Mohon tunggu...
Ni Luh Rosita Dewi
Ni Luh Rosita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Political Analys - Youth Activis

Youth Empowerment

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tampilkan Tari Topeng Tugek di FKL 2022, Carangsari Dikukuhkan Sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara

15 Oktober 2022   06:25 Diperbarui: 26 Oktober 2022   11:59 4741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan Tiga sesi Tari Topeng Tugek Carangsari/(dok pribadi)

Alunan gamelan khas Bali menjadi suara pertama yang terdengar tatkala saya sampai di sebuah tempat menawan yang berlokasi tidak jauh dari lokasi Festival Pasar Rakyat.

Para penabuh gamelan tampil menawan lengkap dengan baju khas seka gong Bali. "Sebagai pembuka, mari kita saksikan bersama persembahan Tari Topeng Tugek" begitulah teriak MC yang disambut riuahan tepuk tangan para tamu undangan dan masyarakat yang hadir FKL 2022.

Saya dan tamu lainnya benar-benar terkesima saat menyaksikan persembahan tari pembukaan tersebut. Iya, kami terkesima lantaran Tarian Topeng Tugek yang dibawakan oleh pregina (sebutan untuk penari Bali) karena sukses membuat penonton takjub dengan gerakan, makna dari tarian topeng khas Desa Carangsari tersebut.

Tari Topeng Tugek merupakan suatu tarian legendaris yang dimiliki oleh Desa Wisata Carangsari. Selain julukan sebagai The Historical Village, Desa Carangsari juga terkenal dengan gudangnya para seniman.

Tarian ini merupakan ciptaan sosok Maestro bernama, I Gusti Ngurah Windia pada tahun 1965. Topeng Tugek menampilkan sejumlah karakter unik dalam seni petopengan Bali yang juga kerap kali tampilkan dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB).

Penampilan Tiga sesi Tari Topeng Tugek Carangsari/(dok pribadi)
Penampilan Tiga sesi Tari Topeng Tugek Carangsari/(dok pribadi)
Penampilan Tiga sesi Tari Topeng Tugek Carangsari/(dok pribadi)
Penampilan Tiga sesi Tari Topeng Tugek Carangsari/(dok pribadi)

Sekilas tentang Tari Topeng Tugek sendiri memperkenalkan sekaligus menghidupkan karakter perempuan yang dikenal dengan nama Tugek atau Luh Manik, karakter ini menggambarkan orang tuli dan orang dengan anatomi wajah berantakan. Dalam seni pertunjukkan di Bali, karakter itu biasa disebut karakter kerakyatan yang dalam penampilannya bertujuan untuk menghibur penonton dengan segala bentuk dialog lucu namun penuh makna dan pelajaran.

Tak ayal, pada penampilan sesi terakhir dari tarian tersebut, gelak tawa terus meramaikan venue, lantaran karakter ketiga yang dibawakan oleh para pregina menampilkan sesi lucu bak standup komedi.

Landmark Desa Wisata Ramah Berkendara Carangsari/(dok pribadi).
Landmark Desa Wisata Ramah Berkendara Carangsari/(dok pribadi).

Pasca pandemi Covid-19 pariwisata Bali memang mengalami kontraksi serius yang membuat industri pariwisata sempat lumpuh akibat lockdown. Imbasnya tentu sangat serius bagi sektor pariwisata yang sebelumnya menjadi penyumbang pendapatan negara terbesar kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun