Kasus jemaah tersesat banyak ditemui diawal kedatangan jemaah, baik di Madinah maupun Mekah. Secara teori, wajar saja mereka baru datang di suatu daerah baru dan langsung melakukan aktivitas luar ruangan dengan keramaian diantara ribuan manusia.
Pengalaman penulis sebagai petugas haji di Mekah dan Madinah, banyak faktor penyebab jemaah kehilangan arah jalan pulang. Namun paling banyak terjadi karena terlepas dari rombongan. Jemaah berjalan sendiri tanpa ada seseorang dikenal disekitarnya ditambah minimnya orientasi lapangan dan kendala bahasa untuk bertanya.
Profil jemaah haji Indonesia lebih dari 95 persen belum pernah berhaji. Sebagian besar berpendidikan tidak sampai sekolah menengah atas, dan didominasi usia diatas lima puluh tahun.
Kondisi profil jemaah yang demikian itu telah diantisipasi petugas dengan selalu memberikan sosialisasi semenjak dari Tanah Air. Namun di lapangan tetap saja kasus jemaah tersesat selalu ditemukan. Berikut beberapa tips bagi jemaah haji untuk menghindari lupa jalan pulang atau tersesat di jalan.
1. Kenali Lingkungan
Ketika jemaah haji tiba di hotel, sejenak kenali lingkungan sekitar hotel. Mulai dari lobi, warna dominan, bentuk bangunan dan tanda disekitarnya. Kemudian berjalanlah sedikit menjauh dari hotel, pandang sekeliling, sekali lagi kenali hotel dari bentuk, warna dan tanda khusus.
Ketika jemaah menerima tanda pengenal dari hotel, sebisa mungkin hafalkan namanya, wilayah hotel berada atau nama jalan. Itu jika memungkinkan. Jika tidak cukup nama hotel.Â
Saat di Madinah, berjalan ke Masjid Nabawi, sesekali nengok ke belakang untuk mengenali jalan pulang. Kenali tanda sekitar kiri dan kanan sepanjang jalan berangkat. Begitu pula saat di Mekah menuju Masjidil Haram.
2. Selalu Berkelompok
Dalam berbagai aktivitas luar kamar hotel, hindari sendirian. Buatlah kelompok kecil, 4 sampai 5 orang. Dalam kelompok itu harus ada orang yang dianggap mampu membawa dan memantau jemaah dalam beraktivitas. Jangan pernah biarkan jemaah lansia beraktivitas tanpa pendamping.Â
3. Lapor Ketua Regu