Singkat cerita saya pernah mengalami kehidupan sedikit pahit tanpa adanya smartphone di genggaman saya.
Ketika saya MABA universitas di salah satu kota pendidikan. Minggu pertama kelas dimulai, saya semangat mempersiapkan diri untuk mengikuti kelas di pagi hari.
Di saat itu saya hidup tanpa smartphone dan hanya mengandalkan Line yang masih terpasang di laptop saya.
Karena waktu itu, smartphone saya rusak dan belum diservice.Â
Perjalanan kurang lebih 1 jam disertai rintikan air yang membasahi sekujur tubuh saya, akhirnya sampai juga di kampus.
Waktu sudah menunjukkan pukul dimana kelas dimulai dan harusnya ruang kelas sudah dipadati oleh mahasiswa.
Namun, waktu berlalu 15 menit, dosen dan mahasiswa lain pun tak kunjung datang hingga saya bertemu satu mahasiswa lainnya.
Di sinilah kisah pahit kudapatkan, ternyata kelas ditiadakan dan informasi dishare ketika saya mungkin di perjalanan atau bahkan belum jalan.
Saya tidak dapat mengingatnya, tapi itulah yang buat saya susah untuk melepaskan smartphone dari kehidupan saya.
Informasi penting tidak saya dapatkan di waktu yang tepat.Â