Mohon tunggu...
Rosiana Cyntia Abdul
Rosiana Cyntia Abdul Mohon Tunggu... Guru - Guru

I am a teacher

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Intoleransi Laktosa pada Kelainan Metabolisme

30 Oktober 2024   19:44 Diperbarui: 31 Oktober 2024   00:35 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tes Toleransi Laktosa ini termasuk tes yang metodenya sangat mudah. Jika dalam Tes Toleransi Laktosa ini ternyata hasilnya positif, walaupun gejala klinisnya hanya sakit perut, kembung, mual, dan flatus berlebihan, maka bisa dikatakan dengan positif intoleransi laktosa.


Dalam keadaan fisiologis, jika tidak terjadi peningkatan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi laktosa, maka mengalami positif intoleransi laktosa karena dalam mengabsorpsi pembuluh darah terjadinya kegagalan dalam pengubahan enzim laktase menjadi laktosa yang mana glukosa dan galaktosanya diabsorpsi. Sehingga terhambatnya gangguan pencernaan melalui proses fisiologis ini.

3. Tes Gen LCT C>T-13910

Cara dalam pemeriksaan Tes Gen Lactase-phlorizin hydrolase (LCT) yaitu menggunakan sampel tes DNA di seluruh subyek  dengan sampel darah vena perifer. Selanjutnya ketahap isolasi DNA sebagai pemeriksaan darah Dneasy dan sebagai kit jaringan.

Sekitar 20 kb ukuran gen LCT yang berlokasi pada kromosom. Hipolaktase yang dihubungkan terhadap variasi alel polimorfisme LCT C>T-13910 yang teridentifikasi, pada posisi LCT C>T-13910 terjadi polimorfisme pada penderita intoleransi laktosa dengan tanda gen abnormal  C/C-13910 karena Oct-1 faktor transkripsi mempunyai daya ikat yang lemah sehingga memengaruhi sekresi enzim laktosa. Sedangkan untuk tanda Gen T/T-13910 merupakan usus halus yang normal.

Bagaimana Cara Mengatasi Kasus Intoleransi Laktosa?

Kasus intoleransi laktosa dapat diatasi dengan adanya perubahan pola makan. Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung laktosa merupakan metode dalam menghilangkan gejala intoleransi laktosa. Tetapi, semuanya tergantung dari kemampuan tiap individu dalam mentoleransi laktosa, seperti anak-anak dan orang dewasa yang memiliki intoleransi laktosa, tak perlu menghindari sepenuhnya makanan yang mengandung laktosa. Namun, untuk bayi yang lahir dan menderita intoleransi laktosa, sebaiknya tidak diberi makanan yang mengandung laktosa.

Setiap individu memiliki tingkat toleransi laktosa yang berbeda. Pada umumnya, konsumsi laktosa  sekitar 4-12 gram atau 100-240 ml susu tidak menimbulkan gejala intoleransi laktosa yang parah.  Biasanya jika mengonsumsi laktosa sekitar 12 gram atau 240 ml susu hanya berdampak sakit perut, diare, dan kembung saja. Produk susu dengan bentuk padat atau yang sudah dikembangkan dengan bakteri seperti yogurt dan keju dapat ditoleransi dengan baik bagi pemilik intoleransi laktosa. Hal ini karena kadar laktosa pada produk susu dengan bentuk padat akan mengalami pengosongan lambung lebih lambat pada produk ini.

Produk yang mengandung laktosa dan kaya akan kalsium, contohnya yaitu susu dan produk susu. Namun, bagi pemilik intoleransi laktosa yang membatasi konsumsi susu dan produknya mudah terjadi defisiensi kalsium. Jika terjadi defisiensi kalsium, maka akan mengakibatkan terganggunya mineralisasi dan pertumbuhan tulang, terlebih lagi pada anak-anak yang membutuhkan peran kalsium. Bagi pemilik intoleransi laktosa yang membatasi konsumsi susu dan produknya, sangat memerlukan penambahan kalsium, tetapi cukup rawan mengalami osteoporosis yang disebabkan oleh defisiensi kalsium bagi orang dewasa.

Untuk mengurangi gejala intoleransi laktosa, salah satu metodenya ialah dengan membatasi konsumsi susu dan produk susu lainnya sampai teratasi kelainan utamanya. Istilahnya ialah diet bebas laktosa bagi pemilik intoleransi laktosa. Pemilik intoleransi laktosa dituntut untuk tidak mengonsumsi makanan yang mengandung laktosa, terlebih lagi pada anak yang disarankan untuk mengonsumsi susu yang memiliki kandungan rendah laktosa, seperti susu kedelai. Sebagai pengganti susu yang mengandung tinggi laktosa, susu kedelai menjadi salah satu alternatif sebagai susu pengganti rendah laktosa. Susu kedelai bisa dikatakan sebagai susu yang tidak mengandung laktosa, mengandung tepung rantai pendek (sukrosa) sebagai sumber gulanya.

Oleh karena itu, pemilik intoleransi laktosa sangat cocok untuk mengonsumsi susu ini. Di dalam tubuh pemilik intoleransi laktosa tidak memiliki enzim laktase, akibatnya makanan yang berlemak tidak dapat mencerna dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun