Kesiapan Anak Muda
Jika dilihat dari sisi kesiapan dan persiapan, maka jika menganalisis langkah dari Kaesang, sejatinya sudah dalam kategori dipersiapkan secara matang. Meski banyak orang mengatakan mengapa ia harus bergabung ke partai kecil bahkan menahkodai PSI. Tapi, bukankah lebih baik sebelum belajar menjadi raja, kita belajar terlebih dahulu untuk memimpin di tempat yang kecil? Ini seperti saat kita diberikan pilihan menjadi ikan besar di tempat yang kecil atau menjadi ikan kecil di tempat yang besar.
Tidak semua langkah harus memiliki pengalaman sebelumnya, untuk memulai pertama kali kita tidak wajib untuk langsung expert dalam sebuah bidang, ini berlaku sama untuk anak muda yang memang benar-benar mencoba untuk memulai sesuatu yang baru. Kita tidak perlu menggunakan pola-pola lama, kerena memang mendorong adanya perubahan sepanjang tokoh tersebut memang memiliki kompetensi dan aspek-aspek kelayakan yang dianggap telah mampu Ia penuhi.
Gebrakan Perubahan
Meskipun, politik bagi anak muda selalu diasosiasikan sebagai sesuatu yang buruk, kejam, penuh pertarungan, hoax, korupsi dan perebutan kekuasaan. Karena itulah, loncatan baru tentu diperlukan untuk mengubah arah peta politik lama yang tidak ramah dengan anak muda.Â
Kacamata optimisme menunjukkan untuk memulai sesuatu hal baru dan notabenya benar-benar baru tidak mensyaratkan kita untuk memiliki pengalaman yang sama dengan orang yang sudah memulai lebih dahulu selama bertahun-tahun. Tetapi kita optimis bahwa langkah tersebut dapat berbuah positif.
Gebrakan semacam ini mengingatkan kita dengan Partai Move Forward (PMF) partai yang dihuni oleh anak muda di negara Thailand yang akhirnya menguasai kursi parlemen. Partai ini memiliki tujuan yang jelas yakni untuk mereformasi rezim militer, mendukung dan mendorong demokrasi untuk menciptakan transparansi dan efisiensi politik, dan tentunya PMF menyasar generasi muda yang haus akan perubahan.
Setiap anak muda yang memiliki kemampuan dan kompetensi yang baik tidak seharusnya dilimitasi gerakkanya, tidak seharusnya pula orang-orang baik baik dan layak tidak dikerdilkan melalui proses politik. Langkah anak muda juga tidak perlu selalui diasosiasikan sebagai langkah tanpa pertimbangan, bukankah usia tidak lagi menjadi faktor penentu dari kematangan emosional seseorang dalam memimpin?
Maka dari itu, sedianya idealisme anak muda harus terus dirawat, bahkan di tengah gempuran politik praktis sekalipun. Perlahan anak muda harus membangun jalannya sendiri, jalan yang ramah dilalui bagi generasi muda untuk menyuarakan visi misi dan harapan bagi masa depan bangsa.Â
Ni Luh Rosita Dewi, S.IP. (Youth Activist)