Mohon tunggu...
Rosiana
Rosiana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

A reluctant learner.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Suka Duka Menjadi "Buruh Kimia"

22 Februari 2019   13:42 Diperbarui: 24 Februari 2019   15:38 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini adalah pose fake smile ketika saya jadi 'buruh kimia'

Namun, celakanya saat itu sebelum membuat laporan, kami tidak mendapatkan pengetahuan bagaimana membuat laporan praktikum yang baik dari guru yang bersangkutan. 

Kami hanya diberi tahu prosedurnya saja. Sudah. Sisanya kami yang harus mandiri melihat --lebih tepatnya mencontek-- laporan kakak kelas.

Ya bayangkan saja anak usia 15 tahun yang baru lulus SMP sudah diberikan beban membuat laporan praktikum macam anak strata satu. Duh... pikiran kita saja belum matang. Bagaimana bisa membuat laporan praktikum yang ideal?

Akhirnya yang ada ya kita nih hanya bisa copy-paste. Gak jarang dasar teori yang digunakan persis sama yang ada di laporan kakak kelas.

Ya, bodohnya kita mengerjakan sesuatu yang belum benar-benar kita pahami. Alhasil ya begitu, tekstual. Di sini yang saya cukup sesali dan kecewa karena telah memilih masuk ke sekolah itu.

Saya yang dari sejak SD diajari untuk kritis, berkreasi bebas, tidak berhenti menemukan inovasi tiba-tiba harus terpaku dengan standar yang baku! Ah jujur itu sangat menyiksa! Itu yang membuat saya benci dunia eksakta.

Tapi saya tetap bertahan, karena bagaimanapun saya yang memilih sekolah itu. Orangtua juga sudah keluar uang banyak, masa saya menyerah begitu saja? Kapan saya bisa dewasa kalau saya menyerah hanya karena ego sendiri.

Jadi saya memilih bertahan, mencoba menyesuaikan diri dengan dunia eksakta. Mencoba mencari kesenangan di dunia kimia. Perlahan saya menemukan satu hal yang membuat saya menyukai dunia kimia. Apa itu? Ketika saya mempelajari unsur-unsur kimia, saya menyadari bahwa setiap unsur itu memiliki fungsi dan karakteristik masing-masing.

Ketika unsur A bertemu unsur B iya bisa jadi berwarna merah. Tapi ketika unsur A bertemu unsur X ia menjadi berwarna hijau. Menarik! Pikiran saya saat itu langsung menghubungkan dengan sifat manusia. 

Manusia pasti akan berusaha menyesuaikan dirinya dengan orang-orang yang ditemuinya agar bisa diterima. Mereka bertemu untuk saling melengkapi kekurangan. Untuk saling memenuhi kebutuhan hingga akhirnya tercipta jiwa manusia yang baru. Haha, ya begitulah mungkin ini agak sedikit maksa yaa. Tapi tak apalah, toh cara kita memaknai suatu realitas terkadang berbeda bukan?

Ya, reaksi-reaksi kimia yang aku pelajari membuat saya tidak bisa berhenti bertanya dan terus tahu! Tapi lagi dan lagi, manakala saya mencoba mempertanyakan segala hal yang mungkin bagi saya penting tapi bagi guru-guru di sana kurang penting pasti ending-nya berakhir tidak bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun