Kemajuan zaman ditandai percepatan bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti era digital sekarang semakin mempermudah manusia satu dengan lainnya untuk saling terhubung/terkoneksi. Di samping jarak jangkauannya yang mendunia, juga interaksi yang berlangsung dalam tempo seketika (realtime) serta pertukaran pesan dan penyebarannya sangat  masif.
Salah satu dampak yang perlu dipahami atas begitu cepat dan pesatnya konten yang diunggah berbasis online -- yang serta merta dikonsumsi khalayak luas maka secara langsung maupun tidak langsung hal ini akan turut serta membentuk opini publik.
Terutama pesan-pesan atau konten yang sempat menjadi viral di media sosial, sangat mungkin sekali membawa pengaruh walaupun hanya sebatas kognitif apalagi hingga berpengaruh pada tingkat perilaku bagi mereka yang mengkonsumsi pesan viral tersebut.
Sejenak bila dilihat jumlah pengguna internet di Indonesia, dapat diketahui bahwa dari total penduduk yang berjumlah 262 juta jiwa, menurut laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ( APJII) ada sekitar 143 juta orang telah terhubung jaringan internet sepanjang 2017 (tekno.kompas.com, Â 22/02/2018).
Lebih jauh disebutkan sebanyak 120 juta orang Indonesia menggunakan perangkat mobile, seperti smartphone atau tablet untuk mengakses media sosial, terutama YouTube, Facebook, WhatsApp, Instagram, disusul media sosial seperti Line (tekno.kompas.com, 01/032018).
Dilihat sepintas data pengguna internet diatas, cukup menggambarkan bahwa lalu lintas komunikasi dan pertukaran informasi antar pengguna media online di negeri ini cukup tinggi, belum lagi jika terhubung dengan para pengguna di luar negeri, jumlahnya tentu semakin meningkat.
Dari gambaran data tersebut, menunjukkan telah terjadi peningkatan konektivitas dari waktu-waktu sebelumnya, demikian halnya tingkat interaksi dan transaksi informasi antar pengguna internet cukup menggembirakan.
Hanya saja persoalan yang perlu mendapat perhatian bersama yaitu berkait dengan isi pesan/konten yang disampaikan atau diterima oleh para pelaku komunikasi online ini, apakah bermuatan positif atau tidak.
Asumsinya, jika konten yang disebarkan banyak memberi manfaat maka kehidupan manusia secara umum menjadi semakin terbantu, semakin berkembang dinamis disegala bidang kegiatan, dan sebaliknya jika konten yang disebar/dibagikan bermuatan negatif seperti fitnah, kebencian, permusuhan, isu SARA, bahkan kabar bohong (hoaks) dan sejenisnya maka dinamika sosial menjadi terhambat.
Berkaitan asumsi tersebut setidaknya perlu diketahui seperti disebutkan bahwa efek pesan yang disampaikan melalui media yaitu menyangkut aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (emosi), dan aspek behavioral atau perilaku/pola-pola tindakan (Rakhmat, 2007:219).
Oleh karenanya, perlu ditekankan di sini bahwa janganlah asal-asalan dalam melakukan klik dan membagikan (share) konten/pesan dalam bermedia sosial. Dampak-dampak ataupun efeknya itulah yang perlu dipikirkan.
Memanfaatkan media sosial sebagai salah satu cara membagikan konten/pesan perlu memperhatikan siapa atau dari mana sumbernya, apakah bisa dipercaya atau bisa dipertanggung jawabkan. Jika sumbernya bisa dipercaya pastinya ini sangat dianjurkan dan bolehlah di-share karena turut menciptakan suasana kondusif. Namun jika sumbernya tidak bisa dipercaya lebih baik ditunda atau diurungkan, sebab dampak negatif yang ditimbulkannya dikemudian hari layak dipertimbangkan.
Di tahun politik seperti sekarang menjelang pemilihan umum tahun 2019 seperti Pemilihan Presdien/Wakil Presiden, Pemilihan Legislatif (pusat dan daerah) sangat dimungkinkan tersebarnya konten-konten terutama di media sosial yang beraneka ragam. Apalagi dilihat karakteristik media sosial yang membolehkan setiap orang mengunggah konten -- sehingga kecermatan dalam memilih dan menyaring informasi termasuk dalam membagikan sangat penting dilakukan. Â Sekali lagi jangan asal klik dan membagikan tanpa memikirkan dampak-dampaknya. (Fransiska Rosilawati).
Referensi:
Rakhmat Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Berapa Jumlah Pengguna Internet Indonesia?
Riset Ungkap Pola Pemakaian Medsos Orang Indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI