Mohon tunggu...
Ni Luh Rosita Dewi
Ni Luh Rosita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Political Analys - Youth Activis

Youth Empowerment

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Why Winners Always Quit?

1 Januari 2024   21:20 Diperbarui: 1 Januari 2024   21:50 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ni Luh Rosita Dewi - Dokumen pribadi

Saya banyak belajar dalam menghadapi tantangan dilapangan, bahwa tidak semua hal bisa diselesaikan hanya dengan modal percaya diri. Ada banyak part dimana saya banyak menahan diri.

Metahui, kian hari perjalanan ini menjadi kian sulit, selesai satu muncul lagi masalah dan tantangan baru. Begitu seterusnya, ini seperti chapter buku yang tidak menunjukkan ending.

Sulit untuk tidak terbawa perasaan, sulit untuk tidak merasa terluka, sulit untuk mengatakan bahwa saya tidak cukup sedih ketika sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena saya juga manusia biasa...

Terkadang saya harus mengalah dengan seseorang yang tidak memahami substansi, memilih mengalah agar tensi tidak menjadi semakin tinggi. Yang saya tahu, berdebat dengan orang bodoh benar-benar membantu melatih sabar saya menjadi semakin luas.

Meski sedikit kesal, ternyata itulah seninya menangani orang banyak. Begitulah perbedaan itu harus dijembatani, begitulah proses pemimpin itu dibentur, terbentur dan terbentuk.

Selalu menyakitkan, tapi tentu ada manisnya meski tak banyak haha..

Masuk di bagian akhir dari tulisan, jika merujuk pada pengalaman-pengalaman yang saya lalui. Ada sebuah kemiripan dari rasa sedih yang dialami. Ketika kita lelah, kita menjadi cukup rentan untuk merasa sedih, bahkan kata-kata bernada tinggi yang tidak sengaja dilontarkan pun dapat melukai perasaan kita.

Jadi, belajar menguatkan hati sebelum melangkah keperjalanan yang lebih jauh juga sama pentingnya. Kita harus menyadari bahwa, pelaut handal tidak datang dari ombak yang tenang. Menjaga hatimu tetap sehat, juga sangat amat membantumu menjadi semakin bijak dalam mengarungi setiap proses.

Begitu pula, semakin kamu berada di level atas, maka pekerjaanmu akan terlihat semakin sedikit. Seolah orang-orang sedang menutup mata akan tanggungjawab yang diemban menjadi semakin besar dari waktu ke waktu.

Setiap pemimpin harus menerima dan menikmati suka dukanya.
Meski kita harus berhenti sejenak untuk merenungi apakah perjalanan ini sudah benar-benar berada di treck yang benar. 

And it's okey to be quit...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun