Mohon tunggu...
rosid tamami
rosid tamami Mohon Tunggu... -

Mengabdi dan mencerahkan sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyemai Asa dari Trebasala

9 Mei 2015   09:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:14 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu sebuah truk besar berwarna hijau gelap mirip dengan warna truk militer dengan tulisan besar LONSUM berjalan pelan diantara jalanan berbatu. Nampak dikanan-kiri jalan pemandangan indah pohon karet yang berjajar teratur, jauh dibelakang rindangnya pohon karet nampak perbukitan yang hijau sungguh menyejukkan mata yang memandang. Truk hijau itu terus berjalan meninggalkan kepulan asap dibelakangnya, diatas truk nampak senyum lebar dan suara canda tawa anak-anak berseragam putih biru, nampak wajah-wajah mereka memancarkan semangat dan harapan yang luar biasa.
Setiap jam lima pagi truk besar itu sudah menunggu anak-anak disuatu afdeling yang bernama trebasala. Dengan penuh semangat mereka berebut untuk naik keatas truk, ya mereka sangat bersemangat untuk menuju kekota kecamatan yang berjarak lebih kurang lima belas kilo meter untuk bersekolah menyusuri jalan berbatu ditengah perkebunan karet dan kakao.
Tepat pukul 06.00 truk besar itu berhenti dipinggir jalan besar, satu-persatu wajah-wajah ceria itu turun dari atas truk, masih dengan canda tawa dan gurauan kecil mereka berjalan cepat menuju gerbang sekolah. Pagi itu aku sudah bersiap didepan pintu gerbang dengan penuh semangat kusambut mereka dan kusalami satu persatu, aku tidak ingin mengecewakan semangat dan harapan mereka.
Banyak sekali murid-murid disekolahku yang berasal dari afdeling trebasala dan sekitarnya. Afdeling trebasala, hampir tidak ada jaringan seluler sehingga untuk berkomunikasi dengan telpon sangat sulit, apalagi memanfaatkan internet. Kendala dan hambatan teknologi tidak boleh membuat mereka gagap teknologi.
Sarana prasarana sekolah kami juga jauh dari memadai, laboratorium komputer juga belum memadai, tapi itu tidak menyurutkan niatku untuk mengenalkan teknologi (ICT) untuk pembelajaran, agar tumbuh semangat mereka untuk menjadi lebih baik. Dengan jaringan internet yang seadanya laptopku sendiri dan sebuah projektor , kuajak mereka belajar memanfaatkan ICT meskipun tidak mungkin kulakukan setiap hari, kukenalkan mereka dengan etraining menggunakan edmodo dan memanfaatkan facebook group untuk berkomunikasi.
Dengan keterbatasan sarana, sosial ekonomi dan geografis sesungguhnya mereka adalah anak-anak yang luarbiasa. Semangat pantang menyerah untuk mengatasi keterbatasan merupakan modal luar biasa menuju seukses... selamat belajar dan berjuang anak-anakku ...pemimpin-pemimpin indonesia masa depan.

Glenmore, 8 mei 2015

Catatan
1. Lonsum : London sumatera (nama perusahaan perkebunan)
2. Afdeling : Pemukiman penduduk ditengah perkebunan
3. Trebasala : Nama sebuah afdeling di perkebunan glenmore

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun