Mohon tunggu...
Antonia Rosita
Antonia Rosita Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi Atma Jaya Yogyakarta

semana mestinya sebagai makhluk hidup yang diciptakan dengan sempurna kita harus dapat selalu bersyukur menerima kenyataan sekalipun yang buruk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kini Semua Orang Bisa Menjadi Jurnalis

11 Oktober 2021   12:07 Diperbarui: 11 Oktober 2021   12:10 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi mengakibatkan semua bidang, termasuk di bidang jurnalisme juga mengalami revolusi.

Adanya internet,  dapat mempermudah manusia dalam berkomunikasi maupun mengakses informasi yang ia inginkan.

Hal ini mengakibatkan para pembaca menjadi lebih aktif dalam mencari informasi yang ia inginkan.

Dengan seringnya audiens membaca berbagai informasi yang tersebar di situs web, maka dapat membuat audiens semakin kritis dalam memilih sebuah informasi yang dipercayainya.

Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan di dalam dunia jurnalistik, agar dapat memikat audiens untuk membaca berita yang diproduksinya.

Dengan demikian, jurnalisme tentunya mengalami beberapa masa yang mana setiap masanya tentu mengalami perubahan yang berbeda dengan masa sebelumnya. 

Nah, di artikel kali ini kita akan bersama-sama memahami jurnalisme di masa kini dan masa datang.

Jurnalisme Masa Kini

Melihat jurnalisme yang terjadi sekarang, tentu berbeda dengan jurnalisme dahulu yang mana pada jurnalisme dahulu menggunakan model linier.

Kini dengan munculnya jurnalisme online mengakibatkan jurnalisme sudah mulai bergerak menggunakan model horizontal transaksional. 

Model horizontal transaksional merupakan model yang memiliki tujuan mendapatkan respon atau tanggapan dari pembaca.

Sehingga model jurnalisme masa kini, tidak hanya jurnalis saja yang aktif, melainkan juga pembacanya turut aktif dalam menanggapi informasi yang disajikan.

Selain aktif dalam merespon informasi yang sudah disajikan. Pada jurnalisme masa kini, justru pembaca tidak lagi menjadi konsumen informasi saja.

Melainkan dirinya juga dapat memproduksi sebuah informasi yang nantinya juga dapat dipublikasikan. Maka dari itu, kini muncullah jurnalisme warga atau Citizen Journalism.

 Citizen Journalism

Sumber : Monash Lens-Monash University
Sumber : Monash Lens-Monash University
Citizen Journalism merupakan bentuk dari jurnalisme masa kini yang mana kegiatan jurnalistik ini melibatkan masyarakat dalam menyajikan sebuah konten di media.

Masyarakat diberi kebebasan dalam membuat sebuah konten atau melaporkan sebuah peristiwa yang telah terjadi di sekitarnya.

Hadirnya Citizen Journalism telah membantu masyarakat lainnya dalam memenuhi kebutuhan akan informasi. 

Namun, disamping itu juga akan semakin banyak berita-berita yang kurang kredibel. Hal ini disebabkan karena masing-masing pribadi lebih mementingkan kecepatan informasi dibandingkan dengan kredibilitasnya.

Salah satu media Citizen Journalism yaitu situs web yang sedang kalian buka ini, yaitu kompasiana.

Kompasiana

Sumber : Kompasiana
Sumber : Kompasiana

Kompasiana yaitu sebuah platform yang dikembangkan oleh Kompas Cyber Media sejak 22 Oktober 2008.

Setiap konten yang bermunculan di kompasiana berupa artikel (teks, foto, audio, video) yang mana konten tersebut diproduksi dan dipublikasikan langsung oleh masyarakat yang memiliki akun kompasiana.

Kompasiana juga merupakan salah satu platform yang menggunakan model horizontal transaksional yang mana pada platform ini memberikan ruang bagi para pembaca untuk menilai maupun mengkritisi artikel yang disajikan oleh orang lain.

Jurnalisme Masa Depan

Sumber : Hiexpat Korea
Sumber : Hiexpat Korea

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Diah Ayu pada tahun 2018 terhadap 100 orang dengan rentan usia 17-22 tahun mendapatkan hasil bahwa respon lebih tertarik mengkonsumsi informasi melalui agregator media online.

Salah satu alasannya yaitu kemudahan dalam mengakses dan kecepatan dalam menyajikan informasi.

"Tingginya ketertarikan ini mampu mengubah wajah jurnalisme online," kata Wenseslaus Manggut selaku Ketua Asosiasi Media Indonesia (AMSI).

Kondisi inin memicu adanya dualisme dalam dunia jurnalisme, yakni "penting" satau "suka".

Dilihat dari fenomena yang telah terjadi saat ini, bahwa suatu berita yang memiliki volume sebaran tinggi atau viral disebabkan karena banyak orang yang suka.

Berita yang banyak disukai oleh orang, bukan berarti berita tersebut memiliki nilai berita yang tinggi.

Dengan adanya ketertarikan dari audiens tersebut dapat memberikan efek pada dunia jurnalisme.

Efeknya, jurnalisme kedepannya akan terus mengikuti selera publik, tidak lagi menyajikan informasi yang seharusnya penting bagi masyarakat luas.

Dengan demikian, ini menjadikan suatu hal yang harus diopertimbangakan bagi jurnalis masa depan dalam membuat suatu inovasi untuk kemajuan jurnalisme masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun