Mohon tunggu...
ROSITA LARASWATI
ROSITA LARASWATI Mohon Tunggu... Guru - Profesi : Guru

Hobi : Menari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice PAUD

10 Desember 2022   17:44 Diperbarui: 10 Desember 2022   17:58 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

  • SITUASI 
  • Situasi yang melatarbelakangi penyelesaian masalah 3 pada PPL adalah sebagai berikut :

 

Situasi yang menjadi latar belakang masalah pada PPL siklus 3 yaitu Anak belum mampu mengenal dan menyebutkan angka 1 -- 10 dengan penulisan yang benar anak kelompok B sehingga praktek ini sangat penting untuk dibagikan dengan harapan agar anak bisa menyebutkan dan menulis angka  dengan cara pengenalan konsep angka menggunakan media 3D yaitu Bantal angka yang terbuat dari kain flannel.
Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik adalah harus
berupaya secara maksimal agar anak bisa menyebutkan dan menulis angka dengan benar dan tepat melalui metode bermain sambil belajar menggunakan media pembelajaran yang menarik dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

            Kondisi yang Menjadi Latar Belakang Masalah adalah : 

Rendahnya kemampuan peserta didik dalam mengenal dan menyebutkan angka dengan penulisan yang benar terlihat bahwa diantaranya:

  • Anak masih belum memahami betul tentang pengenalan angka
  • Anak sering mengobrol dengan temannya
  • Kurang tertarik dalam kegiatan menulis
  • Media pembelajaran yang kurang bervariasi
  • Kurangnya stimulus dari orangtua dirumah
  • Strategi guru yang kurang menarik minat dalam belajar anak
  • Anak menulis tergesa-gesa, kurang memperhatikan contoh

Praktek ini penting untuk di implementasikan karena : 

Kemampuan mengenal konsep angka pada anak sangat penting dilakukan agar anak dapat menulis angka tanpa terbalik.

  • Pada saat "menulis" terbalik-balik, anak-anak tersebut gagal menyinkronkan fungsi mental secara bersama-sama, yakni organisasi, memori, perhatian, keterampilan motorik, dan berbagai aspek kecakapan bahasa (Deuel, 1995).
  • Pendapat Santrock (2007:431), bahwa kesalahan "menulis" pada anak harus dianggap sebagai bagian alamiah dari perkembangan anak dan tidak seharusnya dikritik atau diteliti secara kaku. Apabila memiliki cukup kesempatan berkecimpung-latih dengan bahasa tulis, abilitas menulis anak akan meningkat sejalan dengan kemampuan bahasa dan kognitif anak yang meningkat pula.
  • Tulisan Hilmi (S12) dan Dhanik (S19) di atas menunjukkan bahwa bentuk terbalik cermin mungkin mengalami proses secara bertahap dan mungkin terjadi secara spontan. Wawancara informal dengan anak menunjukkan bahwa anak tidak menyadari munculnya bentuk keterbalikan tersebut. Hilmi menyatakan kesulitannya menulis, sementara Dhanik tidak menyadari bahwa angka 4 yang ditulisnya terbalik. Barulah setelah ditunjukkan, Dhanik mencermati bentuk yang disalinnya dan dapat menyadari keterbalikan bentuk. Meskipun demikian, anak tidak dapat memberikan alasan mengapa membuat bentuk terbalik.
  • Bentuk terbalik cermin mengacu pada bentuk huruf, angka, atau rangkaian huruf yang terbalik seperti pantulan benda di cermin. Keterbalikan tersebut dilihat dari sisi kiri atau kanan. Bentuk terbalik cermin terdiri dari dua kategori, yakni terbalik cermin intraleksem dan terbalik cermin interleksem (Oleh : Tadkiroatun Musfirohi)
  • Berpikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal, menuebutkan dan menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf serta mampu mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar (Nurani, 2019:52, Modul I Profesional KB2)

Peran dan tanggungjawab saya selaku guru adalah

  • Sebagai guru dapat memberikan stimulasi kepada anak dalam kemampuan anak menyusun huruf menjadi kata dengan menerapkan pembelajaran melalui kegiatan yang bentuk permainan. Penggunaan media pembelajaran tentunya sangat penting agar anak bisa mengenal konsep angka dengan tepat dan penulisannya juga benar seperti; Media Rumah Huruf. Merancang pembelajaran inovatif berbasis proyek dengan pola pendekatan saintific bermuatan STEAM.

  • TANTANGAN

Dalam melaksanakan PPL siklus 3 ada beberapa tantangan yang terjadi dalam
mencapai tujuan pembelajaran yaitu:

  • Untuk kegiatan apersepsi mengenai penjelaskan tema Tanaman Sayur dengan subtema Kubis guru menampilkan PPT sesuai dengan tema, dalam menampilkan video pembelajaran anak sangat enyoy dan senang karena anak memiliki pengalaman yang baru sebab jarang terjadi guru menunjukkan video pembelajaran kepada anak. Akan tetapi, guru masih terkendalanya sarana dan prasarana yang kurang memadai di Lembaga kami seperti tidak adanya LCD dalam menampilkan video pembelajaran, guru masih menggunakan Laptop

  • Pada kegiatan mengenal konsep angka 0-9, guru menunjukkan satu persatu angka 0 sampai 9 kepada anak. Anak dapat menjawab dengan benar dan tepat ketika guru menunjukkan angka 0-9, guru juga memberikan pengarahan kepada anak bahwa penulisan angka yang benar seperti apa agar anak tidak terbalik dalam menulis angka. Anak dipersilahkan satu persatu untuk menjawab dan guru menunjuk angka anak yang menjawab kemudian anak menulis angka menirukan anka dengan plastisin.  Dengan kegiatan ini, guru dapat melihat dan menilai kemampuan anak dalam mengenal angka menggunakan media Bantal Angka untuk memperkuat ingatan anak dalam mengenal penulisan yang benar.


  • https://youtu.be/Pu1pAYvmSZo

  • Terdapat murid dari kelas lain yang ingin masuk untuk mengikuti pembelajaran

Keterlibatan :

  • Anak didik sebagai subjek pembelajaran
  • Guru sebagai fasilitator dalam meningkatkan minat belajar anak
  • Teman sejawat untuk membantu dalam proses memvideo berlangsungnya PPL dan melakukan penilaian terhadap guru yang melakukan aktivitas pembelajaran
  • Kepala sekolah yang melakukan pengawasan
  •  
  • AKSI

Adapun Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang
dialami dalam PPL siklus 3 yaitu:

  • Menyusun perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran, bahan ajar, RPP, LKPD dan instrumen penilaian
  • Membuat video pembelajaran inovatif dengan materi tentang sesuai tema
  • Membuat dan mempersiapkan media apersepsi sesuai dengan tema tanaman dengan subtema tanaman sayur kubis
  • Menyediakan laptop yang telah dipinjam untuk menunjang proses pembelajaran yang menyenangkan dan efektif
  • Mempersiapkan ruang main untuk kegiatan anak dalam penerapan kegiatan akan dikoordinasikan dengan semua elemen, baik itu kepala sekolah, orangtua peserta didik maupun rekan guru sejawat. Strategi yang digunakan adalah semua harus berperan aktif dalam mewujudkan pemnelajaran yang efektif dan efisien.
  • Memberikan pembelajaran yang berfariasi agar anak tidak mudah bosan seperti
    pembelajaran yang berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematics (STEAM), Higher Order Thinking Skill (HOTS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun