Mohon tunggu...
Rita Rosiana
Rita Rosiana Mohon Tunggu... pegawai negeri -

lebih suka naik gunung dan menulis catatan perjalanan dibanding menulis jurnal...he he

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyusuri Goa Surowono Kediri, Seru!

18 Oktober 2015   12:21 Diperbarui: 18 Oktober 2015   19:09 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konstruksi Goa Surowono hanya selebar tubuh orang dewasa, dengan tinggi yang semakin rendah, membuat kami hanya bisa berjalan beriringan satu persatu sembari menjaga jarak satu sama lain agar tidak ada yang tertinggal. Gua surowono ini memiliki 5 lorong utama dengan banyak percabangan di dalamnya. Sehingga keberadaan pemandu mutlak diperlukan.

[caption caption="Goa Surowono"]

[/caption]

Masing-masing lorong gua memerlukan gaya berbeda saat kita menyusurinya. Lorong pertama dapat disusuri dengan berjalan normal, berdiri tegak karena langit-langit gua masih cukup tinggi. Lorong kedua memiliki langit-langit yang lebih rendah sehingga harus merunduk saat melaluinya.

Memasuki lorong ketiga konstrusi Goa kian sempit dan rendah, pengunjung harus melalui sembari jongkok di dalam air yang mencapai dada orang dewasa. Petualangan semakin seru saat memasuki lorong ke empat, dimana langit-langit yang semakin sempit dan rendah memaksa kita merangkak untuk melalui lorong ini.

[caption caption="merunduk dan berjongkok"]

[/caption]

Karena pertimbangan keamanan, meskipun Goa Surowono ini memiliki lima lorong, namun hanya empat lorong saja yang bisa dilalui, sementara lorong kelima ditutup. Hal itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada pengunjung.

[caption caption="akhir petualangan, bersiap keluar Goa"]

[/caption]

Sekira lima belas menit menikmati keseruan menyusuri Goa, petualangan berakhir setelah melalui lorong keempat. Dengan badan basah kuyup, kita menaiki anak tangga untuk keluar Goa, setelah berada di atas, kita memutar kembali ke tempat semula yaitu pintu masuk gua untuk mengambil barang-barang yang dititipkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun