Â
Â
Menyusun Best Practices
Â
NAMA Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Mundianita Rosita Vinansis
PRODI Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : BAHASA JAWA
LPTK Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : UNIVERSITAS SEBELAS MARET
AKSI 2
Praktik Baik (Best Practice)Â
Peningkatkan Kemampuan BerbicaraÂ
Undha Usuk/Unggah-ungguh Basa Jawa
 Metode Role Playing Berbasis Proyek
Â
Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Lokasi
SMK Negeri 3 Surakarta
Lingkup Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan yang ingin dicapai
Peningkatan kemampuan siswa dalam berbicara menggunakan undha usuk/unggah-ungguh basa jawa dengan metode role playing berbasis proyek.
Penulis
Mundianita Rosita Vinansis, S.S.
Tanggal
Kamis, 16 Juli 2023
Situasi:Â
Kondisi apa yang menjadi latar belakang masalah? Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan? Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?
Kondisi apa yang menjadi latarbelakang masalah?
Latar belakang yang menjadikan masalah ini diangkat diantaranya untuk menunjukan praktik baik yang sudah dilakukan. Pertama memahami permasalahan peserta didik, kemudian berbagi pengalaman mengajar terhadap orang lain, selanjutnya memotivasi guru lain untuk melakukan pembelajaran, dan berbagai hal dalam pembelajaran yang terbaik kepada para siswa dalam mendukung pada peningkatan proses pembelajaran.
Masalah yang terjadi pada kondisi pembelajaran bahasa jawa di SMK N 3 Surakarta siswa mengalami kesulitan dalam berbicara menggunakan undha usuk/unggah-ungguh basa jawa. Hal tersebut dapat diketahui melalui beberapa faktor yang mempengaruhinya sebagai berikut:
Peserta didik tidak  tertarik dengan materi undha usuk/unggah-ungguh basa jawa. Dapat diketahui dari hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini ditunjukkan pada hasil pretest di link https://forms.gle/x4sRz9FtLgqU6bGD9 yang dikerjakan oleh siswa.
Guru hanya mengandalkan buku pelajaran. Pembelajaran sebelumnya hanya menggunakan lembar kerja siswa dan soal-soal materi yang ada dalam buku.
Kurangnya ketrampilan guru dalam mengaplikasikan TIK dan tidak menggunakan media pembelajaran  yang kreatif.
Peserta didik kurang menguasai penggunaan bahasa jawa ragam krama karena kurang terbiasa praktik berbicara.
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?
Praktik baik ini penting untuk dibagikan dalam upaya menunjukkan bahwa adanya perubahan, peningkatan kualitas belajar dan hasil belajar siswa yang meningkat. Praktik baik ini dilakukan dalam rangka berbagi pengalaman mengajar dan memotivasi guru lain untuk melakukan pembelajaran dengan metode role playing berbasis proyek.
Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?
Sebagai guru mata pelajaran bahasa jawa saya membuat rancangan perangkat pembelajaran berupa modul ajar, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), evaluasi, dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan meteri bahasa jawa dalam kurikulum merdeka.
Tantangan :Â
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?
Apa yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?Â
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab masalah siswa mengalami kesulitan dalam berbicara menggunakan undha usuk/unggah-ungguh basa jawa diantaranya :
- Kurangnya kosa kata bahasa Jawa yang dimiliki oleh siswa.
- Peserta didik kurang penguasaan dalam pemilihan kata dalam penggunaan undha usuk/unggah-ungguh basa jawa.
- Guru masih mengajar hanya dengan cara ceramah.
- Penggunaan media pembelajaran yang kurang inovatif sehingga minat peserta didik rendah.
Siapa saja yang terlibat?
Adapun yang terlibat dalam hal ini dapat diesbutkan diantaranya:
Sumber daya Manusia
- Guru Bahasa Jawa
- Peran guru mapel bahasa jawa sebagai pengajar masih menggunakan cara konvensional dengan hanya metode ceramah dan tidak menggunakan media pembelajaran yang inovatif.
- Siswa
- Peran siswa sebagai peserta didik masih minimnya penguasaan berbahasa jawa dan menganggap bahwa bahasa jawa sebagai pelajaran yang sulit.
- Orang tua
- Orang tua menyerahkan sepenuhnya pengajaran bahasa jawa kepada sekolah sehingga kurang memperhatikan siswa.
- Teman Sebaya
- Siswa memiliki teman sebaya yang dapat memicu tinggi atau rendahnya keinginan siswa dalam belajar.Â
- Kepala sekolah dan guru mata pelajaran lain
- Kepala sekolah dan guru mata pelajaran lain memberikan motivasi agar pelajaran bahasa jawa dapat terus berkembang dengan menyediakan waktu dan kolaborasi agar pelajaran bahasa jawa dapat berkontribusi dalam pembentukan karakter siswa.
- Sarana dan Prasarana
- Ruang kelas disediakan oleh sekolah digunakan untuk siswa sesuai dengan jumlah siswa, didalamnya terdapat meja kursi, papan tulis, alat tulis beserta perangkat kelas.
- LCD proyektor digunakan dalam pembelajaran. Diantara kelas, LCD proyektor ada yang rusak namun pembelajaran masih bisa dilaksanakan dengan membagikan materi kepada siswa dalam bentuk file ataupun cetak.
- Taman sekolah dan lingkungan sekolah. Sekolah dapat digunakan dalam mendukung pembelajaran.
- Perpustakaan digunakan mendukung literasi dan pembelajaran luar kelas.
- Laboratorium Bahasa digunakan dalam mendukung praktik pembelajaran bahasa di SMK N 3 Surakarta.
Dari beberapa tantangan tersebut dapat disimpulkan bahwa tantangan yang melibatkan guru dari sisi kompetensi yang dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik dan profesional dalam lingkungan pendidikan di sekolah, sedangkan dari siswa adalah penguasaan penggunaan bahasa jawa dan interaksi sosial dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
Aksi :Â
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut? Strategi apa yang digunakan? Bagaimana prosesnya? Siapa saja yang terlibat? Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini?
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut?Â
Langkah-langkah yang dilakukan guna menghadapi tantangan berbagai permasalahan siswa tentang pembelajaran undha usuk/unggah-ungguh basa jawa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yaitu melakukan identifikasi permasalahan dikelas, selanjutnya mengeksplorasi penyebab permasalahan tersebut. Guru melakukan wawancara dengan narasumber berkaitan dengan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan. Dari berbagai alternatif solusi dapat disimpulkan langkah-langkah dan strategi yang dilakukan yaitu :
Model pembelajaran menggunakan model pembelajaran PjBL (Projec Besed Learning). Permasalahan siswa kesulitan berbicara menggunakan undha usuk/ unggah ungguh basa jawa mampu teratasi dengan menggunakan model pembelajaran PjBL.
Pemilihan metode pembelajaran yang inovatif
Strategi apa yang digunakan?
- Strategi pemilihan metode
- Strategi pemilihan metode pembelajaran yang inovatif (role playing) dalam identifikasi masalah ini adalah penggunaan metode Project Based Learning (PjBL) yang berpusat pada proyek kegiatan sebagai sarana pembelajaran dengan membuat video undha usuk/ unggah-ungguh basa jawa yang sesuai sehingga meningkatkan kemampuan siswa dalam berfikir kritis dan keaktifan siswa terjadi dalam pembelajaran.
- Proses pemilihan metode inovatif
- Proses pemilihan metode inovatif yang dilakukan guru, dimulai dengan guru membaca modul tentang pembelajaran inovatif yang didalamnya terdapat model Project Based Learning (PjBL) yang mengintegrasikan TPACK (Technological Pedagogic Content Knowledge) yang dapat dipahami bahwa proses pembelajaran dilakukan dengan pemanfaatan teknologi.
- Sumber daya guru dalam pemilihan metode inovatif
- Sumber daya guru dalam pemilihan metode inovatif adalah dengan penguasaan sintak pembelajaran Project Based Learning (PjBL), pada setiap langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
- Peningkatan motivasi siswa
- Strategi yang dilakukan guru guna meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan merancang pembelajaran berpusat pada siswa dalam hal ini guru merancang modul ajar materi undha-usuk/unggah-ungguh basa jawa yang berpusat pada siswa.
- Proses pengembangan modul ajar yang berpusat kepada siswa, guru menentukan kegiatan apa saja yang mendong keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
- Sumber daya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah penguasaan guru terhadap pembuatan modul ajar dan kegiatan-kegiatan didalamnya yang berpusat pada siswa, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
Pemilihan media pembelajaran
Strategi apa yang digunakan?
- Strategi pemilihan media
- Strategi yang dilakukan guru untuk pemilihan media pembelajaran dalam identifikasi masalah di atas adalah penggunakan media salindia, komik canva, wordwall, dan audio visual berupa video youtube.
- Proses pembuatan media
- Proses pembuatan media adalah sebagai berikut:
- Salindia dengan menggunakan evek visual canva yang menarik perhatian siswa, pertama guru mempelajari dan merangkum penguasaan isi materi undha usuk atau unggah-ungguh basa jawa dalam bentuk salindia canva kemudian mengupload media tersebut dalam youtube, membagakan link youtube tersebut kepada siswa, kemudian mempresentasikan dengan banyak melakukan tanya jawab, penggunaan media yang dibagikan dalam bentuk youtube dengan link https://youtu.be/jqOxSl2RCb0 dapat dengan mudah diakses oleh siswa juga sebagai video pembelajaran, materi tersebut dapat diulang dan dipelajari siswa kembali apabila pemaparan materi telah selesai.
- Video pembelajaran berupa contoh percakapan menggunakan unggah-ungguh basa jawa dengan metode role playing yang disajikan pada link https://youtu.be/l4dUg5__Q2I sehingga dapat memotivasi siswa membuat kreativitas video basa jawa.
- Komik canva percapakan menggunakan undha usuk/ unggah-ungguh basa jawa yang dapat diakses pada link https://youtu.be/iKo5EMNUAOw yang memotivasi siswa membuat pecakapan menggunakan undha usuk / unggah-ungguh basa jawa.
- Media wordwall sebagai media pembelajaran pada link https://wordwall.net/resource/57716723 yang memotivasi siswa agar senang terhadap materi undha usuk/unggah-ungguh basa jawa.
- Sumber daya guru dalam membuatan media
- Sumber daya guru dalam pembuatan media ini, adalah penguasaan materi undha usuk, sebagai pemimpin dalam pembelajaran dengan merancang, mengkoordinasi siswa agar dapat belajar bersama. Guru berperan dalam membimbing siswa untuk dapat membuat media pembelajaran bersama yang merupakan video contoh role playing https://youtu.be/l4dUg5__Q2I hasil belajar bersama.
Bagaimana prosesnya?
Berbagai proses kemudian diterapkan dalam praktik pembelajaran PPL2 dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Langkah-langkah pembelajaran:
Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan guru mengawali dengan salam dan mempersilahkan peserta didik memimpin doa. Guru menanyakan kabar kemudian mengecek kehadiran peserta didik. Guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Guru memberikan pretest di link https://forms.gle/x4sRz9FtLgqU6bGD9
Kegiatan Inti
Literasi
Sintak 1. Pertanyaan mendasar
Peserta didik maupun guru secara interaktif mengajukan
dan menanggapi pertanyaan mendasar terkait apa yang
harus dilakukan terhadap topik materi, rencana proyek dan teknis pelaksanaan pembelajaran. (penerapan profil PPP berkebinekaan global/ mendalami budaya)
Sakmenika sinten ingkang bisa ngandharake sawijining tuladha panggunaning undha usuk basa menawi matur dhumateng bapak utawi ibu? (Guru)
Bu, menika wonten tugas menapa? (Peserta didik)
 Peserta didik menyimak materi tentang undha usuk
basa yang disampaikan guru dalam bentuk salindia (Saintifik TPACK)
Sintak 2 Mendesain perencanaan proyek
Peserta didik menyimak video contoh penggunaan undha usuk basa yang tepat melalui proyektor video (Saintifik TPACK)
Peserta didik menyimak penjelasan guru terkait proyek yang akan dibuat yakni berupa video praktik undha usuk basa
Peserta didik dengan didampingi oleh guru membentuk
kelompok heterogen yang terdiri atas 4-5 peserta didik.
Setelah itu peserta didik berdiskusi menyusun rencana
proyek yang berupa video praktik undha usuk basa
(meliputi pembagian peran/ tugas serta persiapan alat,
bahan, dan media yang akan digunakan) (penerapan profil
gotong royong/ kerja sama) (collaboration)
Peserta didik menyimak penjelasan materi dalam bentuk salindia
dari guru dan menyaksikan video contoh penggunaan
undha usuk basa melalui proyektor
Sintak 3. Menyusun jadwal pelaksanaan proyek
Peserta didik bersama guru membuat kesepakatan jadwal
penyelesaian proyek. Tahapan kegiatan antara lain membuat narasi teks dialog yang akan dipraktikkan, dikonsultasikan pada guru untuk evaluasi dan revisi, latihan praktik unggah-ungguh basa berdasarkan teks dialog yang telah dibuat di depan kelas, pengambilan video praktik di lingkungan sekolah sesuai tema masing-masing kelompok, editing video, dan posting.
Sintak 4. Memonitor kegiatan peserta didik dan perkembangan proyek
Peserta didik dengan dipantau dan dibimbing oleh guru
melakukan diskusi kelompok terkait tema dan bentuk teks
dialog yang nantinya akan dipraktikkan, dikerjakan dalam
LKPD (penerapan profil bernalar kritis) (critical thinking
and problem solving) (HOTS).
Peserta didik dan guru saling mengoreksi dan merevisi teks yang sekiranya perlu pembetulan, baik dari segi penulisan maupun pemilihan
kata.
Setelah itu kelompok siswa secara bergantian maju kedepan kelas latihan praktik dialog yang telah dibuat dengan metode role playing.
Kelompok lain diminta menyimak, menanggapi dan memberikan masukan terkait penampilan latihan (communication) – PPK Komunikatif
Kelompok peserta didik dengan dipantau oleh guru, melaksanakan kegiatan pengambilan video praktik unggah-ungguh basa di lokasi sekitar sekolah dengan menggunakan alat, media dan properti yang dibutuhkan
(penerapan profil mandiri)
Kemudian video yang telah diambil, diedit sesuai kreativitas kelompok hingga diperoleh video yang layak unggah (penerapan profil kreatif) (creativity and innovation)
Kelompok peserta didik mengunggah video yang telah diedit ke dalam youtube.
Sintak 5. Menguji hasil
Kelompok siswa secara bergantian maju ke depan kelas
untuk menampilkan hasil proyek berupa video yang diupload melalui youtube praktik undha usuk basa dan presentasi terkait proses pelaksanaan proyek
Peserta didik lain menyampaikan tanggapan terhadap hasil
proyek yang telah dipaparkan
Guru membimbing proses pelaksanaan presentasi dan
pemaparan hasil proyek
Guru memberikan penilaian proyek yang berupa video
youtube praktik undha usuk basa sesuai dengan
instrumen yang telah dibuat.
Sintak 6. Evaluasi pengalaman
Peserta didik menyampaikan pesan kesan dalam proses
pembuatan proyek video praktik undha usuk basa
Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil proyek
Guru bersama peserta didik memberikan apresiasi berupa
pujian dan tepuk tangan bersama atas kinerja yang telah
dilakukan para kelompok peserta didik.
Peserta didik mengerjakan evaluasi mandiri berupa
asesmen yang disediakan oleh guru. Mengerjakan post test di link https://forms.gle/kYtxBsJBVgL2xGyA6
Penutup
Guru bersama peserta didik mengambil kesimpulan dan refleksi, memberikan apresiasi tehadap hasil karya siswa, menyampaikan informasi tentang pembelajaran minggu depan, dan mengakhiri dengan doa dan salam.
Â
Solusi dari tantangan yang dialami
Melakukan diskusi dan konsultasi dengan teman sejawat, dosen maupun guru pamong terkait dengan perangkat pembelajaran.
Melakukan pengaturan jadwal praktik.
Memberikan pengarahan atau pengumuman kepada peserta didik lebih awal sebelum kegiatan praktik dimulai untuk mempersiapkan HP, meminta peserta didik saling bekerja sama untuk berdiskusi ketika membuat video kelompok
Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan lebih matang seperti;laptop dua, speaker, kamera, tripod dua, letak tata kamera yang mendukung
Minta bantuan teman dan siswa dalam pengambilan gambar kamera
Siapa saja yang terlibat?
Sumber Daya
Kepala Sekolah : Dra. Hendrina Widiastuty, M. Pd.
Peserta didik kelas X MPLB1 jumlah 36 peserta didik
Rekan sejawat
Narasumber : Retno Triwulan, S. Pd., Sri Handayani, S. Pd., Wiwik Triwiyati, S. Pd.
Observer : Dani Prihananty, S.Pd
Kameramen : Kobar, Gilby
 Sarana Prasarana Penunjang
Hp, Laptop, LCD, Speaker, Tripod, Wifi, Kamera handycam
Ruang Kelas
X MPLB1
Refleksi Hasil dan dampakÂ
Bagaimana dampak dari aksi langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif atau tidak efektif? Â Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan? Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Bagaimana dampak dari aksi langkah-langkah yang dilakukan? (Sintak)
Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan adalah hasilnya berhasil dan efektif sehingga dapat dilihat dari:
- Penggunaan media berbasis TPACK ini sangat membantu pemahaman siswa akan penguasaan berbahasa Jawa dalam materi berbicara menggunakan undha usuk / unggah-ungguh basa jawa, dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran siswa dengan nilai diatas nilai ketuntasan minimal.
- Pemilihan metode berbasis saintifik project yang inovatif sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa terlihat dari kegiatan siswa yang aktif saat pembelajaran
- Pemilihan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) menumbuhkan berfikir kritis siswa terlihat dari tanggapan dan jawaban yang dilontarkan kepada guru saat pembelajaran
- Desain kegiatan yang berpusat pada siswa sangat meningkatkan keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk belajar
Apakah hasilnya efektif atau tidak efektif?
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode role playing berbasis proyek hasilnya efektif meningkatkan hasil belajar diketahui dari hasil postest dalam link https://forms.gle/kYtxBsJBVgL2xGyA6 dan hasil proyek pembuatan video dengan undha-usuk basa jawa dalam link https://youtu.be/l4dUg5__Q2I
Hasil tidak efektif apabila terdapat indikator sebagai berikut:
Peserta didik tidak menggunakan undha usuk/unggah-ungguh basa jawa sesuai dengan stratifikasinya dalam video role playing.
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan?
Respon siswa terhadap kegiatan ini adalah positif baik terbukti dengan meningkatnya hasi belajar siswa. Siswa senang karena dapat secara langsung praktik menggunakan unggah-ungguh basa jawa dapat diketahui dalam link https://youtube.com/shorts/ZPwAtRI9m4Y . Proses pembelajaran nampak saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran, siswa memberikan evaluasi dan refleksi yang positif bahwa pembelajaran sangat menyenangkan karena pembelajaran tidak monoton didalam kelas tetapi juga dapat dilakukan dilingkungan sekolah, selain itu penggunaan media pembelajaran menarik juga mudah dipahami membuat siswa lebih mudah berkreasi.
Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?
Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh penguasaan guru terhadap media pembelajaran, model pembelajaran, Â pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat.
Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini  indikatornya sebagai berikut.
Penggunaan model project based learning (PjBL), peserta didik secara berkelompok dapat dengan mudah berdialog menggunakan undha usuk/ unggah ungguh basa jawa.
Penggunaan berbagai media termasuk vidio membuat peserta didik lebih tertarik dan lebih mudah memahami materi undha usuk/unggah ungguh basa jawa.
Penggunaan media googleform sebagai pretes dan postes membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, peserta didik tidak merasakan jenuh selama mengikuti pembelajaran ini.
Â
Adapun faktor yang menjadi ketidakberhasilan dalam aksi ini  indikatornya sebagai berikut
Penggunaan model project based learning (PjBL), peserta didik secara berkelompok tidak dapat dengan mudah berkoordinasi dan berdialog menggunakan undha usuk/ unggah ungguh basa jawa.
Penggunaan berbagai media termasuk vidio membuat peserta didik tidak lebih tertarik dan tidak lebih mudah memahami materi undha usuk/unggah ungguh basa jawa.
Peserta didik dalam mengerjakan pretes dan  postes tidak senang
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?
Pembelajaran yang bisa diambil dari seluruh proses ini antara lain untuk mengajar dengan baik perlu menganalisis permasalahan yang dialami para siswa didapati bahwa siswa kesulitan dalam menggunakan unggah-ungguh basa jawa, selanjutnya pada proses menganalis solusi dengan menetapkan media-media pembelajaran yang dapat memotivasi semangat belajar dan memicu kreatifitas siswa, berikutnya dengan membuat perencanaan dengan baik dan matang sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran, serta melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan. Pada keseluruhan proses pembelajaran dengan metode role playing berbasis proyek secara keseluruhan terbukti berhasil meningkatkan hasil belajar dari hasil video dalam link https://youtu.be/RkfoTh9kBTY dan postest dalam link https://forms.gle/e1YJu973vzcYiKw9A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H