3.1.a.10. AKSI NYATA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Oleh : Rosliani Hudu, S.Pd CGP Angkatan 2
SDN AKetobololo Kota Tidore Kepulauan
Pendahuluan
Pada modul 3.1 ini kami banyak belajar tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan tersebut. Pengambilan keputusan diambil berdasarkan nilai-nilai dasar yang telah dipelajari sebagai seorang calon guru penggerak. Yaitu menggunakan 4 paradigma dan 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Kami dilatih untuk mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang tidak serta merta melainkan melakukan uji klinis berdasarkan 9 langkah pengambilan suatu keputusan. Apakah termasuk dilema ataukah bujukan moral. Dari mempelajari modul ini saya paham bahwa keputusan yang diambil lebih baik dan juga merasa bahwa keputusan tersebut adil untuk semua. Pada modul ini kami diminta mebuat aksi nyata sesuai dengan alur pengambilan keputusan yang telah dipelajari.
Permasalahan yang terjadi adalah saat pelaksanaan pemebelajaran di kelas waktu guru dan siswa sangat terbatas oleh waktu, apalagi masih ada batasan siswa yang dibagi berdasarkan shift yang ada di sekolah  sesuai dengan perintah atau surat edaran dari kota, sehingga siswa yang memang tidak termotivasi belajar di rumah menjadi terhambat belajar di sekolah. Hal ini karena masih ada saja siswa yang belum lancar membaca. Siswa yang lambat baca tersebut seringkali Alpa di kelas atau tidak hadir. Untuk itu, siswa tersebut menjadi pertimbangan bagi saya guru kelas ketika harus mengambil keputusan. Siswa tersebut banyak alpa. Namun, pada saat bulan  terakhir kenaikan kelas siswa tersebut kelihatan rajin ke sekolah.
Untuk mengatasi hal tersebut saya menanyakan kabarnya langsung ke orangtua, jika memungkinkan saya langsung menjemput siswa tersebut di rumah untuk belajar di sekolah.
Fact (Peristiwa)
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita sering dihadapkan dalam situasi di mana kita diharuskan mengambil suatu keputusan. Namun, seberapa sering keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain. Dalam pengambilan sebuah keputusan akan ada dua hal yang kita temukan yaitu bujukan moral dan dilema etika. Bujukan moral atau benar vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan. Dilema etika atau benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.
Salah satu keadaan di sekolah saya yang berkaitan dengan dilema etika adalah saat rapat kenaikan kelas, di mana ada salah satu siswa yang memiliki banyak alpa kemudia siswa tersebut juga masih belajar membaca atau mengeja. Sementara di siswa tersebut tidak mencukupi persentase kehadiran. Hal ini tidaklah lepas dari pengaruh pandemi covid 19, yang masuk belajar hanya 1 kali dalam seminggu, itupun masih sering alpa. Sehingga waktu untuk membimbing siswa tersebut sangat terbatas. Namun, siswa tersebut diakhir semester siswa tersebut sangat rajin dan mulai semangat untuk belajar di kelas yang tentu saja dengan pendampingan lebih dari guru. Hingga akhirnya siswa tersebut menjadi bahan pertimbangan untuk dinaikkan ke kelas 5.
Feelings (Perasaan)
Perasaan saya sangat senang mempelajari modul 3.1 ini yaitu Pengambilan Keputusan sebagai Pemmimpin Pembelajaran yang dapat berpihak pada siswa tentunya. Ada satu sisi yang menjadikan saya dilemma ketika dihadapkan pada suatu kasus yang dialami di sekolah misalnya saat harus mempertimbangkan paradigma pengambilan keputusan misalnya Individu lawan Masyarakat. Dalam hal ini bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang dan apa yang benar untuk orang banyak. Siswa yang melanggar aturan namun juga mempertimbangkan nilai-nilai yang dimiliki yaitu melakukan apa yang anda harapkan orang lain akan lakukan kepada anda dengan berpikir berbasis rasa peduli.
Findings
Hal yang menjadi pembelajaran buat saya adalah dapat menerapkan teori pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran pada modul 3.1 yaitu 4 Paradigma dilemma etika, 3 prinsip atau nilai-nilai serta 9 langkah pengambilan keputusan.
Adapun 9 langkah pengambilan keputusan yaitu :
- Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
- Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
- Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.
- Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
- Melakukan Prinsip Resolusi.
- Investigasi Opsi Trilema.
- Buat Keputusan.
- Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.
Future
Dengan mempelajari modul 3.1 ini, yaitu pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dapat memudahkan saya dalam menerapkan pengambilan keputusan tersebut, sehingga lebih mengarahkan saya pada sebuah pengambilan keputusan berdasarkan langkah-langkah dan nilai serta 4 paradigma pengambilan keputusan.
Semoga keputusan yang diambil selalu menguatkan jati diri saya sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang lebih mengutamakan kepentingan siswa sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI