Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gaya hidup sehat terus meningkat. Salah satu aspek yang menjadi perhatian adalah asupan makanan bergizi yang tidak hanya memberikan energi, namun dapat  berkontribusi pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan. Pangan fungsional menjadi solusi inovatif di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat. Permen, salah satu jenis pangan konfeksioneri, menawarkan peluang besar sebagai media pembawa nutrisi. Dengan kata lain, pengembangan permen berbasis bahan alami seperti wortel, lemon, gula aren, dan madu trigona mampu meningkatkan nilai gizi tanpa mengurangi daya tarik konsumen.
Mengacu pada penelitian Pratiwi et al., (2019) menunjukkan bahwa wortel, kaya akan beta-karoten, dan lemon, sumber vitamin C yang kuat, dapat dikombinasikan dalam pembuatan permen keras. Hasilnya adalah produk dengan karakteristik organoleptik yang baik dan kandungan nutrisi tinggi, seperti kadar beta-karoten 0,675% dan vitamin C 0,835%. Penelitian lainnya oleh Pawestri et al., (2024) menyatakan manfaat gula aren dan madu trigona sebagai alternatif pengganti gula tebu dalam permen keras. Produk ini memiliki kadar gula reduksi 10,51-11,63% dan kadar air rendah (0,19-0,24%), sesuai dengan standar SNI 3547:2008. Gula aren yang kaya akan antioksidan dan madu trigona dengan kandungan vitamin serta mineralnya menjadikan permen ini tidak hanya lezat, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan.
Mandei, (2014) menyatakan pentingnya menjaga keseimbangan antara sukrosa, glukosa, dan gula invert untuk menghindari masalah kelengketan dan kristalisasi pada permen keras. Penambahan bahan dengan kadar gula reduksi yang tinggi, seperti madu atau sari buah, memerlukan pengontrolan suhu dan pH yang ketat agar kualitas akhir tetap optimal. Pengembangan permen keras berbasis bahan alami merupakan langkah strategis dalam mendukung tren pangan fungsional. Kombinasi wortel, lemon, gula aren, dan madu trigona tidak hanya memberikan manfaat kesehatan tetapi juga memenuhi preferensi konsumen modern yang mengutamakan produk lebih sehat. Keberhasilan inovasi ini bergantung pada penerapan teknologi pengolahan yang tepat dan formulasi yang seimbang.
Namun, tidak dapat dipungkirin permen tetaplah makanan manis yang mengandung banyak gula, sehingga jika mengonsumsi secara berlebih dapat berisiko terhadap kesehatan, seperti meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, serta masalah kesehatan gigi seperti karies dan erosi enamel (Hartono et al., 2022). Asupan gula berlebih dalam jangka panjang juga dikaitkan dengan gangguan metabolisme, peradangan kronis, dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, pengembangan permen fungsional harus mempertimbangkan strategi inovatif untuk mengurangi kandungan gula tanpa mengorbankan cita rasa yang telah menjadi daya tarik utama permen tersebut (Sartika et al., 2023).
Selain itu, edukasi konsumen tentang pilihan camilan sehat menjadi langkah penting agar permen fungsional dapat diterima luas. Dengan tren gaya hidup sehat, industri pangan memiliki peluang besar untuk menghadirkan inovasi yang menyehatkan tanpa mengurangi kenikmatan.
Referensi:
Hartono, P. A., Elaine Purwanto, D., Mahardika, A., Widhi Hapsari, M., Anggraeni, N., Rizkaprilisa, W. and Damar Bayu Murti, P. (2022) Permen Jelly Dengan Penambahan Ikan Cakalang Guna Mengatasi Stunting: Sebuah Tinjauan Pustaka, Science Technology and Management Journal, 2 (2), pp. 182–192.
Mandei, H. J. (2014) Komposisi Beberapa Senyawa Gula Dalam Pembuatan Permen Keras Dari Buah Pala, Jurnal Penelitian Teknologi Industri, 6 (Juni), pp. 1–10.
Pawestri, S., Fajar Perdhana, F., Raj Fuadi, M., Antesty, S. and Saputra, O. (2024) Karakteristik Fisikokimiawi dan Sensori Hard Candy Gula Aren dan Madu Trigona, Jurnal Kolaboratif Sains, 7 (9), pp. 3573–3584.
Pratiwi, F., Kusumaningrum, I. and Amalia, L. (2019) Karakteristik Permen Keras (Hard Candy) Wortel dan Lemon The Characteristics of Carrot and Lemon Hard Candy, Jurnal Agroindustri Halal, 5 (2), pp. 229–237.
Sartika, D. M., Mahendika, D., Setianto, R., Azizah, F. and Dewi, B. A. (2023) Hubungan konsumsi gula dan konsumsi garam dengan kejadian diabetes mellitus, Holistik Jurnal Kesehatan, 17 (5), pp. 388–394.