4.) Kualitas guru yang rendah. Profesi sebagai guru masih dianggap sepele dan dipandang rendah, bahkan hidupnya belum terjamin dan sejahtera karena gaji yang tergolong rendah. Padahal peran guru sangat penting dan krusial bagi masa depan murid-muridnya, karena terdapat korelasi antara kemajuan suatu negara dengan kualitas guru.Â
Apabila semua guru dan tenaga kependidikan berkualitas atau profesional maka akan melahirkan sistem pendidikan yang baik dan menghasilkan banyak murid berkualitas yang mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dan mampu bersaing dengan negara lain. Akan tetapi pada kenyataannya sebagian besar masih terdapat guru-guru yang tidak berkompetensi untuk mengajar sehingga tidak menjalankan tugasnya secara maksimal atau profesional. Oleh karena itu gaji dan kesejahteraan guru perlu ditingkatkan lagi, karena dengan gaji dan kesejahteraan yang tinggi maka akan lebih banyak orang yang mau menjadi guru. Kemudian akan adanya persaingan yang ketat untuk menjadi guru, dari persaingan itu akan membuat level guru meningkat menjadi lebih bagus dan berkualitas. Ketika guru yang berkualitas maka bisa menghasilkan murid atau SDM yang berkualitas juga. SDM yang berkualitas ini nantinya dapat berkontribusi dalam pembangunan negara. Sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang lebih maju dan disegani oleh negara lain. Jadi bisa disimpulkan bahwa adanya hubungan kualitas guru ini berhubungan dengan rendahnya kesejahteraan guru dan kualitas siswa.Â
5.) Rendahnya kesejahteraan guru. Ribuan guru berunjuk rasa untuk menuntut peningkatan pendapatan, khususnya bagi guru honorer. Meski unjuk rasa ribuan guru kerap terjadi, pemerintah Indonesia tampaknya tak pernah mau memahami persoalan mereka. Meskipun sudah tertera dalam UU Guru dan Dosen dengan sangat jelas. Dengan kesejahteraan yang sangat minim dan beban biaya hidup, apakah guru bisa menjadi sumber inspirasi yang memiliki profesionalisme tinggi dalam mengajar? Itulah yang patut ditanyakan dan dijadikan evaluasi dari negara kita. Karena banyaknya guru mendapatkan pendapatan rendah sehingga terpaksa harus mengambil pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhannya, karena penghasilan guru saja tidak cukup.Â
6.) Prestasi Siswa yang rendah. Kualitas guru sangat berdampak pada rendahnya prestasi siswa karena guru tidak menjalankan tugasnya secara maksimal atau profesional. Selain itu juga bisa disebabkan oleh sarana dan fasilitas yang kurang memadai yang menjadikan proses pembelajaran tersebut kurang maksimal dan efektif terhadap prestasi atau hasil belajar siswa.Â
7.) Kurangnya minat siswa terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan pelajaran. Sekarang lomba game lebih diminati siswa dibandingkan lomba pelajaran. Hadiah yang sangat besar dapat meningkatkan gengsi dan minat orang untuk mengikuti lomba tersebut. Akan tetapi masih ada kasus yang bahkan pemenang olimpiade pun  tidak dilirik dan kurangnya apresiasi dari masyarakat maupun pemerintah. Hadiahnya pun lebih kecil dibandingkan dengan pemenang lomba game yang bisa sampai ratusan juta. Hal ini berpengaruh terhadap minat siswa atau anak muda, kenapa? Karena dengan hadiah yang sangat besar maka semua orang akan berlomba-lomba untuk mengikuti dan memenangkan lomba tersebut. Ketika minat untuk mengikuti perlombaan itu tinggi, maka akan timbul persaingan yang ketat. Ketika persaingannya tinggi, maka orang-orang akan mempersiapkannya dengan serius dan sungguh-sungguh. Hal ini akan membuat level dan skill peserta perlombaan menjadi lebih tinggi. Bahkan mungkin mereka bisa menemukan teknik atau strategi baru yang sebelumnya belum mereka temui. Oleh karena itu, akan lebih baik jika pemerintah lebih memperhatikan lagi lomba-lomba olimpiade atau lomba pelajaran dengan memberikan hadiah yang sangat besar supaya minat siswa untuk mengikuti lomba pelajaran meningkat. Tidak hanya dengan memperbesar hadiah, tapi juga meningkatkan ekspos dari media massa untuk setiap prestasi yang didapatkan. Jadi dalam upaya berkontribusi untuk pendidikan Indonesia yang baik maka yang harus ditingkatkan adalah gengsi dan minat siswa supaya mengikuti lomba pelajaran, dalam hal ini dukungan dari sekolah dan pemerintah sangat dibutuhkan oleh siswa. Sehingga makin banyak orang yang mau mengikuti lomba tersebut, maka akhirnya makin banyak juga orang yang belajar dengan sungguh-sungguh. Pada akhirnya kemampuan siswa Indonesia pun akan meningkat dan Indonesia tidak akan kalah dari negara lain.
Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sarana dan fasilitas, penyebaran pendidikan yang tidak merata, kurangnya minat siswa, biaya yang cukup mahal, kualitas guru, kesejahteraan guru, dan prestasi siswa yang rendah. Oleh karena itu dengan mengetahui permasalahan yang terjadi di Indonesia serta mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan negara-negara maju memiliki sistem pendidikan yang baik, maka bisa dijadikan sebagai acuan bagi negara Indonesia ke depannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik lagi dan unggul dari negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agustang, A., Mutiara, I. A., & Asrifan, A. (2021). Masalah Pendidikan di Indonesia.
Al-Jawi, M. S. (2006, May). Pendidikan di Indonesia: Masalah dan Solusinya. In Makalah dalam Seminar Nasional Potret Pendidikan Indonesia: Antara Konsep Realiti dan Solusi, diselenggarakan oleh Forum Ukhwah dan Studi Islam (FUSI) Universitas Negeri Malang (Vol. 7).
Fajri, I., & Afriansyah, H. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia.
Leni, N. (2019, November). Faktor Yang Membuat 7 Negara (Finlandia, Korea Selatan, Hongkong, Jepang, Singapura, Belanda, Kanada) Diakui Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia dalam Kajian Antropologi dan Matematika. In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (Vol. 2, No. 2, pp. 219-229).