Tertarik jadi PNS? Iya Pegawai Negeri Sipil. Tahun 2019 ini Pejuang NIP kembali berkesempatan jadi pegawai plat merah. Jutaan orang, veteran, fresh graduate, bersiap mengadu nasib ramaikan bursa kerja terbesar seantero negeri.
Pemerintah kembali membuka seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Bertepatan peringatan hari Sumpah Pemuda kemarin, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi keluarkan pengumuman alokasi formasi CPNS.
Berbeda dengan tahun 2018 sebelumnya. Tahun 2019 ini, pemerintah menyiapkan 37,425 formasi untuk instansi pusat dan 114,861 formasi untuk pemerintah daerah.
Dari lampiran pengumuman itu, tecatat Kementerian Agama menempati sebagai kementerian dengan formasi terbanyak 5.815. Disusul Kementerian Hukum dan HAM 4,598. Sementara formasi terkecil Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Riset dan Teknologi, masing masing 11 formasi.
Untuk pemerintah daerah, DKI Jakarta masih tertinggi 3.958 dan terendah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, 18 formasi.
Meski belum ada kepastian, beberapa bulan sebelumnya banyak spekulasi informasi bermunculan. Maklum saja, animo masyarakat menjadi pegawai plat merah saat ini bisa dibilang tinggi.
Kemenpan RB menyebut, lima hari semenjak dibuka, lebih dari 2,3 juta orang membuat akun pelamar. Jumlah ini dipastikan melonjak hingga penutupan 29 November mendatang.
Tentu seribu satu alasan mereka mengadu nasib, rebutkan kursi CPNS. Ada anggapan menjadi PNS, hidup lebih terjamin. Bisa jalan-jalan, dibayar negara. Kerja lebih ringan, resiko pun rendah.
Tapi tunggu dulu, nasib menjadi PNS tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dari sisi tertentu memang nampak menarik, dengan segala "kenyamanan" yang diterima. Namun sisi lain, PNS sebagai abdi negara sekaligus abdi masyarakat, punya tanggung jawab besar. Mengawal jalannya pemerintahan.
Menjadi PNS artinya menjadi perangkat pemerintah. PNS adalah pelayan publik. Mereka dibayar dengan pajak rakyat untuk menjalankan sejumlah program dan kegiatan mensejahterakan rakyat.