Mohon tunggu...
Rosita Amelia
Rosita Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya seorang mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hobi saya membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menelaah Konsep Diri Positif dan Negatif Menurut Hurlock pada Remaja SMA

20 Desember 2024   23:26 Diperbarui: 20 Desember 2024   23:26 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pada Saat Wawancara (Sumber: Dokumen Pribadi)

Konsep diri adalah cara seseorang memandang, menilai, dan memahami dirinya sendiri, mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan emosional. Menurut Elizabeth B. Hurlock, seorang psikolog perkembangan terkemuka, konsep diri merupakan inti dari pola perkembangan kepribadian seseorang yang berkembang sepanjang hidup dan dipengaruhi oleh interaksi dengan orang lain serta pengalaman pribadi.

Aspek-Aspek Konsep Diri Menurut Hurlock:

Aspek Fisik: Meliputi persepsi individu tentang penampilan fisiknya, seperti tinggi badan, berat badan, dan daya tarik. Bagaimana seseorang menilai aspek fisiknya dapat mempengaruhi rasa percaya diri dan penerimaan diri.

Aspek Psikologis: Mencakup pandangan individu terhadap kepribadian, bakat, kemampuan intelektual, dan sifat-sifat emosionalnya. Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan psikologis membantu dalam pengembangan diri.

Aspek Sosial: Berhubungan dengan bagaimana individu melihat perannya dalam hubungan sosial, termasuk interaksi dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Penerimaan dan pengakuan dari lingkungan sosial berperan penting dalam pembentukan konsep diri.

Aspek Emosional: Menunjukkan bagaimana individu menilai stabilitas emosionalnya, termasuk kemampuan mengelola emosi seperti marah, sedih, dan bahagia. Pengendalian emosi yang baik berkontribusi pada konsep diri yang positif.

Dalam Psikologi, konsep diri dibagi menjadi dua kategori utama: konsep diri positif dan konsep diri negative. Kedua konsep ini memiliki dampak yang signiffikan terhadap perilaku, Kesehatan, mental, dan interaksi sosial individu.

Konsep Diri Positif dan Negatif:

Hurlock membedakan antara konsep diri positif dan negatif:

Konsep Diri Positif: Individu dengan konsep diri positif cenderung percaya diri, realistis dalam menilai diri, dan mampu menerima serta menghargai diri sendiri. Mereka melihat kekurangan sebagai area untuk perbaikan dan memiliki motivasi untuk berkembang.

Konsep Diri Negatif: Individu dengan konsep diri negatif sering merasa rendah diri, fokus pada kelemahan, dan mungkin merasa tidak mampu memenuhi harapan. Hal ini dapat menghambat perkembangan pribadi dan menyebabkan masalah dalam penyesuaian sosial.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri:

Pengalaman Pribadi: Keberhasilan dan kegagalan yang dialami seseorang membentuk cara pandang terhadap diri sendiri. Keberhasilan dapat meningkatkan rasa percaya diri, sementara kegagalan, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menurunkan konsep diri.

Interaksi Sosial: Tanggapan dan penilaian dari orang lain, seperti keluarga, teman, dan masyarakat, mempengaruhi pembentukan konsep diri. Dukungan positif dapat memperkuat konsep diri, sedangkan kritik yang berlebihan dapat melemahkannya.

Peran dan Status Sosial: Peran yang dijalankan dalam keluarga, pekerjaan, atau masyarakat, serta status sosial, turut membentuk persepsi individu tentang dirinya.

Budaya dan Lingkungan: Norma, nilai, dan harapan yang ada dalam budaya dan lingkungan tempat individu tinggal mempengaruhi standar yang digunakan untuk menilai diri sendiri.

Penerapan Teori Hurlock dalam Kehidupan Sehari-hari:

Memahami konsep diri menurut Hurlock membantu individu untuk:

Mengenali Diri Sendiri: Dengan memahami aspek-aspek konsep diri, individu dapat lebih mengenali kekuatan dan kelemahan pribadi.

Mengembangkan Potensi: Kesadaran akan konsep diri positif mendorong individu untuk terus berkembang dan memperbaiki diri.

Meningkatkan Hubungan Sosial: Pemahaman konsep diri membantu dalam berinteraksi dengan orang lain secara lebih sehat dan konstruktif.

Mengelola Emosi: Dengan mengetahui aspek emosional dari konsep diri, individu dapat belajar mengelola emosi dengan lebih baik.

Dalam konteks pendidikan dan pengembangan pribadi, teori Hurlock tentang konsep diri dapat digunakan sebagai kerangka untuk membantu individu memahami diri mereka lebih baik dan mencapai penyesuaian pribadi serta sosial yang optimal.

Analisis konsep diri pada dua orang siswi kelas 1 SMA Triguna Utama Ciputat Timur, Fellamy Ramadhani dan Shofi Asma Syafiatal Qolba, masing-masing memiliki konsep diri yang berbeda. Adapan hasil analisis yang dilakukan melalu wawancara adalah sebagai berikut:

Foto bersama Fellamy (Sumber: Dokumen Pribadi)
Foto bersama Fellamy (Sumber: Dokumen Pribadi)

Fellamy menunjukkan adanya campuran antara konsep diri positif dan negatif, dengan kecenderungan lebih kuat ke arah konsep diri negatif. Berikut adalah analisis lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi konsep diri Fellamy:

Konsep Diri Positif:

Pemahaman terhadap Keberhasilan dan Kegagalan: Fellamy menyadari bahwa keberhasilan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan pengakuan atas kemampuannya. Sebaliknya, ia melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar, memperbaiki diri, dan menjadi lebih kuat di masa depan.Pandangan ini mencerminkan sikap adaptif dalam menghadapi berbagai pengalaman hidup.

Dukungan Sosial: Fellamy mengakui pentingnya dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar dalam membangun kepercayaan diri. Ia menyadari bahwa lingkungan yang suportif berperan signifikan dalam perkembangan individu, memengaruhi cara bersikap, menangani masalah, dan berkomunikasi.

Pengakuan atas Kekuatan Pribadi: Fellamy menyebutkan beberapa kekuatan dalam dirinya, seperti bakat seni rupa (baik tradisional maupun digital), kemampuan berbahasa Inggris, keterampilan dalam editing foto dan video, serta minat dalam fotografi. Pengakuan ini menunjukkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya.

Konsep Diri Negatif:

Pengalaman Bullying: Sejak sekolah dasar, Fellamy mengalami bullying secara verbal dan non-verbal. Pengalaman ini berdampak signifikan, menyebabkan penurunan rasa percaya diri dan kecenderungan menjadi pribadi yang pendiam. Studi menunjukkan bahwa korban bullying sering mengalami penurunan konsep diri, merasa tidak diterima oleh lingkungannya, dan dapat mengalami stres serta depresi.

Pengaruh Kritik dan Perlakuan Negatif: Kritik dan perlakuan negatif dari orang-orang di sekitarnya sangat memengaruhi pandangan Fellamy terhadap dirinya sendiri, menurunkan rasa percaya diri, dan membuatnya lebih tertutup secara emosional. Hal ini sejalan dengan temuan bahwa dukungan sosial yang rendah dapat memperburuk dampak negatif bullying terhadap konsep diri.

Respon terhadap Kegagalan dan Situasi Sulit: Saat menghadapi kegagalan atau situasi sulit, Fellamy cenderung mencari pelarian daripada langsung menyelesaikan masalah.Meskipun akhirnya ia menghadapi masalah tersebut, awalnya ia meragukan kemampuannya sendiri.Sikap ini mencerminkan keraguan diri yang dapat menghambat pengembangan konsep diri positif.

Perasaan Tidak Mampu Memenuhi Harapan Orang Lain: Fellamy pernah merasa tidak mampu memenuhi harapan orang lain, yang membuatnya lebih tertutup secara emosional dan mengekspresikan perasaannya melalui seni. Meskipun seni dapat menjadi sarana ekspresi yang positif, perasaan tertekan untuk memenuhi ekspektasi eksternal dapat menghambat perkembangan konsep diri yang sehat.

