Mohon tunggu...
Rosi Dwi Budiastuti
Rosi Dwi Budiastuti Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, pengajar Bahasa Indonesia di SMAN 5 Purwokerto

Ibu rumah tangga-penikmat karya sastra-gemar mengabadikan momen melalui foto dan video.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practices Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Menggunakan Media Audiovisual

9 Desember 2022   15:30 Diperbarui: 9 Desember 2022   15:34 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah-langkah yang harus dilakukan guru untuk menghadapi tantangan tersebut antara lain: Guru menyusun perangkat pembelajaran (Modul ajar, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan asesmen pembelajaran). Pada kegiatan awal pembelajaran, guru menyampaikan capaian pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran, dan manfaat pembelajaran yang tersaji dalam slide power point. Penyampaian capaian pembelajaran, tujuan, dan manfaat pembelajaran dilakukan supaya peserta didik mengetahui apa yang akan dicapai selama pembelajaran dan apa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan inti, di tahap orientasi peserta didik terhadap masalah, peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada tayangan video lawakan tunggal stand up comedy dari YouTube yang ditayangkan oleh guru. Pada proses pembelajaran, guru menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan memanfaatkan media tayangan video lawakan tunggal stand up comedy  dari youtube untuk menyaksikan contoh sajian teks anekdot dalam bentuk lawakan tunggal. Lalu guru menggunakan koran Kompas minggu sebagai sumber rujukan aktual dan valid dalam membuat teks anekdot, serta memanfaatkan media sosial Instagram untuk mempublikasikan tulisan karya peserta didik sebagai salah satu upaya membangun percaya diri peserta didik dalam mempublikasi tulisan yang telah dibuat. Pada tahap mengorganisasikan peserta didik, guru membantu peserta didik membentuk kelompok diskusi berdasarkan diagnostik yang telah dilakukan dalam pertemuan sebelumnya, membagikan LKPD, dan membagikan koran Kompas kepada peserta didik sebagai sumber rujukan aktual dan valid dalam menulis teks anekdot. Guru membimbing peserta didik dalam proses membuat teks anekdot. Guru membimbing peserta didik dalam proses menyalin teks anekdot pada aplikasi Canva dan mengunggahnya di media sosial Instagram. Guru membimbing peserta didik dalam mempresentasikan teks anekdot hasil diskusi kelompok, serta membimbing kolompok lain memberikan tanggapan presentasi dan memberikan tanggapan dalam media sosial. Guru memberikan apresiasi berupa pujian dan tepuk tangan kepada peserta didik dan yang telah presentasi dan memberikan tanggapan. Pada kegiatan penutup, guru dan peserta didik melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru menyimpulkan pembelajaran, dan menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran ini, antara lain:

  • Kemampuan guru dalam mengaitkan tujuan pembelajaran dengan materi yang diajarkan serta mengaitkan media pembelajaran yang digunakan dengan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Sarana dan prasarana yang memadai serta kemampuan guru yang baik dalam menggunakan media pembelajaran yang menarik seperti pemanfaatan Power Point, video Youtube, aplikasi Canva, dan media sosial Instagram.
  • Pemahaman guru pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk mengondisikan peserta didik dalam pembelajaran.

  • Dilihat dari langkah-langkah di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan aksi ini melibatkan guru dengan kompetensi yang dimiliki, yaitu kompetensi pedagogi dan profesional, serta peserta didik dengan motivasi belajar yang baik untuk meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran.

Refleksi Hasil dan Dampak

  • Dampak dari aksi langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan sangat efektif, hal itu dapat dilihat dari:
    • Pemanfaatan media Power Point, Video Youtube, dan aplikasi Canva, dan Instagram yang sangat membantu menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran menulis teks anekdot.
    • Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terbukti dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis teks anekdot. Hal ini dapat dilihat dari hasil tulisan teks anekdot peserta didik sangat baik dan sesuai dengan struktur serta karakteristik teks anekdot, dibandingkan dengan sebelum menggunakan model dan media yang digunakan oleh guru. Hasil aksi pembelajaran ini telah mencapai KKM yang telah ditetapkan, yaitu 80 dan telah mencapai persentase ketuntasan yang ditetapkan, yaitu 75% peserta didik dari total peserta didik 36 peserta didik telah mencapai batas tuntas atau 27 peserta didik telah mencapai nilai KKM.
    • Kelebihan dari langkah-langkah yang dilakukan, yaitu respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran sangat senang dan antusias karena peserta didik dapat berperan aktif dalam kelompok untuk berdiskusi memecahkan masalah yang mereka temukan.
    • Kekurangan dari langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan ini, yaitu langkah-langkah pembelajaran tidak dapat terlaksana dengan baik apabila sarana dan prasarana sekolah tidak memadai misalnya listrik padam, jaringan internet tidak ada, speaker kelas dan LCD tidak ada sehingga penggunaan media pada proses pembelajaran tidak dapat terlaksana sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun