Dewi Sri sebagai personifikasi dari tanah yang melahirkan tanaman sumber hidup manusia. Dengan demikian masyarakat diharapkan dapat mengelola tanah dengan bijak agar dapat terus dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Kearifan Lokal Dalam Perspektif Pertanian Berkelanjutan
Pada pertanian berkelanjutan terdapat 3 pilar penting yaitu sosial budaya (people), ekonomi (profit), lingkungan (planet). Kearifan lokal ini menjadi hubungan yang harmonis sehingga berdampak pada perlindungan fungsi sumber daya alam dan keseimbangan lingkungan untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Aspek sosial budaya (people)
Wahana ekspresi masyarakat dalam mewujudkan harapan mengenai kemakmuran rakyat sampai terwujud harapan tentang ketahanan pangan, kelestarian lingkungan dan kesinambungan tradisi diwujudkan dalam lakon wayang Dewi Sri.
Aspek ekonomi (profit)
Dalam cerita wayang lakon Dewi Sri mengandung makna simbol kesuburan bagi lahan pertanian yang ditandai dengan hasil panen padi yang berlimpah untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan memberikan keuntungan bagi petani.
Aspek lingkungan (planet)
Representasi dalam tradisi adat upacara Mapag Sri sebagai kearifan lokal bersifat ekologi. Kegiatan tersebut berfokus terhadap kedekatan antara masyarakat dengan alam yang berhubungan dalam melestarikan lingkungan dan ketahanan pangan. Mitos dewi Sri menjadi sebuah media yang dapat mengedukasi kemampuan literasi ekologis pada mahasiswa karena memiliki nilai ekokritik tentang keberlanjutan ekologi.