Dari keterangan guru, siswa kelas 5 tergolong siswa yang mudah untuk dikendalikan, saat sebelum pandemic, siswa kelas 5 ini yang masih duduk di bangku kelas 3 merupakan siswa yang kaya akan prestasi literasi terutama literasi sains, sudah bisa memahami konsep sains dan mulai mengkritisi pernyataan yang disampaikan mengenai IPA. Namun belum sempat ke tahap melakukan penemuan ilmiah, covid 19 sudah menyebar sehingga siswa terpaksa untuk dibimbing secara daring.
Adapun hasil wawancara dengan orang tua siswa, beberapa orang tua siswa mengaku tidak dapat mendampingi anak dalam belajar di rumah, sehingga banyak anak yang tugasnya terbengkalai karena siswa merasa tidak mampu dalam mengerjakan tugasnya karena mereka tidak bisa mengerti memahami materi pembelajaran dengan baik.Â
Selain itu banyak orang tua siswa yang mengeluh karena tidak bisa mengoperasikan aplikasi yang digunakan untuk pembelajaran daring seperti google classroom, zoom meeting, google form dan sebagainya. Kurangnya literasi digital para orang tua sehingga membuat pembelajaran secara daring menjadi sangat terkendala.
Mahasiswa sering disebut sebagai kaum intelektual karena memiliki cara berpikir yang lebih logis dan ilmiah, serta memiliki keterampilan yang baik membuat mahasiswa sering ditunjuk untuk membuat suatu perubahan sehingga disebut ’Agent Of Change’ . Mahasiswa biasanya memerlukan banyak persiapan untuk menjadikan manusia yang memiliki kredibilitas tinggi. Oleh karena itu mahasiswa harus berguna bagi masyarakat sehingga banyak program pengabdian pada masyarakat.Â
Sehingga melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa UPI yang terdiri dari dua orang yaitu Rosita Vikawidia dengan Rika Restyana Ridwan melakukan upaya agar para guru dapat memiliki literasi digital yang baik yaitu dengan melakukan pelatihan dengan para guru di SDN Sekepeuris 02.
Pelatihan pengenalan media pembelajaran seperti cara membuat media evalauasi jarak jauh seperti google formulir dan melakukan pelatihan cara menggunakan aplikasi zoom meeting dan bagaimana cara membuat room di aplikasi zoom meeting kepada para guru. Hasil dari pelatihan ini terlihat secara signifikan, banyak guru yang langsung menggunakan media evaluasi google formulir dan menjelaskan menggunakan media audio visual terutama mata pelajaran sains.
Setelah siswa selesai mempelajari konsep sains melalui video tersebut, siswa diminta untuk menyiapkan pertanyaan yang akan dijadikan bahan diskusi didalam pertemuan virtual, tujuannya untuk merangsang stimulus rasa ingin tahu siswa.Â
Selanjutnya siswa digiring untuk mengikuti pertemuan virtual zoom meeting yang mana di pertemuan tersebut siswa aktif bertanya dan mengkritisi fenomena sains yang terdapat didalam video.
Siswa terlihat sangat aktif dan antusias, sehingga mahasiswa pun merasa kewalahan dalam menjawab pertanyaan pertanyaan siswa kelas 5 SD ini. Diskusi pun menjadi sangat aktif Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa mereka mengaku sangat mengerti dengan metode pembelajaran seperti ini,mereka mengaku tidak sulit lagi memahami konsep sains dan mereka merasa senang karena adanya variasi dalam pembelajaran.
Referensi :