Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan atau pengalaman orang lain dari sudut pandang mereka. Ini melibatkan kemampuan untuk menempatkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan merasakan apa yang mereka rasakan, baik itu kebahagiaan, kesedihan, kegelisahan, atau penderitaan. Empati adalah komponen penting dalam hubungan manusia dan memainkan peran besar dalam membangun koneksi yang kuat, kerja sama, dan perilaku prososial. Empati bukan hanya tentang memahami perasaan orang lain, tetapi juga tentang bertindak berdasarkan pemahaman tersebut untuk memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan.
Martin Hoffman adalah seorang psikolog perkembangan,ia  mengemukakan bahwa empati berkembang melalui beberapa tahap seiring dengan pertumbuhan anak. Adapun beberapa tahap perkembangan empati menurut Hoffman yaitu:
1. Empati Global (0-1 Tahun)
Pada tahap ini, bayi merespons dengan cara emosional terhadap ketidaknyamanan orang lain, tetapi mereka belum mampu membedakan antara perasaan mereka sendiri dan perasaan orang lain.
Contoh : Seorang bayi yang mendengar bayi lain menangis mungkin juga akan menangis karena mereka merasakan ketidaknyamanan, meskipun mereka belum memahami bahwa tangisan tersebut berasal dari bayi lain.
2. Empati Egocentris (1-2 Tahun)
Pada tahap ini anak mulai menyadari perbedaan antara perasaan mereka sendiri dan perasaan orang lain, tetapi masih cenderung menunjukkan respons empatik yang egosentris.
Contoh : Seorang anak mungkin mencoba memberikan mainan favorit mereka kepada teman yang sedang sedih, berpikir bahwa apa yang membuat mereka bahagia juga akan membuat temannya bahagia.
3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (2-3 Tahun)
Pada tahap ini anak mulai memahami bahwa perasaan orang lain mungkin berbeda dari perasaan mereka sendiri dan mulai menunjukkan empati yang lebih tulus.
Contoh : Seorang anak mungkin mencoba menghibur teman yang sedang menangis dengan memberikan pelukan atau mengusap punggungnya, menyadari bahwa temannya sedang merasa sedih.