Malam semakin larut. Dingin pun semakin menelusup. Namun aku dan Cinta masih bertahan di sini, memandangi bintang. Kami tak banyak bicara malam ini. Aku melihat rona kecantikan di wajah Cinta.
Kecantikan Cinta makin berkilau disepuh cahaya rembulan. Aku mengagumi Cinta.
Aku mendesah tak kuat menikmati Cantiknya Cinta.
“Kamu cantik, Cinta”
Cinta tersipu malu. Dan aku terus memujinya.
“Kamu indah, Cinta”
Cinta makin tersipu. Dan aku terus memujinya.
“Kamu sempurna, Cinta”
Dan aku terus memujinya. Lalu Cinta tak kuat untuk bersuara.
“Sayang, jangan terus memuji aku.
Sungguh aku nggak pantas menerima segala bentuk pujian.
Aku hanyalah makhluk yang hina.
Sesungguhnya Segala Puji Hanyalah Untuk Allah.
Alhamdulillah.”
Dan akupun terpesona. Tenggelam dalam Cantiknya Cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H