Idealnya seorang mahasiswa untuk bisa lulus mendapatkan gelar strata 1 membutuhkan waktu empat tahun. Namun pada kenyataannya ya ada saja mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan pendidikan S1 dalam waktu empat tahun. Apa sebabnya? Ya banyak... entah karena dari masalah ekonomi, psikologis, moral prokastinator, dan sebagainya.Â
Yang jelas saya sebagai mahasiswa tingkat akhir ya merasakan betul betapa peliknya dinamika perkuilahan tingkat akhir. Rasanya seluruh masalah dari berbagai penjuru datang tiba-tiba tanpa kita minta. Masalah keluarga lah, masalah pasangan lah, masalah teman satu kosan lah, dan masalah perkuliahan. Ya begitulah, pelik.
Tapi betapa pun peliknya masalah yang menimpa para mahasiswa tingkat akhir, yang terpenting jangan lari. Jangan pernah lari dari masalah karena hanya akan membuat masalah semakin bertambah. Anggaplah masalah sebagai pelatihan untuk mendewasakan diri. Anggalah masalah adalah anugerah.
Perih? Sulit? Ya memang begitulah proses keluar dari masalah. Tapi percayalah, masalah-masalah yang datang ke kehidupan kita merupakan proses membentuk pendewasaan diri.
Tidak perlu cemas. Jangan khawatir, dibalik semua kesulitan ini pasti ada kemudahan. Dan jangan lupa kita masih punya Tuhan. Libatkanlah Tuhan dalam setiap proses perjuangan kita. Insyaallah semua akan terasa ringan.Â
Niatkan semua perjuangan untuk lulus S1 ini adalah ibadah agar kita bisa bersungguh-sungguh menjalani setiap prosesnya. Lulus tepat waktu atau tidak tepat waktu itu urusan nanti.. Yang penting nikmati saja prosesnya. Toh semua akan lulus di waktu yang tepat. Jangan berkecil hati jika tidak mampu lulus tepat waktu.
Seperti saya... Loh kok curcol? Gapapa lah yaa.. Baiklah. Saya ingin bercerita sedikir. Awalnya saya tidak menerima kenyataan bahwa saya tidak akan lulus tepat waktu bersama teman-teman seangkatan. Tapi apa daya? Ada sebab yang membuat saya tidak lulus tepat waktu. Saya memiliki penyakit yang harus segera ditangani.Â
Sedih memang melihat teman-teman sepermainan sudah berhasil menyelesaikan kewajiban studinya. Tapi ya sudahlah, setiap orang memiliki proses yang berbeda dan dinamika masalah yang berbeda. Buat apa berkecil hati? Lebih baik merencanakan kembali.
Ya, tulisan ini sebutulnya hanya curahan hati seorang mahasiswa tingkat akhir yang tidak lulus tepat waktu. Di dalam tulisan ini saya hanya ingin mengutarakan segala isi pikiran saya agar beban di pikiran saya setidaknya berkurang.
Apa yang ingin saya sampaikan? Ya tentang stigma lulus tepat waktu. Mana yang lebih baik? Lulus tepat waktu atau lulus di waktu yang tepat?
Awalnya saya memiliki keyakinan bahwa ya seorang mahasiswa yang tidak bisa lulus tepat waktu itu berarti dia bermasalah. Dia buruk. Dia pemalas. Begitulah penilaian saya terhadap mahasiswa yang tidak lulus tepat waktu.Â
Eh tapiiiii ternyata kenyataannya saya yang gak lulus tepat waktu. Kok malah jadi boomerang begini ya? Haha. Tak apalah. Justru dari pengalaman ini saya banyak mendapat hikmah.
Yap baiklah... menjawab pertanyaan yang saya lontarkan sebelumnya. Mana yang lebih baik? Lulus tepat waktu atau lulus di waktu yang tepat?
Kalau menurut saya pribadi ya lulus di waktu yang tepat lebih utama. Karena setiap mahasiswa memiliki kondisi yang berbeda. Penyebab seorang mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan studi S1 ya tidak selalu karena dia malas atau memiliki moral suka menunda-nunda.Â
Tapi banyak hal. Bisa karena memiliki penyakit gangguan mental (deperesi, bipolar, gangguan kecemasan, dan lain-lain). Bisa juga karena terkena penyakit fisik yang berat mungkin.
Yang terpenting memaksakan diri untuk lulus tepat waktu tanpa mengukur kapasitas diri kita hanya akan membuat diri kita hancur. TErlebih jika tidak bisa menerima kenyataan bahwa diri kita memiliki kekurangan. Ah itu hanya akan merusak diri kita.
Memang bagaimana pun yang ideal tetaplah lulus tepat waktu. Tapi lulus di waktu yang tepat itu yang utama.
Untukmu para mahasiswa tingkat akhir, jadikanlah lulus tepat waktu sebagai target saat ini. Tapi ingat, jangan lupa diri. Selalu sadari kondisi diri, jangan memaksakan diri hingga membuat dirimu hancur.
Salam mahasiwa, salam sehat jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H