Meskipun Fellamy memiliki kesadaran akan kekuatan dan potensi dalam dirinya, pengalaman negatif seperti bullying dan kritik dari lingkungan sekitar lebih dominan memengaruhi konsep dirinya ke arah negatif. Untuk menguatkan aspek positif dalam konsep dirinya, diperlukan dukungan yang tepat, baik dari keluarga, teman, maupun profesional, guna membantunya mengatasi dampak pengalaman negatif dan membangun kepercayaan diri yang lebih kuat.

Foto  bersama Shofi (Sumber: Dokumen Pribadi)
Foto  bersama Shofi (Sumber: Dokumen Pribadi)

Sedangkan Shofi menunjukkan dominasi konsep diri positif, yang tercermin dari berbagai responsnya:

1. Aspek Konsep Diri Positif:

Pengalaman Keberhasilan: Shofi menyatakan bahwa pencapaian pribadi meningkatkan pandangannya terhadap diri sendiri, membuatnya sadar akan kemampuannya untuk meraih sukses.

Dukungan Sosial: Ia mengakui bahwa saran dan contoh dari keluarga serta teman-teman memperkuat rasa percaya dirinya.

Mekanisme Positif: Untuk menjaga pandangan positif, Shofi mengingat hal-hal baik yang telah dilakukannya dan menerima kritik dengan sikap terbuka, sambil meyakinkan diri bahwa ia adalah individu yang baik.

Penyelesaian Konflik: Dalam menghadapi konflik, ia memilih berdiskusi untuk mencari solusi, menunjukkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah secara konstruktif.

Penerimaan Diri: Shofi merasa puas dengan dirinya, menerima kekuatan seperti kedewasaan dan kelemahan seperti mudah terpancing emosi, mencerminkan penerimaan diri yang sehat.

2. Aspek Konsep Diri Negatif:

Pengaruh Lingkungan: Ia menyadari bahwa faktor lingkungan dan pertemanan dapat mempengaruhi rasa percaya diri, dan ia pernah mengalami dampak negatifnya.

Dampak Kegagalan: Meskipun kegagalan membuatnya merasa kurang baik tentang kemampuannya, Shofi melihatnya sebagai motivasi untuk berusaha lebih keras, menunjukkan resilien yang kuat.

Secara keseluruhan, Shofi memiliki konsep diri positif yang dominan. Ia mampu memanfaatkan dukungan sosial, memiliki mekanisme untuk mempertahankan pandangan positif, dan menunjukkan penerimaan diri yang baik. Meskipun ada pengaruh negatif dari lingkungan dan pengalaman kegagalan, Shofi berhasil mengatasinya dengan sikap proaktif dan resilien, yang merupakan ciri individu dengan konsep diri positif menurut Hurlock.

Secara keseluruhan, Shofi memiliki konsep diri yang positif, ditandai dengan:

Pengalaman keberhasilan yang meningkatkan pandangan positif terhadap diri.

Dukungan sosial yang memperkuat rasa percaya diri.

Mekanisme koping yang efektif dalam menghadapi kritik dan tantangan.

Kemampuan menyelesaikan konflik secara konstruktif.

Penerimaan diri terhadap kekuatan dan kelemahan pribadi.

Meskipun ada pengaruh negatif dari lingkungan dan kegagalan, Shofi mampu mengatasinya dengan sikap proaktif dan positif, sesuai dengan konsep diri positif menurut Hurlock.

Kesimpulan:

Fellamy cenderung memiliki konsep diri negatif akibat dominasi pengaruh bullying di masa lalu, meski terdapat potensi aspek positif jika didukung dengan baik. Sebaliknya, Shofi lebih dominan memiliki konsep diri positif berkat kesadaran diri, mekanisme penguatan positif, dan sikap proaktifnya terhadap tantangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun