Entah siapa yang membuat, tapi jelasnya isu hoax ini bukannya menenteramkan malah sempat meresahkan sebagian masyarakat Indonesia. Hal tersebut bisa dipahami sebagai sebuah harapan percepatan penyelesaian soal panjangnya masa antrian. Terlebih makin hari, broadcast tersebut makin panjang dilengkapi dengan informasi nomor porsi dari provinsi Jawa Timur.
Namun hal itu telah diluruskan Pemerintah agar tidak bergulir terus meresahkan masyarakat, melalui berita berikut
Kuota Malaysia dan Masa Tunggu
Salah seorang petugas haji Malaysia yang ditemui mengatakan bahwa disana mempunyai masalah dengan kuota, bahkan lebih serius dibandingkan Indonesia. Saat ini kuota hanya 23 ribu sementara orang yang mendaftar mencapai lebih dari satu juta orang. Artinya masa tunggu lebih dari 45 tahun. Bahkan ada data yang mengatakan sekitar 65 tahun.
Dari informasi yang dikumpulkan, bahwa ongkos naik haji di Malaysia  beragam dari 9.000 hingga 250.000 ringgit. Bagi yang belum pernah berhaji, dikenakan biaya sebesar 9.000 ringgit. Sementara bagi yang sudah berhaji sekali dikenakan 18.000 ringgit. Begitu seterusnya, dengan semakin banyaknya pengalaman berhaji, ongkos bertambah mahal.
Diluar itu, pendaftar juga diberikan kesempatan memilih paket berhaji sesuai dengan fasilitas yang akan diperoleh. Ya mirip haji khusus di Indonesia. Harga dimulai dari 50.000 hingga 250.000 ringgit. Menurut mereka harga paling tinggi memiliki kualitas first class untuk segala layanan.
Bercermin Tata Kelola
Tata kelola penyelenggaraan haji Indonesia tidak lebih baik dari Malaysia? Tunggu dulu! Menyelenggarakan haji 155 ribu orang sama sekali tidak sama dengan 23 ribu orang. Itu saja sudah bisa menjadi tolak ukur bahwa mekanisme penyelenggaraan haji kedua negara tersebut tidak bisa dibandingkan 'apple to apple'.
Salah satu kunci sukses penyelenggaraan haji ada keberadaan petugas. Selain kualitas juga kuantitas. Dari segi kuantitas, 3.250 petugas haji Indonesia melayani 155.000 jemaah, jadi 1 orang melayani 48 orang. Sementara petugas haji Malaysia 600 orang untuk melayani 23.000, satu orang petugas berbanding 38 orang jemaah.
Dalam beberapa kali kesempatan panitia haji Malaysia melakukan studi banding ke panitia haji Indonesia. Tahun terakhir ini, mereka meniru konsep Safari Wukuf yang sudah lama diterapkan Indonesia.