Mohon tunggu...
Rosidin Karidi
Rosidin Karidi Mohon Tunggu... Human Resources - Orang Biasa

Dunia ini terlalu luas untuk ku. Menjadikan sadar semakin sedikit yang ku tahu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menanti Kepastian Haji 2021

28 April 2021   17:20 Diperbarui: 30 April 2021   13:25 1963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar suasana kegiatan thawaf di Masjidil Haram tanggal 28 April 2021 | sumber: makkahlive.net

Akankah jemaah haji Indonesia kembali gigit jari lantaran tidak berangkat ke Tanah Suci. Karena hingga pertengahan bulan Ramadhan ini, belum juga ada kabar kepastian berangkat haji.

Sebelumnya DPR dan Pemerintah bersuara optimis bahwa musim haji 2021 bisa terselenggara. Mereka optimis, Saudi akan membuka akses dan memberikan kepastian kuota haji 2021. Optimisme itu kemudian mendorong semua pihak terkait melakukan sejumlah persiapan.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Agama telah menyiapkan sejumlah skenario penyelenggaraan haji untuk kuota 50%, 30%, 20%, 10%, dan 5%. Skenario ini disusun sebagai antisipasi tatkala kuota haji dari Saudi tidak lagi 100%. Selain juga antisipasi persiapan penyelenggaraan haji dengan waktu yang makin memendek.

Sebagaimana diketahui, dalam kondisi normal persiapan penyelenggaraan haji dilakukan kurang lebih selama tujuh bulan. Mulai dari pembahasan biaya haji, pelunasan, penyiapan pelayanan, manasik, sampai pemberangkatan jemaah.

Namun, kini waktu yang tersedia kurang dari dua setengah bulan. Akankah pemerintah sudah siap dengan keputusan seperti tahun lalu? Atau tetap menunggu kuota dan membuka haji dengan semua risikonya.

Kepastian Tidak Berangkat

Suasana ibadah haji tahun 2020 | Sumber: Reuters
Suasana ibadah haji tahun 2020 | Sumber: Reuters
Kembali mengenang kejadian tahun 2020 lalu. Meski Saudi belum ada kepastian, pemerintah Indonesia bersikap tegas mengambil keputusan untuk tidak memberangkatkan jemaah haji.

Tepatnya tanggal 2 Juni 2020, Menteri Agama Fahrur Razi menggelar konferensi pers umumkan Indonesia tidak memberangkatkan jemaah haji. Secara waktu, keputusan itu diambil 56 hari sebelum hari Wukuf tanggal 28 Juli 2020.

Meski pada akhirnya pemerintah Saudi memutuskan haji tetap dilaksanakan. Haji secara terbatas diperuntukkan bagi warga negara yang sudah menetap di sana. Penyelenggaraan haji dilaksanakan dengan protokol kesehatan sangat ketat.

Keputusan berat harus ditempuh karena tidak mungkin berlarut menunggu kepastian Saudi yang tak kunjung pasti. Sementara waktu untuk persiapan semakin pendek dan kondisi Pandemi saat itu belum juga menggembirakan.

Saat Menag menyampaikan pengumuman tidak berangkatkan jemaah, pada umumnya jemaah dan masyarakat bisa memahami dan memaklumi. Maklum saja, kondisi pandemi Covid-19 masih menjadi berita panas. Setiap orang merasa takut akan penyakit satu itu. Khawatir tertular, mereka bersikap menahan diri untuk tidak bepergian atau berinteraksi dengan orang lain.

Jika mengikuti jejak tahun lalu, maka pemerintah semestinya akan mengumumkan kepastian berangkat haji tahun ini paling lambat tanggal 22 Mei 2021.

Sinyal Pemerintah Saudi

Pemerintah Saudi memiliki kewenangan sepenuhnya untuk memutuskan, apakah haji 2021 akan dibuka untuk warga negara asing atau tidak. Di masa pandemi sekarang ini, perkembangan kasus baru terkonfirmasi positif masih terjadi peningkatan dalam sebulan terakhir.

Informasi harian perkembangan kasus Covid-19 di Saudi Arabia | sumber: covid19.moh.gov.sa
Informasi harian perkembangan kasus Covid-19 di Saudi Arabia | sumber: covid19.moh.gov.sa
Salah satu sinyal positif dari pemerintah Saudi adalah telah dibukanya Masjidil Haram untuk ibadah umrah. Namun warga Indonesia belum bisa menikmati layanan itu karena termasuk negara yang belum diizinkan mengirim jemaah ke sana.

Selain itu, rencananya Saudi akan membuka penerbangan internasional pada 17 Mei mendatang. Namun lagi-lagi, Indonesia termasuk dari 20 negara yang dilarang masuk ke Saudi.

Melihat tayangan langsung kondisi Masjidil Haram, aktivitas thawaf jemaah umrah lebih leluasa dibanding musim umrah tahun 2020 lalu. Terlihat tetap diberlakukan physical distancing antar jemaah, tapi lebih rapat. Bahkan kerumunan sesekali terjadi di salah satu sudut Kabah.

Tangkapan layar suasana kegiatan thawaf di Masjidil Haram tanggal 28 April 2021 | sumber: makkahlive.net
Tangkapan layar suasana kegiatan thawaf di Masjidil Haram tanggal 28 April 2021 | sumber: makkahlive.net

Kesiapan Pemerintah Indonesia

Meski di tengah Pandemi Covid-19, Kemenag terus menyiapkan sejumlah langkah persiapan.

Tujuh bulan siklus persiapan penyelenggaraan ibadah haji, wajarnya sudah berjalan sejak Desember tahun lalu. Itulah tahap awal pembahasan biaya haji bersama DPR. Tahap ini dilakukan setelah ada kepastian kuota haji untuk Indonesia.

Dan seiring waktu, meski belum ada kepastian kuota, Kemenag telah berhasil melakukan sejumlah persiapan. Terbukti mereka telah menyiapkan sejumlah skenario penyelenggaraan haji dalam berbagai kuota. Termasuk telah menyiapkan alur pergerakan jemaah haji sesuai protokol kesehatan, sejak dari rumah, di asrama, dalam penerbangan, di Tanah Suci, sampai kembali ke Tanah Air.

Skema pergerakan jemaah haji di masa Pandemi Covid-19 | sumber: Kementerian Agama
Skema pergerakan jemaah haji di masa Pandemi Covid-19 | sumber: Kementerian Agama
Sejumlah persiapan layanan yang tidak terkait langsung dengan kuota, praktis selesai. Sementara yang terkait kuota berupa asumsi dengan mempertimbangkan protokol kesehatan dan ketersediaan waktu persiapan.

Kualitas Indonesia dalam penyelenggaraan ibadah haji memang tak perlu diragukan lagi. Sejumlah negara bahkan pernah belajar langsung mengelola perhelatan internasional ini.

Tapi, pandemi Covid-19 membuat situasi dan kondisi berbeda dari normal. Sejumlah skenario yang disiapkan masih dalam tataran asumsi hasil analisis situasi. Belum dibuktikan secara empirik di lapangan. Akankah berhasil dilaksanakan?

Meski demikian, pada akhirnya seberapa pun besarnya kesiapan Indonesia dalam penyelenggaraan haji, tetap terbatasi oleh waktu. Ada satu titik waktu tertentu yang memaksa untuk mengambil sikap.

Menunggu Kepastian

Bagi Indonesia, tahun 2021 bisa menjadi tahun terberat dalam penyelenggaraan haji. Betapa tidak. Banyak faktor menjadi tantangan terutama bahkan pada fase persiapan.

Kepastian pemerintah Saudi, perkembangan pandemi Covid-19, panjangnya antrean jemaah, vaksinasi, adalah sederet tantangan yang mesti dihadapi. Sementara fase pelaksanaan belum tergambar secara utuh, terutama dalam penerapan penanganan Covid-19.

Sekalipun semua persiapan sudah dilakukan secara baik, setidaknya masih ada tiga faktor kunci menjadi penanda bisa atau tidaknya Indonesia berangkatkan jemaah haji ke Tanah Suci.

Pertama, kepastian kuota. Sekali lagi kuota jadi kunci pertama penyelenggaraan ibadah haji. Tanpa kuota artinya tidak ada jemaah yang bisa diberangkatkan.

Kedua, kepastian sertifikasi vaksin Sinovac. Ini masih pekerjaan besar. Vaksin Covid-19 jenis ini digunakan untuk masyarakat Indonesia. Namun saat ini belum mendapat sertifikat dari Badan Kesehatan Dunia.

Pemerintah Saudi memang tidak secara spesifik menyebut vaksin Sinovac tidak berlaku. Namun Saudi hanya menerima vaksin yang sudah tersertifikasi oleh Badan Kesehatan Dunia.

Ketiga, kepastian akses penerbangan internasional ke Saudi. Rencananya tanggal 17 Mei mendatang Saudi akan membuka penerbangan internasional. Namun Indonesia masih termasuk negara yang dilarang masuk ke Saudi.

Jika ini terus berlarut, artinya Indonesia tidak punya kesempatan berangkatkan jemaah haji ke Tanah Suci.

***

Semoga jemaah haji Indonesia tetap bersabar menyikapi perkembangan berikutnya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun