat, perlu kita fikirkan bersama bagaimana wajah kita sebagai bangsa dipermalukan oleh rakyat kita sendiri. [caption id="" align="aligncenter" width="529" caption="dokpri"]
[/caption] Berdasar penjelasan beliau bahwa Kementerian PUPR membangun program kerja sama dengan KOICA ( Korea International Cooperation Agency ) dengan tujuan agar dapat mensejahterakan masyarakat setempat. Adapun bentuk kerjasama direalisasikan dalam program pelatihan kerja di bengkel menggarap tulang - tulang dan proses membuat panel truktur pracetak yang terdiri dari :
1) Panel Struktural Risha (P1) mempunyai ukuran tebal 2.5 cm, yang dikelilingi frame ukuran 6cm x 10cm. 2) Panel Struktural Risha (P2) mempunyai ukuran tebal 2.5 cm, tebalnya 20 cm, tinggi 120 cm yang di kelilingi frame ukuran 6cm x 10 cm. 3) Panel penyambung berbentuk L (P3) mempunyai ukuran tebal 2.5cm, lebar 30 cm dan tinggi 30 cm, yang dikelilingi frame ukuran 6cm x 10cm Sebagai wakil dari puslitbangkim Pak Rahmat adalah sosok yang dipercaya melaksanakan berjalannya proses pelatihan di Cimanggung, sehingga dapat menjaring 30 orang warga yang mengikuti pelatihan kerja awal, proses selanjutnya. [caption id="" align="aligncenter" width="298" caption="dok pri"]
[/caption] Ketika pelatihan usai dan mulai praktek kerja menggarap tulang besi dan cor sampai cetak dari 30 warga yang telah di latih, ternyata hanya satu orang saja yang berminat mengikuti hingga tuntas proyek ini. "Aduh . . . kami sungguh - sungguh malu dengan kenyataan seperti ini, bahkan orang Korea yang mewakili proyek penggarapan panel - panel bakal dirangkai untuk bangunan ini sempat marah - marah, ngomel kecewa . . . sekali". Kisah yang diungkap Pak Rahmat, adalah kenyataan real di desa Pakuwon Cimanggung Sumedang, artinya mindset masyarakat kita sedemikian dangkal bahwa yang mereka lihat hanya hitungan - hitungan sesaat tanpa merambah ke pemikiran jangka pannjang.
Sehingga penulis yakin, mengembangkan proyek RISHA menjadi satu paket dengan menyadar masyarakat tentang visi kedepan dan tentang pentingnya ketrampilan profesional yang dibina oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pak Rahmat Penanggung Jawab Produksi Jalan Panyaungan Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung 40393 Indonesia Telp : +62 22 7798393 Fax : +62 22 7798392 Web : www.puskim.pu.go.id, Email : Info@puskim.pu.go.id http://puskim.pu.go.id/kolokium2015/
Contoh Aplikasi Referensi RISHA (Semua Foto Brosur adalah dokumentasi pribadi)
Salam, Bunda Intan Rosmadewi/15-5-2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Nature Selengkapnya