Mohon tunggu...
Rosita Amelia
Rosita Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya seorang mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hobi saya membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Eksplorasi Tema dan Pesan Moral dalam Novel 'Belenggu' oleh Armijn Pane Menurut Teori Burhan Nurgiyantoro

20 Juli 2024   12:37 Diperbarui: 20 Juli 2024   18:04 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eksplorasi Tema dan Pesan Moral dalam Novel 'Belenggu' oleh Armijn Pane Menurut Teori Burhan Nurgiyantoro

Belenggu adalah sebuah karya sastra yang mendalam dan kompleks, menggambarkan pergulatan batin manusia dalam mencari kebebasan dan identitas diri. Novel ini menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah sastra Indonesia dan terus menarik perhatian pembaca dan kritikus hingga saat ini. Novel Belenggu karya Armijn Pane merupakan sebuah karya sastra yang terbit pertama sebelum Indonesia merdeka, yaitu pada tahun 1940. Novel ini dibuat semenarik mungkin oleh penulis, sehingga terdapat cerita yang sangat seru dan intens, pesan moral yang terkandung di dalamnya memberikan dampak yang baik bagi pembaca.

Analisis ini menggunakan teori Burhan Nurgiyantoro untuk menganalisis tema dan pengembangan tokoh dalam 'Belenggu', Burhan Nurgiyantoro menyatakan bahwa unsur-unsur pembangun novel mencakup alur, tema, penokohan, latar, sudut pandang, bahasa, dan pesan moral. Unsur-unsur penceritaan dalam fiksi naratif ini merupakan struktur yang membentuk cerita. Tulisan ini akan memusatkan perhatian pada tema dan pesan moral yang terdapat dalam novel 'Belenggu'.

  • Tema

Pada novel Belenggu mengisahkan tentang kehidupan seorang lelaki bernama Sukartono yang berprofesi sebagai seorang dokter, ia terjebak dalam konflik batin yang rumit antara cinta dan kewajiban. Sukartono menikahi seorang wanita bernama Sumartini, tetapi hubungan mereka dipenuhi dengan ketegangan dan konflik internal. Sukartono merasa terbelenggu antara kewajiban pernikahan dan cintanya kepada seorang wanita lain, yaitu pasiennya yang merupakan teman sekaligus tetangganya dahulu. Siti Rohayah.

  • Motif Perselingkuhan.

               Sebagai seorang suami sekaligus dokter, di tengah kesibukan dan rasa lelah, tentu ia sangat membutuhkan perhatian dari sang istri, sumartini, yang biasa disebut Tini. Tetapi dia tak kunjung mendapatkan perhatian yang ia inginkan, meskipun hal-hal yang kecil. Hal ini dibuktikan pada kutipan narasi berikut.

"Perempuan sekarang cuma me minta hak saja pandai. Kalau suaminya pulang dari kerja, benar dia suka menyambutnya, tetapi ia lupa mengajak suaminya duduk, biar ditanggalkannya sepatunya. Tak tahukah perempuan sekarang, kalau dia bersimpuh dihadapan suaminya akan menanggalkan sepatunya, bukankah itu tanda kasih, tanda setia Apa lagi hak po rempuan, lain dari memberi hati pada laki-laki

Dokter Sukarteno memandang sepatunya. Dia tersenyua loca rasanya membayang-bayangkan Tini duduk bersimpuh dihadapan nya sedang asyik menanggalkan sepatunya. Mengurus bloc-note saja dia tiada hendak. Tiada hendak...... Betulkah karena tidak haen dak? Tini pelalai di waktu belakangan ini, sampai barang sulaman nya ditaruhnya di meja itu"

Pada suatu hari dia mendapatkan panggilan dari pasien seorang perempuan Bernama Siti Ruqoyah yang biasa Tono sebut Yah, ia ingin diperiksa ke rumahnya, tetapi Yah hanya berpura-pura sakit hanya untuk mendapatkan perhatian dari Tono. Akan tetapi, Tono selalu ingat pesan gurunya untuk tidak langsung menyimpulkan pasien baik-baik saja, dia selalu berpikir mungkin ada hal lain. Karena sering Tono berkunjung ke rumah Yah untuk memeriksa, dia sering mendapatkan perhatian kecil yang tidak ia dapatkan Ketika berada di rumah dengan sang istri, Tini. Sehingga ia sadar dan merasa nyaman. Hal ini dibuktikan pada kutipan.

"Dokter, tiadakah parnas hari ini? Bolehkah saya tanggalkan baju quan dokter?" Dia tiada menunggu jawab dokter Sukartono, dengan segera ditanggalkarnya Sesudah disangkutkannya baju itu dia kembali, lalu berlutut dihadapan Sukariono, terus ditanggalkannya sepatunya, dipasangkannya sandal yang diambilnya dari bawah kerosi Sukartono.

"Sudah sedia," katanya dengan senyum simpul. Kartono merasa seolah-olah tercapai cita-citanya, merasa baha- gia didalam hatinya karena dipelihara demikian. Yang demikian sudah lama dinanti-nantinya.

Semakin hari semakin dia nyaman dan tenang berada di rumah Yah. Ketika di rumah ia selalu merasa risau dan jengkel dengan sikap Tini yang cuek dan seolah tidak peduli terhadapnya.  Dengan Yah, Tono bisa menceritakan keluh kesahnya yang seolah tidak ada rahasia dan merasa damai. Tono sering kali mendadak pergi dengan alasan ada panggilan pasien dan pulang larut malam.

  • Kebebasan Pribadi dan Identitas.

Novel ini menggambarkan perjuangan individu, terutama Sumartini (Tini), untuk mendapatkan kebebasan pribadi dan menemukan identitasnya sendiri. Tini merasa terbelenggu oleh peran tradisional sebagai istri dan ibu, dan ia mencari kebebasan di luar peran-peran tersebut.

Salah satu dialog yang mencerminkan tema ini adalah percakapan antara Tini dan Sukartono tentang kebebasan dan peran wanita:

"Aku tidak mau selamanya hanya menjadi istri dan ibu, Tono. Aku juga ingin menjadi diriku sendiri, memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidupku."

Juga pada kutipan berikut:

"Sumartini memandang keluar jendela, matanya menerawang jauh melampaui batas cakrawala. la merasa ada dunia lain di luar sana, dunia yang menawarkan kebebasan dan kemungkinan yang tak terbatas. Namun, rantai-rantai tak terlihat mengikatnya di tempat ini, membuatnya terbelenggu dalam peran yang ditentukan oleh orang lain."

  • Konflik Batin

Konflik batin yang dialami oleh tokoh-tokoh utama, terutama Tini dan Sukartono, merupakan inti dari cerita ini. Sukartono merasa terasing dalam pernikahannya, sementara Tini berjuang dengan keinginannya untuk kebebasan dan pemenuhan diri.

"Kadang aku merasa seperti orang asing di rumahku sendiri. Aku tidak tahu lagi apa yang Tini inginkan, dan aku semakin tidak memahami diriku sendiri."

"Tono, aku merasa terperangkap. Aku mencintaimu, tapi aku juga mencintai kebebasanku. Mengapa sulit sekali bagi kita untuk memahami perasaan masing-masing?" Sukartono: "Aku juga merasa terjebak, Tini. Aku ingin membahagiakanmu, tapi semakin aku mencoba, semakin aku merasa kehilangan diriku sendiri."

  • Peran Gender dan kritik Sosial

Novel ini memberikan kritik terhadap peran gender tradisional dan ekspektasi masyarakat terhadap wanita. Tini merasa terkungkung oleh norma-norma sosial yang membatasi kebebasan dan potensi wanita.

"Yu, waktu sekarang dua buah jalan yang dapat ditempuh oleh anak gadis bangsa kita. Dahulu cuma sebuah saja, ialah jalan kawin. Dan barang siapa me- nyimpang jalan raya itu yang sebenarnya sempit - diejekkan orang, orang berbisik-bisik kalau dia lalu: "tidak laku".

"Yu, Yu, benarkah kita perempuan, baru boleh dikatakan benar- benar cinta, kalau kesenangannya saja yang kita ingat, kalau kita tiada ingat akan diri kita, kalau kesukaan kita cuma memelihara dia? Kalau tiada perasaan yang demikian, benarkah kita belum benar-benar kasih akan dia? Aku bingung, yu, bukankah kita ber- hak juga hidup sendiri? Bukankah kita ada juga kemauan kita? Mes- tikah kita matikan kemauan kita itu? Entahlah, yu, aku belum dapat berbuat begitu."

Pada kutipan di atas sangat menggambarkan bahwa pemikiran zaman dulu tentang perempuan sangat memprihatinkan, mereka berpikir bahwa perempuan dikatakan sukses apabila dia bisa menikah dengan cepat. Mereka berpikir bahwa perempuan hidup hanya untuk laki-laki.

  • Pesan Moral

Pada novel Belenggu karya Armijn Pane ini  terdapat pesan moral dan pelajaran yang dapat kita ambil. Dalam menjalankan hubungan pernikahan, komunikasi merupakan kunci utama dalam keharmonisan rumah tangga, begitupun perhatian-perhatian kecil yang terlihat remeh, tetapi mempunyai dampak negatif yang bisa menimbulkan dan memicunya masalah besar.

Setiap individu memiliki hak untuk mencari dan menemukan identitas serta kebebasan pribadi mereka, bahkan dalam lingkungan yang membatasi. Kebebasan ini penting untuk kebahagiaan dan kepuasan hidup.

Kutipan:

"Aku tidak mau selamanya hanya menjadi istri dan ibu, Tono. Aku juga ingin menjadi diriku sendiri, memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidupku."

            Pentingnya Komunikasi dalam Pernikahan

Komunikasi yang jujur dan terbuka antara pasangan suami istri adalah kunci untuk memahami perasaan dan kebutuhan masing-masing, serta untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat merusak hubungan.

Kutipan:

"Tono, aku merasa terperangkap. Aku mencintaimu, tapi aku juga mencintai kebebasanku. Mengapa sulit sekali bagi kita untuk memahami perasaan masing-masing?"

Seringkali menganggap remeh terhadap obrolan sehari-hari, padahal hal itu sangat penting untuk bisa mempertahankan hubungan yang baik dan harmonis.

Kritik terhadap Norma Sosial dan Peran Gender

Norma sosial yang kaku dan peran gender tradisional dapat membatasi potensi dan kebebasan individu. Masyarakat perlu lebih terbuka dan mendukung kesetaraan gender serta kebebasan pribadi.

Kutipan:

"Masyarakat menganggap wanita hanya layak berada di rumah, mengurus suami dan anak-anak. Tapi Tini tahu, dalam hatinya, bahwa ia memiliki potensi yang lebih besar dari sekadar menjalankan peran-peran domestik yang sempit."

Ketabahan dan Dedikasi dalam Menghadapi Kesulitan

Ketabahan dan dedikasi dalam menghadapi kesulitan adalah sikap yang mulia. Meskipun hidup penuh dengan tantangan, tetap menjalani tugas dengan tekun dan penuh tanggung jawab adalah nilai yang patut dihargai.

Kutipan:

"Siti Rohayah mengerjakan tugas-tugas rumah tangga dengan sepenuh hati. Dalam setiap gerakan dan tindakannya, terlihat ketulusan dan kesederhanaan yang membuatnya berbeda dari yang lain."

Kebahagiaan Tidak Hanya di Ukur oleh Materi

Kebahagiaan sejati tidak hanya diukur oleh materi atau status sosial, tetapi juga oleh kepuasan batin dan kebebasan pribadi. Menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan dan hubungan yang tulus adalah hal yang berharga.

Kutipan:

"Sumartini memandang keluar jendela, matanya menerawang jauh melampaui batas cakrawala la merasa ada dunia lain di luar sana, dunia yang menawarkan kebebasan dan kemungkinan yang tak terbatas."

Jangan Sampai Terjebak dengan Bayang-Bayang Masa Lalu

Dalam menjalani kehidupan, hendaknya fokus terhadap apa yang sedang dijalani sekarang dan berpikir untuk masa depan. Jangan sampai terbelenggu dengan angan-angan dan terjebak di dalamnya.

            Kutipan:

"Demikianlah kita semuanya (dia berhenti sejurus, sebagai hendak mengum pulkan napas) semua menusia demikian juga, begitulah kita sebagai dibelenggu olch angan-angan, masing-masing oleh angan-angan- nya sendiri-sendiri. Belenggu itu berangsur-angsur mengikat dan menghimpit semangat, pikiran dan jiwa, makin lama makin keras, sebagai orang rantai yang dibelenggunya kaki dan tangarinya, ke- dua belahnya, sedang lehernya kena kongkong pula."

 

Melalui kutipan-kutipan di atas, "Belenggu menggambarkan pesan-pesan moral yang relevan dengan kehidupan pribadi dan sosial. Novel ini mengajarkan pentingnya kebebasan pribadi, komunikasi yang baik, kritik terhadap norma sosial yang membatasi, ketabahan dalam menghadapi kesulitan, dan nilai kebahagiaan sejati. Armijn Pane berhasil menyampaikan pesan-pesan ini melalui narasi yang kuat dan dialog yang mendalam, menjadikan "Belenggu" sebagai salah satu karya sastra yang berharga dan relevan hingga kini.

Daftar Pustaka

Nurgiyantoro, B. (2018). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pane, A. (2010). Belenggu. Jakarta: Dian Rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun