Mohon tunggu...
ROSITA LARASWATI
ROSITA LARASWATI Mohon Tunggu... Guru - Profesi : Guru

Hobi : Menari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Melalui Puzzle Kelompok B

29 November 2022   19:20 Diperbarui: 29 November 2022   19:39 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kegiatan ini, guru dapat melihat dan menilai kemampuan kognitif anak dalam memecahkan masalah sendiri dan permainan Puzzle Bergambar ini dapat dilakukan secara berulang dan terus menerus dilakukan secara bergantian dan terus menerus pada hari selanjutnya untuk melatih anak dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi anak.

Anak sangat antusias dalam permainan puzzle meskipun kadang mengalami keraguan dan kesulitan. Dengan hal tersebut anak mampu belajar menganalisa masalah dan memikirkan lebih mendalam cara penyelesaian yang tepat. Sebagaimana Syaodih, dkk (2018:30) menjelaskan bahwa mengajarkan penyelesaian masalah kepada anak usia dini ini mempu membangun pemikiran anak menjadi lebih analitis, logis, kritis, dan sistematis dalam mengambil keputusan di dalam hidupnya.

Anak berlatih juga berfikir sendiri untuk menentukan cara pemecahan masalah hingga puzzle tersebut tersusun utuh seperti sedia kala. Sebagaimana pernyataan dari John Dewey (dalam Utami dkk, 2017: 176) yang mengenalkan pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) adalah memberikan latihan kepada anak untuk berfikir.

Permainan puzzle dilakukan anak memberikan kesan belajar yang berbeda dan menyenangkan. Guru pada awalnya menjelaskan gambar puzzle utuh sebelum dibongkar. Anak diajak memahami setiap lekukan potongan yang terdapat dalam puzzle dan urutan-urutan yang harus dilakukan agar semkin mudah dalam menyelesaikannya.

Hal ini dilakukan guru sejalan dengan pernyataan Mayer (dalam Musriandi 2017: 154) pemecahan masalah sebagai suatu proses banyak langkah dengan si pemecah masalah harus menemukan hubungan antara pengalaman (skema) masa lalunya dengan masalah yang dihadapinya dan kemudian bertindak untuk menyelesaikannya. Dalam hal ini anak menghubungkan memori puzzle sebelum dibongkar dan saat terpotong potong menjadi beberapa bagian.

Tugas guru adalah mengingatkan sedikit pengetahuan yang didapat anak sebelumnya tanpa membantu lebih dalam lagi agar tujuan anak dapat berfikir ktritis dapat tercapai. Dampak sangat terlihat ketika anak anak sebelum bermain puzzle dan setelah melakukan permainan puzzle. 

Belajar tidak hanya dilakukan dengan pensil dan buku, namun dapat dilakukan dalam bermain puzzle yang menyenangkan contoh salah satunya. Hal ini dapat dilihat adanya perkembangan kemampuan pemecahan masalah anak dari sebelum dan setelah bermain puzzle.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun