Belajar jarak jauh dengan metode online atau biasa kita sebut dengan beajar daring ini Menurut Riana (2019: 1.14) menyebutkan bahwa  pembelajaran daring ini lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Dimana pembelajaran daring ini bertujuan  memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas (Sofiana dan Abdul 2019: 82).
Adanya pembelajaran daring ini tentu akan memberikan dampak yang positif dan negatif terhadap pendidikan di Indonesia. Disamping dampak positifnya penulis dalam proposal ini akan lebih cenderung membahas dampak negatif terhadap anak.Â
Dampak negatif yang dialami anak dalam melakukan pembelajaran daring itu adalah yang pertama, minat anak untuk belajar semakin berkurang karena tugas-tugas yang diberikan oleh guru cenderung orang tua yang mengerjakan.Â
Yang kedua, anak cenderung lebih merasa lelah belajar karena tidak sedikit anak yang merasa bahwa saat belajar dirumah dia lebih sering dimarahi oleh orang tuanya. Yang ketiga, kemampuan anak dalam memahami suatu materi akan cenderung menurun.Â
Yang keempat, rasa mandiri dan percaya diri anak juga akan menurun saat anak kembali lagi belajar disekolah karena pada saat dirumah justru orangtua yang cenderung mengerjakan tugas anak.Â
Dan yang kelima, menurunnya karakter atau moral anak, seperti yang penulis amati di lingkungan sekitar dimana anak lebih cenderung berkata atau bersikap yang tidak sesuai dengan usianya.Â
Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan dan arahan dari orang tua sehingga anak cenderung merasa bebas dan cenderung mengikuti perkataan atau perbuatan dari orang lain yang tidak sesuai sebagaimana mestinya.Â
Saat disekolah, jika anak mengucapkan kata-kata tidak baik maka guru akan memberi arahan dan pengertian bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan dan anak akan menurut.
Sedangkan jika kasusnya anak tersebut tidak berada dilingkungan sekolah pengawasan dan arahan yang dilakukan orangtua kurang karena orang tua pastinya sibuk mengerjakan tugasnya yang lain.Â
Hal lainnya seperti saat anak akan mengerjakan soal atau ujian saat belajar daring seperti ini anak tidak bisa mengerjakannya secara jujur. Jika pada saat disekolah anak diawasi oleh guru secara langsung maka kemungkinan anak untuk bertanya kepada teman atau bahkan menyontek sangat minim, berbeda jika dilakukan dirumah dengan pembelajaran jarak jauh dan berbasis online maka kemungkinan anak dibantu oleh orangtua dalam mengerjakan soal sangat mungkin.Â
Lalu kemudian jika biasanya disekolah anak diwajibkan membaca dahulu sebelum pembelajaran dimulai lalu kemudian membaca Al-quran atau Iqro saat dirumah kemungkinan anak melakukan hal itu sangat minim karena selain merasa tidak ada kewajiban yang harus dilakukan dan juga kurangnya arahan dan bimbingan orang tua.
Apa itu  karakter?
Jadi karakter ini memiliki beberapa pengertian. Yang pertama adalah pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas yang menyatakan bahwa karakter ini adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen, dan watak. Â
Yang kedua, pengertian karakter menurut KBBI yang menyebutkan bahwa karakter ini memiliki arti seperti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya.Â
Yang ketiga, pengertian pendidikan karakter menurut Ditjen Mandikdasmen Kementrian Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa karakter ini adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara.
Sehingga dari tiga pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa karakter adalah nilai, sifat atau perilaku bawaan yang membedakan seseorang dengan yang lainnya untuk hidup dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara.
Dalam masa pandemi  seperti ini, orang tua diharapkan agar tetap tenang, dalam membimbing dan mengawasi anak ketika  dalam mengikuti pembelajaran dari orang tua juga bisa konsultasi atau berdiskusi dengan guru atau wali kelas anak, tentang apa yang biasanya dilakukan di sekolah dalam upaya meningkatkan karakter anak, lalu kemudian setelah itu orang tua juga bisa membuat atau memberikan jadwal belajar seperti biasanya anak belajar di sekolah, misalnya seperti memberikan jadwal kegiatan untuk anak membaca buku cerita terlebih dahulu sebelum pembelajaran daring dimulai, lalu kemudian orang tua juga bisa memberikan jadwal kegiatan untuk anak membaca Iqro atau Alquran minimal setelah atau sebelum pembelajaran daring dimulai, atau setiap sesudah melaksanakan salat.Â
Orang tua juga diharapkan bisa mengawasi serta memberikan arahan atau bimbingan kepada anak Apabila anak melakukan kesalahan. Orang tua juga harus bisa memastikan bahwa apa yang dilihat dan didengar anak itu adalah suatu hal yang memang baik untuk anak tiru.
Daftar Pustaka :
Dewi, dkk (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar
Uswatun, dkk (2020). Analisi Proses Pembelajaran Dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi COVID-19 Pada Guru Sekolah Dasar.
Yaumi. M. (2016). Pendidikan Karakter : Landasan,Pilar,dan Implementasi. Jakarta: Prenadamedia Group
Handarini. Dkk (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H